15

5 2 0
                                    

Pulang sekolah Abella merasa badannya sangat lemas sekali. Padahal aktifitas di hari ini tidak begitu banyak. Namun entah mengapa ia merasa ada yang tidak beres dengan badannya begitu pun dengan pikirannya. Setiap saat Abella terngiang perkataan Dhani yang mengatakan " Sekitar 3 bulan lagi setelah pengumuman kelulusan dan pelepasan siswa, aku akan berangkat menuju ibu kota untuk melakukan kegiatan pembekalan. Setelah itu aku akan pindah dari kota santri ini."

Perkataan Dhani itu terus teringat di pikiran Abella. Ada rasa tidak rela untuk melepas Dhani pergi dari kota ini.  Dhani dan Abella tidak memiliki hubungan yang jelas. Namun Abella merasa ia sudah jatuh hati kepadanya. Setelah beberapa tahun mengalami trauma percintaan karena ulah mantanya yang terus menyelingkuhinya dan saat ini Abella perlahan mulai merasakan kembali mencintai seseorang.

" Tidur, besok sekolah.
Jangan lupa pulang sekolah
kita ada janji sama Dhani
untuk main ke rumah nya. "
Ucap satria di sebrang sana melalui telepon nya.

" Iya. "

" Besok pulang sekolah
langsung aku jemput
Di depan gebrang sekolah "

" GERBANG!! "

" Tersebut "

" Aku ke rumah Dhani
Masih pakai seragam sekolah gitu? "


"  Terserah "

" Dih apaan tu jawaban terserah "

"  Iya gpp pakai seragam.
Ngga ada yang melarang juga. "

" Iya udah iya.
Aku ngantuk.
Udah dulu ya. "

" Iya .
Jangan lupa salamnya "

" Assalamualaikum "

" Waalaikumusalam "

Setelah itu sambungan telepon di matikan oleh Abella. Jujur Abella merasa belum siap untuk bertemu dengan keluarganya Dhani. Sebenarnya ia takut kalau pertemuan itu terjadi tidak sesuai ekspektasi nya.

" Bisa di tunda ngga sih? " Tanya Abella pada dirinya sendiri. Belum selesai ia menjawab pertanyaanya sendiri tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar sangat keras hingga membuat Abella terkejut.

Tokk tokk tokkk!!

" Astaghfirullahalazim, tumben banget kak Akhyar ngetok pintu sekeras ini. Kenapa sih? Bikin kaget aja deh!.
Huh untung sayang. "

Tokk!! Tokk!!! Tokkk!!!!

Suara ketokan pintu itu terdengar lebih keras lagi dari sebelumnya.

" Iya iya bentarrr. Fiks ini bukan kak Akhyar. " Ucap Abella dengan geram lalu ia beranjak dari tempat tidur dan pergi menuju ke arah pintu.

Ketika ia membuka kan pintu nya ia di suguhkan oleh pemandangan dua bocah tengil si Uki dan si Veni. Dengan tampang seperti tidak mempunyai dosa mereka menunjukkan cengir kudanya kepada Abella.

" Sungguh kalian ingin aku lempar ke selat Malaka " ucap Abella sambil berbalik badan dan berjalan kembali ke arah kasur.

" Selat Malaka? Di ujung Sumatra dong?  Ngga mau lah. Nanti kita di sana jauh dari orang tua.  Iya kan Ki kita ngga mau " ucap Veni sambil mengikuti langkah Abella ke arah kasur. Sementara Uki berjalan ke arah sofa yang ada di sebelah kasur Abella.

Titik Ketiga Yang Tak Tergapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang