Malam semakin larut, namun mata Abella belum juga terpejam. Waktu menunjukkan pukul 23.23. dan entah kenapa kepala Abella di penuhi oleh pikiran-pikiran random yang tidak berfaedah sama sekali. Setiap malam Abella selalu overthinking dan memikirkan hal-hal yang hanya akan membuat mentalnya down saja.
Hal ini bisa di bilang sangat tidak berfaedah sekali. overthinking adalah dampak dari Abella yang tidak bisa menceritakan masalahnya kepada siapapun. Sebenarnya Abella bukanlah termasuk orang yang introvert. Hanya saja Ia tidak bisa bercerita atau berbagai keluh kesahnya kepada siapapun. Maka dari itu ia selalu memikirkan dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
Dan di malam itu ia baru teringat bahwa ada sesuatu di dalam tasnya yang belum sempat ia ambil dari sesudah ia menyelesaikan lomba pada waktu itu.
Setelah mengingat itu, Abella langsung beranjak dari kasur nya. Ia bergegas mencari tas yang ia bawa pada saat perlombaan itu. Dan setelah menemukan tasnya, ia langsung mencari benda yang ia cari sejak tadi." Nah ini dia. Untung aja ketemu. Kalau tidak ketemu bisa menangis kali aku ya." Ucap Abella sembari tersenyum dan memandang sebuah karu nama yang Dhani berikan padanya waktu itu.
Siapapun tolong bantu jelasin. Kenapa Abella bisa menjadi mendadak panas dingin saat memegang kartu nama itu. Saat melihat nama yang tertera pada kartu itu jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Tangannya terasa dingin saat memegang kartu itu.
Tanpa pikir panjang Abella langsung mengambil hpnya yang ada di atas meja. Kemudian ia segera menyimpan nomor telepon Dhani di hpnya. Setelah nomernya tersimpan ia membuka aplikasi WhatsApp nya. Alih-alih Abella mengechat nya terlebih dahulu, ia justru langsung menelfon nya secara langsung.
Tidak perlu menunggu lama, telefon Abella langsung di jawab oleh Dhani. Entahlah kali ini Abella hanya merasakan tangannya bergetar. Dan lidahnya sedikit kaku untuk memulai pembicaraan. Ia hanya menggigit ujung kukunya untuk menghilangkan sedikit rasa gugupnya.
" Hem, Assalamualaikum.." ucap Abella lirih. Dan ia masih merasakan gugup yang ada di dirinya.
"Hem, waalaikumsalam.." jawab Dhani yang sengaja mengikuti nada Abella memberi salam padanya di sebrang sana. Ia tidak merasakan gugup. Hanya saja ia merasa tangannya yang sedikit terasa dingin setelah mendengar salam dari Abella.
" Benar ini nomer kamu?" Tanya Abella kepada Dhani.
"Kamunya siapa Hem?" Tanya Dhani sedikit menggoda.
"Iya, kamu. Dhani." Ucap Abella dengan nada lirih di akhir katanya. Namun tidak dapat di pungkiri, Abella merasa detak jantung nya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.
" menurut kamu aku siapa?" Jawab Dhani yang malah balik bertanya kepada nya.
" Dhani" jawab Abella dengan menahan senyum di sebrang sana.
" Hem iya, benar kok." Jawab Dhani. Dan tanpa di ketahui oleh keduanya saat ini mereka telah saling tersenyum dengan waktu yang bersamaan.
" Sudah larut, kenapa belum tidur Abella?" Tanya Dhani dan suaranya terdengar lembut di telinga Abella. Kali ini Abella benar-benar gugup saat namanya di sebut oleh Dhani malam itu.
" Hem iya, aku belum bisa tidur." Jawab Abella padanya.
"Kenapa, coba bilang" ucap Dhani kepada Abella.
"Ngga tau hehe" jawab Abella di akhiri dengan kekehanya.
" Hem dasar cah nom" ucap Dhani dengan sedikit tersenyum hangat.
" Oh iya, gimana RTL ( rencana tindak lanjut) lomba kamu setelah ini? " Tanya Abella kepada Dhani.
" Ngga gimana-gimana. Kalau di jadwal aku akan menjalankan lomba tingkat provinsi sekitar dua Minggu lagi. Kalau untuk saat ini aku lagi mempersiapkan untuk lomba itu." Jawab Dhani di seberang sana.
" Semoga kamu bisa mendapatkan juara 1 lagi ya Dhani. Lumayan bisa dapat beasiswa kuliah. Dan kamu bebas milih jurusan dan universitasnya." Ucap Abella sembari tersenyum.
" Iya semoga." Jawab Dhani dengan lirih. Dalam hatinya ia berharap bisa menjadi juara 1 lagi. Ia ingin mendapatkan beasiswa itu untuk masuk ke universitas yang selama ini ia impikan.
" Amin. Pokoknya aku bakalan menyemangati kamu terus Dhani. Tetap semangat ya." Ucap Abella kepada Dhani dengan semangat.
" Iya, makasih ya Abella." Jawab Dhani dengan tersenyum hangat di sebrang sana.
" Iya sama-sama." Jawab Abella yang terdengar lembut di telinga Dhani.
Malam semakin larut. Hawa Dingin semakin terasa di tubuh mereka. Namun pembicaraan antara Dhani dan Abella malam ini semakin terasa menghangat. Keduanya baru bertemu dua kali dengan waktu yang singkat. Namun entah mengapa pembicaraan mereka langsung menyambung satu dengan yang lain.
Perlahan luka Abella terhadap Gio mantannya mulai menghilang. Abella perlahan bisa melupakan luka yang Gio berikan padanya. Tidak mudah bagi Abella untuk melupakan semuanya. Sudah sejak lama Abella berusaha untuk melupakan semuanya. Dan sekarang setelah 2 tahun ia berusaha barulah kini ia mulai bisa perlahan melepas semua luka-luka yang ia pendam selama ini.
~cekrek...
Kedua mata Abella tertuju pada sosok kak Akhyar yang sedang berdiri di ambang pintu. Dapat di lihat mata kak Akhyar yang menyipit dan menatap tajam Abella dari depan pintu kamarnya. Di lihat dari tatapan mata kak Akhyar yang setajam Elang, Abella sudah menduga setelah ini ia pasti akan di interogasi oleh kakaknya itu. Sebelum kakaknya mengeluarkan kata-kata Abella lebih dulu mengeluarkan cengir kudanya.
" Hehehe iya kak, stop jangan marah-marah. Habis ini Abella langsung tidur kok." Potong Abella sebelum kak Akhyar mengeluarkan kata-kata mutiaranya untuk mengultinya karena belum tidur dan waktu sudah menunjukkan pukul 01.10 dini hari.
Melihat itu kak Akhyar langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Ia kemudian menyenderkan badannya di pinggir pintu kamar Abella. Kak Akhyar menatap Abella dari kejauhan dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Ia hanya diam dan memandang adik bungsunya itu yang kelihatan sedang menyembunyikan sesuatu.
Perlahan Abella membalikkan layar hpnya. Dapat di lihat telefonya masih tersambung dengan Dhani. Ia segera mengecilkan volume hp nya. Dan kemudian ia matikan layar hpnya itu agar hal ini tidak ketahuan oleh kak Akhyar. Abella melakukannya dengan sembunyi-sembunyi supaya kak Akhyar tidak mengetahuinya.
Abella bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan mukanya dan menggosok giginya. Setelah lama di kamar mandi ia keluar dan sudah tidak di lihat lagi sosok kak Akhyar di ambang pintu. Ia bisa bernafas lega akhirnya kak Akhyar meninggalkan kamarnya juga. Abella mencari handuk untuk mengeringkan wajahnya.
Setelah itu Abella langsung buru-buru bergegas mencari hp nya yang ia sempat sembunyikan di balik bantal. Ia kemudian membuka hp nya dan ternyata sambungan telefonnya dengan Dhani sudah terputus. Abella kemudian membaringkan tubuhnya di atas kasur. Sebelum memejamkan matanya ia sempat tersenyum mengingat hal-hal yang tadi sempat ia bicarakan dengan Dhani.
Sedangkan di kamarnya, kak Akhyar sibuk memikirkan hal-hal yang mengganjal di pikirannya. siapa sebenarnya yang berbicara dengan Abella lewat telefonya tadi?. Kenapa Abella terlihat gugup saat ia memasuki kamarnya?. Apakah ada laki-laki baru yang masuk lagi ke dalam kisah percintaanya?.
" Jika memang benar ada laki-laki yang sedang dekat dengan Abella, aku harus mencari tahu siapa sebenarnya laki-laki itu. Dan Jangan sampai Abella salah memilih seseorang lagi. Aku tidak mau apa yang Gio lakukan kepada Abella terulang kembali. Sungguh aku tidak akan biarkan kamu terluka kembali Abella." Ucap kak Akhyar sebelum ia memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Ketiga Yang Tak Tergapai
RomanceCinta tidak bisa menjamin untuk bisa bersama Sayang tidak bisa menjamin untuk bahagia Dan Setia tidak bisa menjamin untuk selalu ada Mengharapkan Titik ke tiga antara Aku Kamu dan Tuhan adalah takdir. Jika memang di takdirkan untuk selalu bersama l...