Ini bukan tentang percaya atau tidak percayanya kepada seseorang. Bukan juga tentang rasa was-was karena sesuatu. Tetapi ini adalah tentang rasa traumanya terhadap masa lalu. Entahlah, Abella rasa kejadian perselingkuhan yang Gio lakukan kepada nya sukses menjadi momok yang sekarang Abella takuti.
Kali ini Abella hanya berharap semoga ia tidak terjebak di persoalan yang sama lagi. Ini adalah dampak dari Abella yang terlalu dalam mencintai seseorang. Bahkan ia sendiri tidak tahu bagaimana caranya menghapuskan rasa traumanya itu. Perlu membutuhkan waktu yang lama untuk Abella melupakan semuanya.
Kehadiran Dhani di hidupnya perlahan mampu membuat Abella melupakan traumanya terhadap Gio masa lalunya. Namun tak jarang Abella juga merasa bahwa ia tidak akan pernah bisa di cintai dengan tulus seperti tulusnya Abella mencintai seseorang. Entahlah di pikiran Abella hanya ada rasa was-was terhadap apa yang terjadi padanya. Mungkin ini juga termasuk salah satu bagian dari rasa traumanya terhadap masa lalunya.
" Nanti pulang sekolah free ngga?" Tanya Dhani melalui telefon di sebrang sana.
" Free kok, emang kenapa Dhan?" Jawab Abella dengan sedikit mengerutkan dahinya karena sedikit bingung karena tiba-tiba Dhani menanyakan hal itu kepadanya.
" Ehem, kamu mau ngga ikut aku?" Tanya Dhani sedikit ragu. Karena ia takut Abella akan menolak ajakannya.
" Ikut kemana? " Tanya Abella kepadanya.
" Jalan-jalan." Jawab Dhani di akhiri senyuman singkat di sebrang sana.
" hem, nanti coba deh aku izin ke kakak aku dulu. Kalau boleh nanti aku ikut kalau ngga, ya lain kali ya Dhan." Jawab Abella sambil tersenyum singkat di sebrang sana karena mengingat sekarang kakaknya sudah tambah posesif jika berurusan tentangnya.
" Iya kamu harus izin ke kakak kamu. Kalau kamu takut, biar aku saja yang meminta izin kepada kakak mu." Jawab Dhani di akhiri dengan kekehan kecilnya.
" Nggak usah, Biar aku saja yang izin. Kalau kamu yang meminta izin nanti malah ribet lagi." Sambung Abella padanya.
" Ribet kenapa? Kakak kamu baik kok." Jawab Dhani.
" Belum tau aja kamu bilang gitu. Udah dulu ya, ini udah mau masuk jam perjalanan. Aku pamit dulu ya. Assalamualaikum." Jawab Abella ia langsung mematikan telefonnya setelah Dhani menjawab salamnya itu.
Baru saja Abella menurunkan tangan nya dari telinga nya karena habis telefonan bersama Dhani, ia langsung mendapatkan notifikasi dari hp nya itu. Abella tersenyum manis saat melihat bahwa Dhani lah yang baru saja mengirimkan pesan untuknya. Padahal telfon mereka baru saja terputus dan Dhani langsung mengirimi kan pesan untuknya. Sungguh hal yang membuat Abella ingin mencubit ginjalnya Dhani. Hihihi
~nanti jangan lupa kabarin aku.
Begitulah kiranya yang Abella lihat dari layar hpnya. Namun Abella enggan untuk membalas pesan dari Dhani. Ia memilih untuk langsung bergegas menuju kelasnya. tak dapat di pungkiri sepanjang langkah Abella berjalan ia terus memikirkan Dhani.Pembelajaran kali ini terasa sangat cepat sekali. Sepanjang pembelajaran di mulai Abella hanya sibuk dengan pikirannya sendiri. Senyuman itu terus terpancar dari bibir Abella. Dan tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi dan membubarkan seluruh siswa yang ada di kelas.
" Iya kakak izinkan, Dengan satu syarat pulangnya jangan malam-malam. Kalau ada apa-apa langsung kabarin kakak. Dan kamu harus hati-hati di manapun kamu berada." Ucap Kak Akhyar melalui telefonnya dari sebrang sana.
" Hem iya kak. Terimakasih banyak, banyak, banyak kakak." Jawab Abella sembari tersenyum lebar. Karena setelah sekian lama baru kali ini kak Akhyar mengizinkan Abella untuk pergi dengan teman cowoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Ketiga Yang Tak Tergapai
RomanceCinta tidak bisa menjamin untuk bisa bersama Sayang tidak bisa menjamin untuk bahagia Dan Setia tidak bisa menjamin untuk selalu ada Mengharapkan Titik ke tiga antara Aku Kamu dan Tuhan adalah takdir. Jika memang di takdirkan untuk selalu bersama l...