Hay Hay... Alhamdulillah cerita saya yang berjudul Titik Ketiga Yang Tak Tergapai sudah ending. Saya mau berbagi sedikit cerita tentang ada hal apa saja yang sudah terjadi selama saya menulis cerita ini. Simak baik-baik ya. Mari kita lestgo..
Jadi novel titik ketiga yang tak tergapai bukanlah kali pertama saya menulis cerita. Sebelum saya menulis cerita ini, dulu saya sudah beberapa menulis cerita novel lainnya. Akan tetapi cerita-cerita yang sebelumnya sudah hilang sebelum sempat saya publikasikan.
Sebenarnya sedih banget kehilangan beberapa cerita saya. Tapi gpp, saya mengambil pelajaran dari itu semua. Karena takut kehilangan cerita lagi, saya memutuskan untuk langsung mempublikasikan cerita saya ketika saya dalam proses penulisan novel Titik Ketiga Yang Tak Tergapai.
Awal mula saya menulis cerita ini adalah waktu bulan februari 2022. Untuk tanggalnya saya sudah lupa. Karena waktu itu saya sangat sibuk sekali dengan tugas sekolah maupun tugas organisasi sekolah jadi saya baru bisa menyelesaikan cerita ini pada tanggal 23 Agustus 2024.
Waktu yang sangat lama sekali untuk menyelesaikan novel ini. Butuh sekitar 2 tahun 6 bulan untuk saya berhasil menulis cerita ini sampai ending. Bukan malas menulis atau gimana, namun waktu saya sekolah saya benar-benar di buat sibuk sekali dengan organisasi sekolah.
Kebetulan saya suka berorganisasi, dari SMP sampai lulus SMK hidup saya di penuhi dengan organisasi sekolah. Kata ibu saya, " Anak ku Iki Lo, sekolah sibuk e ws ngungkuli pejabat. Mangakat byar (pagi buta) beli pet (larut malam).
Dari saya menulis cerita pertama yang sudah hilang sampai saya menulis cerita ini, saya tidak terpikirkan atau mengharapkan lebih agar cerita saya bisa di terbitkan. Bagi saya di terbitkan atau tidak itu adalah bonus untuk saya.
Yang penting niat awal saya menulis cerita adalah hanya untuk sekedar menyalurkan hobi saya dalam menulis. Tapi Jika memang ada yang mau menerbitkan saya dengan senang hati dan bangga akan mendukung dan menyetujuinya. Tapi jika tidak ya tidak masalah bagi saya.
Cerita ini akan saya cetak hanya untuk koleksi saya pribadi dan tidak akan saya jual. Itu adalah pemikiran saya saat ini, tidak tau ya pikiran saya kedepannya. Karena sejatinya manusia bisa saja berubah pikiran sewaktu-waktu kapanpun dan di manapun.
Dalam menulis cerita ini banyak dari orang-orang terdekat saya yang sudah terlibat. Saya akan menceritakan mereka semua yang sudah mau untuk saya libatkan.
Yang pertama, orang yang saya libatkan pertama kali adalah teman dekat waktu saya sekolah SMK dulu. Ia adalah Elen Juli Artika. Saya meminta bantuan kepada Elen untuk mendesain kan sampul untuk cerita ini.
Karena pada dasarnya keahlian saya dalam mendesain tidak se mumpuni Elen, jadi saya meminta bantuan kepada dia untuk mendesainkan sampul ini. Dan Alhamdulillah nya Elen mau untuk mendesainkan sampul ini.
Terimakasih mba El. Eh btw saya kalau di sekolah suka manggil Elen dengan sebutan mba El. Alasannya karena di kelas kami punya mas Al, nah biar afdol kita juga harus punya mba El, gitu.
Yang ke dua, orang yang saya libatkan dalam cerita ini adalah Guru Bahasa Indonesia saya waktu SMK. Beliau bernama Ibu Khusnul khatimah. Saya meminta pendapat kepada beliau perihal Judul cerita, alur cerita, dan prospek cerita kedepannya.
Dulu saya tidak pernah terpikirkan untuk mencetak cerita ini untuk di jadikan koleksi pribadi. Tetapi Melalui Bu Khusnul saya membuka pikiran saya. Beliau pernah berkata "kalau tidak bisa di terbitkan, berarti ya cetak saja untuk koleksi pribadi. Itu kamu jadikan sebagai apresiasi untuk diri kamu sendiri atas karya mu ini. Kalau bukan diri sendiri yang mengapresiasi, lalu siapa lagi?"
Dari situ saya mulai berpikir untuk mencetak cerita ini untuk koleksi saya pribadi. Di sela-sela kesibukan saya di sekolah, Bu Khusnul juga sering kali bertanya kepada saya.
"Kak Desi, kamu masih nulis cerita kamu?"
"Kak Desi, bagaimana cerita kamu? Sudah sampai mana?"
" Masih di lanjutin ngga?"
" Ayo kak, semangat. Lanjutkan cerita kamu. Yang penting kamu terus nulis dan jangan lupa di promosikan biar banyak pembacanya."
Nah mulai dari situ saya tergerak untuk lebih semangat dalam menyelesaikan cerita ini. Dan saya juga mulai memposting foto atau video tentang cerita ini di sosial media. Pokoknya Bu Khusnul selalu men support saya. Terimakasih Bu Khusnul.
Yang ketiga, saya melibatkan semua orang, semua teman, semua keluarga, semua teman yang suka atau tidak suka dengan saya. Pokoknya semua saya perankan di dalam tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita itu. Tetapi memang saya samarkan nama-nama dan sedikit saya ubah watak & sifat nya.
Bagi kalian teman atau keluarga saya, baca aja cerita nya nanti coba tebak kalian itu berperan sebagai siapa di dalam cerita aku itu. Soalnya tidak tertinggal, semua ada di dalam sana.
Begitu pula dengan sosok Dhani, pemeran utama setelah Abella. Dia ada di versi dunia nyata nya loh. Tetapi untuk saat ini saya sudah lost contact dengan dia.
Terimakasih semua, terimakasih terkhusus sosok Dhani yang sudah meninggalkan luka. Selamat, kamu telah abadi di cerita saya.
Yang ke Empat, saya melibatkan teman SMK saya yang bernama Dwi Efia Sofianika. Dia adalah orang yang telah bersedia saya jadikan model pada foto baju yang ada gambar cerita ini. Terimakasih Dwi.
Yang ke lima, saya melibatkan teman SMK saya yang bernama Fatkhul Indriani. Dia adalah orang yang memfoto Dwi waktu memakai kaos itu. Keahliannya dalam memfoto memang patut di acungi jempol.
Terimakasih Indri.Yang ke Enam, teruntuk sahabat terdekat saya, Maisy Rindiani, Fina Lanah Dianah, Amanda Yunita, Elen Juli Artika. Terimakasih sudah mensupport saya selama ini. kalian sangat berpengaruh bagi saya.
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih untuk semua orang yang terlibat dalam proses penulisan cerita ini. Mohon maaf karena Masih banyak teman saya yang tidak saya sebutkan dalam penyampaian kali ini. Tanpa mengurangi rasa hormat saya tetap mengucapkan terimakasih yang se besar-besar nya kepada kalian semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Ketiga Yang Tak Tergapai
RomanceCinta tidak bisa menjamin untuk bisa bersama Sayang tidak bisa menjamin untuk bahagia Dan Setia tidak bisa menjamin untuk selalu ada Mengharapkan Titik ke tiga antara Aku Kamu dan Tuhan adalah takdir. Jika memang di takdirkan untuk selalu bersama l...