31

4 1 0
                                    

Hari ini, dan mungkin bukan hanya hari ini, tetapi hari-hari beberapa tahun ke depan. Pikiran yang buruk terus melintas setiap waktunya.

Lagi dan lagi aku kehilangan seseorang yang sudah membuat ku nyaman. Bukan hanya nyaman, tetapi aku merasa aman jika berada di dekatnya.

Kita tidak akan pernah mengetahui bagaimana takdir kita ke depan. Walaupun hanya beberapa tahun, tapi rasanya aku akan kehilangan sosok Ahmad Dhani Adiguna untuk selama-lamanya.

Semoga itu hanya prasangka buruk yang melintas saja. Aku berharap semua pikiran negatif itu datang seperti angin. dia hanya datang, lalu dalam sekejap dia akan pergi dan menghilangkan.

Di kelas yang baru, kini Abella sudah memasuki kelas 12. Bagaimana pun keadaannya Abella harus tetap melanjutkan alur perjalanan hidupnya. perlahan ia harus terbiasa dan mulai melupakan semuanya.

" Bell, are you oke? "

Alin menggenggam satu tangan Abella. Walaupun terlihat seperti diam dan mengamati guru yang sedang menerangkan, tetapi Alina tau bahwa pikiran Abella tidak sedang pada pelajaran. Hal itu dapat di lihat karena tatapan Abella kosong lurus ke depan.

" Lin, nanti di marahin Bu Ani. Jangan berisik ya. Aku lagi fokus. Aku gpp kok " Abella mengakhiri kalimatnya dengan senyuman.

Alina lalu terdiam melihat respon Abella. Memang semenjak ajaran baru Abella tidak banyak bicara. Dia hanya berbicara secukupnya dan seperlunya.

" Mohon perhatiannya anak-anak. Hari ini ibu ada rapat, jadi kelas ibu tutup lebih awal. Nanti pulang nya menunggu jam pulang. Masih ada waktu sekitar 20 menit tolong jangan keluar kelas terlebih dahulu." Ucap Bu Ani sembari membereskan buku-bukunya.

" Oke Bu siap " jawab seluruh siswa serempak.

" Baik, mungkin cukup sekian pembelajaran pada hari ini semoga bermanfaat. Ibu akhiri wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh"

" Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh "

Selan Bu Ani keluar dari kelas, seluruh siswa segera membereskan buku-bukunya. Seperti perintah Bu Ani, semua siswa tidak ada yang berani keluar kelas sebelum bel pulang sekolah berbunyi.

20 menit kemudian bel sekolah berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar menuju gerbang sekolah.

Abella berjalan menyusuri lorong sekolah. Langkahnya terhenti ketika seseorang memanggil namanya dari arah belakang.

" Abella!! "

Abella menghentikan langkahnya lalu menoleh dan melihat siapa yang memanggil namanya.

" Ada apa? "

Tanya Abella ketika melihat ternyata Huda lah yang menghentikan langkahnya.

" Tadi kak Akhyar WA aku. Dia nyuruh aku buat anterin kamu pulang. "

Abella mengerutkan keningnya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Tatapan matanya tajam ke arah Huda seakan dia tidak percaya dengan perkataan Huda.

Huda lalu menyodorkan hp nya kepada abella. Ia berniat untuk menunjukkan bukti chat nya dengan kak Akhyar.

Abella meraih hp itu, Ia membaca chat Huda dengan kak Akhyar. Memang betul kak Akhyar menyuruh Huda untuk mengantarkan nya pulang ke rumah.

" Itu kak Akhyar juga nambahin, supir kamu lagi nganter kak Rina. Soalnya mobil kak Rina lagi di bengkel. Jadi ngga bisa jemput kamu."

Abella menganggukkan kepalanya lalu mengembalikan hp milik Huda. Tanpa bersuara, Abella langsung kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran.

Titik Ketiga Yang Tak Tergapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang