29

5 1 0
                                    

Pagi buta sekitar jam 02.40 Abella terbangun dari tidurnya. Ia berusaha mengumpulkan seluruh nyawanya. Sesekali ia mengucak matanya sambil melihat hp yang ada di samping tidurnya.

" Alarem hp ku belum berbunyi ternyata."

Ucap Abella sebelum ia bergegas bangun dari tidur nya dan mencuci muka di wastafel kamar mandi yang ada di dalam kamar.

Dengan kesadaran yang belum penuh Abella menggosok gigi nya lalu mengikat rambut yang terurai berantakan itu.

Setelah selesai dengan aktifitas nya, Abella langsung turun ke dapur untuk mencari keberadaan bi Isnah.

" Bi Isnah, bi, bi Isnah di mana?"

Abella mencari ke seluruh sudut dapur tetapi tidak ada bi Isnah di sana. Ia berinisiatif mencari ke kamar bi Isnah yang berada tak jauh dari dapur.

Dengan rasa kantuk yang masih menjalar di tubuhnya Abella Dengan sangat pelan mengetuk pintu kamar bi Isnah.

Tok tok tok

" Bi Isnah ayo masak."

Tak lama Abella di kagetkan dengan kedatangan bi Isnah dari balik pintu kamar nya yang masih menggunakan mukena putih.

" Astaghfirullah bi kaget."

Ucap Abella sambil mengelus dadanya karena ia benar-benar kaget dengan kehadiran bi Isnah.

" Ya ampun mba Bella, bi Isnah juga kaget kenapa mba Bella ada di depan kamar bibi."

" S-saya mau bantuin bi Isnah masak bi." Ucap Abella sambil menggaruk kepalanya sendiri.

" Jam segini mau masak neng? Kegasikan ini atuh mah. Mending mba Bella balik ke kamar terus mandi, sholat tahajud, habis itu dzikir, baca Alquran, sholat subuh, baru bantu bi Isnah masak. Kalau jam segini bibi mah belum mulai masaknya. Nanti ya habis subuh."

" E-em kalau jam segini belum masak ya bi?" Tanya Abella dengan senyum cengirnya.

" Belum ini mah terlalu pagi kalau jam segini. Ini bi Isnah aja baru mau sholat tahajud. Ayok balik ke kamar dulu mba Bella nya."

" E-em ya sudah bi, Abella balik ke kamar dulu ya. "

Abella berjalan menuju ke kamar nya dengan ekspresi bingung.

" Kirain kalau masak jam segini. Bisa-bisanya aku kegasikan."

Abella terus menepuk jidatnya sendiri sambil berjalan ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Setelah sampai di kamar, Abella langsung menuruti perkataan bi Isnah. Ia mulai bersih-bersih dan di lanjutkan beribadah.

Setelah menuruti semua perkataan bi Isnah, Abella balik turun lagi ke dapur. Terlihat bi Isnah yang masih menyiapkan beberapa bahan untuk di masak.

" Bi Isnah " panggil Abella lirih.

" Eh mba Bella, sudah sholat subuh?" Tanya bidan Isnah namun ia tetap fokus dengan kegiatannya.

" Sudah bi. E-em pagi ini kita mau masak apa bi?" Tanya Abella sambil memperhatikan bi Isnah.

" Bi Isnah mau bikin semur paha ayam Jawa " jawab bi Isnah.

" Oke-oke Abella bantuin " ucapnya sambil beranjak menuju ke arah bi Isnah.

" Oh iya bi Isnah lupa tanya, ada apa ini kok tumben mau repot bantuin bi Isnah masak " tanya bidan Isnah sambil menatap ke arah Abella.

" Iya bi, nilai raport Abella turun. Dan sesuai perjanjian Abella harus bantuin bi Isnah masak selama liburan sekolah."

" Oo jadi lagi kena hukuman. Ya gpp mba, kan jadi bisa belajar masak sama bi Isnah " ucap bi Isnah dengan senyumannya.

Titik Ketiga Yang Tak Tergapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang