17

6 2 0
                                    

Setelah pulang sekolah Abella tidak langsung pulang ke rumah. Ia menunggu satria yang sudah berjanji akan menjemputnya dan mereka akan pergi ke rumah Dhani.

Cuaca sore hari yang terasa panas membuat Abella sesekali mengipasi wajah nya dengan tangan nya sendiri.

Rambut Abella yang terurai panjang membuat hawa panas semakin terasa. Perlahan ia mencoba berjalan menuju gerbang sekolah mencari angin sore untuk menghilangkan rasa panasnya.

Disaat Abella sedang melangkah kan kakinya tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya dan sontak hal itu membuat Abella memberhentikan langkahnya.

"Abella!" Terdengar suara laki-laki dari arah belakang Abella berjalan.

" Dia lagi " batin Abella sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Pulang bareng yuk" ajak Huda saat ia sudah sampai di sebelah Abella.

" Ehem terimakasih, aku udah di jemput." Ucap Abella namun pandanganya lurus ke depan tanpa melihat Huda sekilas pun.

" Em aku lihat belum ada mobil kakak kamu " ucap Huda sambil melihat kanan kiri mencari keberadaan mobil kakaknya Abella.

" Eh itu kebetulan baru datang. Aku duluan. Assalamualaikum " ucap Abella setelah melihat kehadiran mobil satria di depan gerbang sekolah.

" Waalaikumsalam " jawab Huda sambil melihat Abella berjalan menuju mobil yang menjemputnya.

" Itu kan bukan kak Akhyar. Terus Abella pulang sama siapa? Kok asing sih wajahnya. Bukanya Abella hanya punya satu kakak cowok? " Tanya Huda pada dirinya sendiri. ia melihat dari kejauhan jendela mobil itu terbuka dan menampakkan seorang laki-laki yang ada di dalamnya.

" Ya udahlah yang penting aku positif thinking aja " ucap Huda lalu ia pergi melanjutkan perjalanan nya menuju tempat parkir motornya.

Di lain tempat Abella memasuki mobil Satria. Ia mendudukan tubuhnya di samping satria yang berada di kemudi mobil. Abella menghembuskan nafas nya gusar sambil memasang sabuk pengaman untuk dirinya sendiri.

" Kenapa? " Tanya satria sambil memperhatikan Abella yang sedang sibuk dengan aktivitasnya.

" Gapapa " setelah selesai memasang sabuknya, Abella pun menyandarkan kepalanya di sandaran kursi yang ia duduki.

Abella perlahan memejamkan kedua matanya. Ia sedikit mengatur nafasnya sambil merasakan mobil yang perlahan melaju dengan kecepatan rendah.

" Kenapa? " Tanya satria lagi.

" Aku takut " jawab Abella menggantungkan kalimatnya.

" Takut kenapa? "

Abella perlahan membuka kedua matanya. Lalu ia bangkit dari sandaran nya. Abella mengatur duduknya agar sedikit menghadap satria.

" Bagaimana kalau nanti orang tua Dhani tidak suka dengan aku? " Tanya Abella kepada satria.

" Loh, kenapa harus takut? Yang penting kita ngga mau macam-macam kan? " Jawab satria menenangkan Abella.

" Udah-udah jangan berfikir yang nggak-nggak "

Abella sedikit membuang muka nya dari hadapan satria. Ia kembali menyandarkan kepalanya di bahu kursi mobil satria.

Tidak ada percakapan lagi setelah itu. Mereka berdua sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Satria yang fokus mengemudi mobil dan Abella yang sibuk dengan pikirannya.

Setelah lama berada di perjalanan akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah berlantai dua. Dengan taman yang ada di sekeliling halamannya.

" Alhamdulillah udah sampai. Yuk turun " ucap satria yang di angguki oleh Abella.

Titik Ketiga Yang Tak Tergapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang