18

7 2 0
                                    

Malam ini di atas kasur Abella mencoba memejamkan matanya. Ia berharap bisa tidur lebih awal di malam ini. Namun usahanya tampak tak ada hasil. Sampai berjam-jam ia mencoba menidurkan matanya tetapi ia belum juga berhasil.

Abella merasa tak enak hati saat ia pulang dari rumah Dhani tadi. Ia merasa minder dengan penampilannya. Semua Keluarga Dhani berpenampilan tertutup, sedangkan penampilan Abella berbanding terbalik dengan mereka.

Argh andai saja waktu dapat di ulang. Abella tidak akan menerima ajakan Dhani untuk datang ke rumah nya. Ia sedikit menyesali kedatangannya ke rumah Dhani.

"Pasti sekarang keluarga Dhani sudah ilfil sama aku"

Abella dengan cepat meraup wajah nya sendiri dengan kedua telapak tangannya.

" Arghh Abella kamu bodoh, bodoh, bodohh argh aku malu " ucap Abella frustasi dengan mengacak-acak rambutnya sendiri.

" Aku harus gimana?" 

Setelah mengucapkan kalimat terakhir nya, Abella diam sejenak dan ia terus memijit pelipisnya sendiri.

Perlahan ia beranjak dari tempat tidur nya. Di lihatnya bintang-bintang yang bergemelap di langit sana. Di depan jendela ia hirup udara malam yang terasa dingin sembari melihat kemerlapnya bintang malam ini.

Terdengar suara panggilan telefon dari hp nya yang berada di atas naskah. Abella lantas tersadar dari lamunannya. Ia beranjak pergi mengambil benda pipih itu.

" Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam "

" Gimana? "

" Apanya? "

" Hem itu "

" To the point! "

" Iya, ehem itu tadi pas di rumah Dhani e-em jangan di ambil hati ya "

" Satria ini udah malam,
Aku ngantuk.
Tenang aja aku gpp kok.
It's oke "

" Jangan overthinking "

" Tenang aman kok "

" Good, yang penting kita harus tetap ingat. Setiap pribadi itu bisa saja berubah, baik dari fisik, perilaku, atau pun penampilan. Ucapan mereka kemarin bisa kita jadikan evaluasi untuk diri kita sendiri supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. "

" Iya. Asal kamu tau Satria,
di sini aku lagi tersenyum.
Tapi kamu juga harus tau Satria,
Bagaimana sakitnya ketika kita tersenyum demi menahan
tangis kita sendiri. "

" Jangan ucapkan kalimat itu lagi pada ku Abella. Aku tidak mau lagi mendengar kalimat sedihmu hanya karena ucapan seseorang. Itu semua hanya akan membuat mu rugi "

"Em iya. Sudah dulu ya. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah mendengar salam dari Satria, Abella langsung mematikan Telefon nya. Ia bergegas menuju ranjangnya bersiap untuk tidur.

Sebelum ia benar-benar memejamkan matanya ia sedikit memberikan motivasi kepada dirinya sendiri.

" Abella sudah Abella. Ingat! Kata-kata yang di ucapkan Ayah Abi tadi itu tujuannya nya benar, untuk membuat kamu termotivasi."

Titik Ketiga Yang Tak Tergapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang