5

7 5 0
                                    

Kringg...

Bel istirahat berbunyi membubarkan seluruh siswa yang ada di kelas.
Semua siswa berbondong-bondong mencari asupan siangnya ke kantin yang ada di samping lapangan utama sekolah. Kantin di sekolah ini lumayan besar. Bahkan bisa di bilang sangat luas karena mampu menopang ratusan bahkan ribuan siswa.
Tak heran dengan itu, karena memang SMA yang di tempati Abella adalah SMA terfavorit se Jawa tengah. SMA ini sangat luas dan bangunannya megah.

Dikantin sekolah ini, semua karyawannya tidak kalah dengan siswanya. Mereka semua rapih dan bersragam. Karyawan di sini juga ramah-ramah. Bahkan Kantin ini memiliki ratusan pegawai Dengan tugasnya masing-masing. Karyawan di sini rata-rata belum menikah semua. Karena memang persyaratan menjadi karyawan di sini salah satunya adalah belum menikah. Jadi masih gadis dan bujang semua ygy. Menu makanan di sini juga sangat banyak sekali. Mulai dari makanan tradisional sampai moderen semuanya ada. Baik makanan khas Jawa tengah ataupun luar provinsi lainya. Tetapi jangan membayangkan menu tradisional yang membosankan. Karena di sini semua menu tradisional sudah di kreasikan menjadi ala-ala moderen. Seperti penambahan toping pada makanan. Rasa yang sudah bervariasi. tapi rasa tetap sama dan tidak kalah enaknya. Jangan tanyakan harga per porsinya. Tentu saja harganya ramah pelajar ya.

Sekolah ini terkenal dengan kedisplinan dan keketatannya. Semua siswa dilarang keluar sekolah sebelum waktunya pulang sekolah. Jika di lihat semua siswa di sini sangat disiplin dan rapih-rapih. Tidak ada siswa yang bajunya keluar. Atribut semuanya lengkap. Dan jarang ada siswa yang berangkat telat. Karena memang di sekolah ini di latihan untuk disiplin sejak awal masuk sekolah.

" Silahkan ini pesannya kak." Ucap karyawan yang mengantarkan pesanan Abella dan teman-temannya. Karyawan itu tersenyum ramah dan di balas senyuman juga oleh mereka.

"Iya terimakasih kak." Ucap mereka kepada karyawan itu. Tiba-tiba tatapan Alin melotot ke arah makanan yang di antarkan karyawan tadi. Ekspresi kagetnya justru membuat siapapun yang melihatnya ingin ngakak terbahak-bahak.

" Eh ini yang pesan Rondo kemul siapa ya hahaha?" Tanya Alin di iringi tawanya yang seketika menular kepada tiga temannya. Secara Alin itu paling anti banget sama yang namanya tape. Ia merasa pusing tuju keliling jika habis memakan tape.
Rondo kemul adalah makanan yang terbuat dari tape yang di goreng. Tape adalah makanan dari singkong yang di fermentasikan dengan ragi lalu menghasilkan tape. orang yang tidak cocok dengan makanan ini maka akan pusing jika memakannya. Dalam kasus ini Alin lah contohnya. Dia paling anti dengan makanan ini.

" Gue. " Jawab Dina singkat padat jelas yang mengundang tawa dari ketiga bebanya itu. Jelas saja Dina menganggap ketiga temannya itu beban. Bagaimana tidak setiap kali mapel matematika ia selalu di bebankan dengan kebodohan mereka. Yang ketika Dina kesulitan memecahkan rumus dan ia bertanya kepada ketiga temannya selalu di jawab hehe hehe oleh mereka. Dan kasus ini sudah terjadi sejak mereka duduk di kelas 10.

" Heran gua kok bisa ya Lo doyan sama makanan ini." Tanya Alin dengan ekspresi yang di buat-buat seolah menandakan kecurigaan pada temannya itu.

" Ya doyan lah. Gua kan orang jowo. Eh yang ada di sini yang ngga doyan Rondo kemul itu cuma Lo. Tanya aja semua siswa yang ada di sini. Semuanya pasti suka sama makanan ini. Lagian wong jowo kok ilang jowo ne. Iya ngga?" Tanya  Dian kepada dua orang yang ada di hadapannya. Dan mereka menganggukkan kepalanya menandakan bahwa mereka setuju oleh apa yang di katakan Dina.

Tidak ambil pusing mendengarkan perdebatan antara Dina dan Alin, lili dan Abella lebih memilih untuk menyantap bakso pangsit yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Rasa bakso itu sangat candu bagi Abella dan lili. Menurut keduannya menu yang paling enak di kantin ini adalah bakso pangsit. Padahal masih banyak makanan lainya yang lebih favorit. Berbeda dengan Dina dan Alin, Dina suka makanan tradisional sedangkan Alin lebih suka makanan moderen. Dina dan Alin memang seperti itu. Hobinya adalah beradu argumen yang tidak jelas. Kelakuannya random jika sedang bersama. Apapun itu pasti akan di berdebatkan oleh mereka. Bahkan hal kecil sekalipun pasti akan di perdebatkan dan akan di usut sampai akar-akarnya.

Titik Ketiga Yang Tak Tergapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang