Ke esokan harinya di halaman sekolah Alin, Dina, dan Lili di sibukan dengan buku catatan mereka masing-masing.
Mereka sengaja berangkat lebih awal supaya bisa membuka kembali buku mapel pelajaran yang hari ini akan di ujikan.
" Eh nanti sepulang sekolah kita jenguk Abella yuk." Ajak Alin kepada ke dua temannya.
Lili dan Dina yang semula fokus dengan bukunya perlahan mereka pun mulai mengarahkan pandangan nya kepada Alin.
" Iya nanti kita jenguk, pasti hari ini Abella ngga masuk." Jawab Lili yang ada di samping Alin.
" Loh itu bukanya Abella ya?" Ucap Dina kaget saat ia melihat Abella yang masih berjalan berdua bersama Huda dari arah gerbang sekolah.
Dengan reflek Alin dan lili pun langsung menujukan pandangan mereka ke arah yang di tunjuk oleh Dina.
" Eh iya itu Abella." Jawab Lili dan ia segera menutup buku pelajaran yang ia pegang.
" Ah yang bener? Masa iya Abella baru kecelakaan kemarin langsung masuk sekolah?" Alin berkata sambil terus mengamati seseorang yang berada di pintu gerbang sekolah itu.
" kalau di samping cewek itu adalah Huda ya pasti cewek itu adalah Abella. Soalnya mana mau Huda jalan berdua dengan cewek selain Abella." Jawab Dina yang yakin bahwa seseorang yang mereka lihat itu benar-benar Abella.
" Kita samperin sekarang!." Ucap Alin dan mereka berempat langsung membereskan buku-bukunya dan langsung bergegas menghampiri orang itu.
Di sisi lain Abella berjalan perlahan dan di bantu oleh satria di sampingnya. Langkahnya tertatih karena memang luka yang masih sangat terasa.
Walaupun Abella merasa kesakitan ia tetap nekat untuk masuk sekolah karena ia tidak mau terus-menerus ketinggalan ujian dan berakhir harus mengikuti ujian usulan.
Bagi Abella selagi ia masih mampu maka akan ia lakukan sebisa mungkin. Dan hari ini Abella memaksakan diri untuk mengikuti ujian di sekolah karena ia merasa bahwa ia masih mampu dan bisa untuk berangkat ke sekolah walaupun luka di kakinya belum juga membaik.
Alin, Dina, dan Lili berjalan cepat menuju arah gerbang. Dan betapa terkejutnya mereka ketika melihat orang yang sedang berjalan dengan Huda itu adalah Abella.
" Abella, Ya ampun kamu ngapain berangkat ke sekolah? Harus nya kamu di rumah aja istirahat yang cukup. aku yakin Kaki kamu pasti belum sembuh."
Alina terlihat begitu cemas dengan keadaan Abella. Ia berjalan mendekat ke arah Abella dan segera memeriksa seluruh tubuh Abella.
Dina dan Lili masih melongo tidak percaya dengan kehadiran Abella. Bisa-bisanya Dia baru kecelakaan kemarin dan hari ini langsung masuk sekolah.
Harusnya Abella lebih memikirkan kesehatannya terlebih dahulu. Jika luka karena kecelakaan itu masih sakit seharusnya Abella bisa izin tidak masuk sekolah sampai benar-benar keadaannya membaik.
Kalau masalah ujian sekolah, dari pihak SMA juga meringankan dengan mengadakan ujian susulan bagi siswa yang tidak bisa mengikuti ujian karena suatu hal yang tidak bisa di tinggalkan atau kejadian yang tidak terduga seperti kecelakaan yang Abella alami kemarin.
" Da biar kita aja yang bantu Abella jalan." Ucap Alin dan di angguki oleh Huda.
Huda sedikit memberikan celah untuk Alin dan Lili, agar mereka bisa membantu Abella berjalan.
" Mana?" Ucap Dina sambil menyodorkan tangannya ke depan Huda.
Huda yang tidak mengerti maksud Dina hanya melihat tangan Dina sambil menaikan satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Ketiga Yang Tak Tergapai
RomanceCinta tidak bisa menjamin untuk bisa bersama Sayang tidak bisa menjamin untuk bahagia Dan Setia tidak bisa menjamin untuk selalu ada Mengharapkan Titik ke tiga antara Aku Kamu dan Tuhan adalah takdir. Jika memang di takdirkan untuk selalu bersama l...