38

2 1 0
                                    

Sepulang dari acar wisuda, Abella duduk di balkon kamarnya. Masih menggunakan baju wisudanya ia  pegang ijazah yang ada di tangan nya dengan lembut ia mengusap namanya yang tertulis di dalam ijazah itu.

Abella tersenyum sambil terus melihat hasil nilai-nilai miliknya. Mendadak ia teringat sesuatu. Perlahan ia ambil hpnya yang ada di meja.

Abella teringat dengan satria dan Dhani. Ia mencoba untuk menelfon keduanya. Namun entah kenapa kedua nomor itu tidak ada yang bisa di hubungi.

Senyuman yang terpancar di wajah Abella perlahan berubah menjadi musam. Ia sedikit kecewa karena kedua nomor satria dan Dhani tidak ada yang bisa di hubungi.

Abella terus mencoba untuk berpositif thinking. Ia berpikir mungkin saja satria dan Dhani sedang sibuk. Atau mungkin saja mereka tidak boleh memegang hp selama ada di sana.

Namun kejadian nomer satria dan Dhani tidak bisa di hubungi bukan terjadi saat itu saja. Namun setiap Abella akan mencoba lagi menghubungi keduanya di lain waktu, pasti nomor ke duanya tidak aktif.

Berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun Abella terus melanjutkan kehidupannya tanpa sedikitpun kabar dari Dhani dan Huda.

Di Indonesia Abella melanjutkan kuliah nya di temani oleh Huda. Dari semester 1 sampai selesai sidang skripsi hanyalah ada Huda, Huda, dan Huda yang terus menemaninya.

Bahkan Abella tidak tau sedikit pun kabar tentang Dhani dan satria. Abella tidak tau apakah mereka berhasil mendapatkan juara 1 di lomba hafid Qur'an internasional itu?. Abella tidak tau apakah mereka berhasil lolos beasiswa kuliah di luar negri?. Abella tidak tau apakah mereka sudah berhasil mendapatkan impian mereka?.

lost contact, mereka saat ini sudah benar-benar lost contact. Setiap Abella berusaha mencari tau tentang kabar mereka melalui keluarga mereka, Abella selalu tidak pernah mendapatkan informasi apapun tentangnya. Seakan-akan kedua keluarga itu menutup-nutupi dan tidak mau memberi tau tentang Dhani dan satria.

Saat ini Abella sudah wisuda kuliah. Sejauh ini Abella hanya di temani Huda dalam proses panjang selama perkuliahan. Tidak ada kabar tentang Dhani dan satria di tahun-tahun belakangan ini.

Abella benar-benar kecewa dengan satria dan Dhani sejauh ini. Bahkan di hari wisuda pun Abella tetap berusaha untuk menghubungi satria dan Dhani. Namun seperti sebelumnya, nomor mereka tetap saja tidak aktif dan tidak bisa di hubungi.

Kali ini Abella sudah benar-benar sangat kecewa dengan satria dan Dhani. Abella masih tidak mengerti dengan apa maksud mereka seperti ini.

Jika saja Abella tau tentang kabar mereka, mungkin saja saat ini mereka telah lulus kuliah dari tahun lalu. Lalu kemana saat ini mereka berdua pergi? Dimana mereka berdua saat ini? Bahkan Abella tidak tau apakah mereka berada di dalam negri atau luar negri.

Di sebuah taman, masih dengan toga yang ia kenakan Abella terus mencoba menghubungi nomor satria dan Dhani. Di sampingnya, terdapat Huda yang  duduk sambil melihat Abella yang terus saja sibuk dengan ponselnya. masih setia Huda menemani Abella dari tahun ke tahun dari SMA sampai saat ini mereka berdua telah lulus kuliah.

" Bell? Udah belum? " Huda bertanya dengan nada yang lembut.

" Kamu kalau mau pulang duluan aja Da!" Jawab Abella tanpa memandang Huda. Ia terus fokus dengan layar ponsel nya.

Huda menghela nafas panjang, " aku temani kamu sampai selesai."

Saat mendengar respon Huda, Abella seketika memberhentikan aktivitas nya. Ia alihkan pandangannya tertuju ke wajah Huda.

Abella menjadi merasa bersalah dengan Huda. Selama ini Huda selalu menemaninya. Selama ini Huda selalu memahami Abella. Selama ini Huda selalu menjaga perasaan Abella. Sedang kan Abella? Ia tidak memberikan Feedback kepada Huda.

Titik Ketiga Yang Tak Tergapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang