20

9 2 0
                                    

Hari ini Dhani berada di sebuah cafe bersama satria. Ia sengaja mengajak satria keluar ke cafe hanya untuk sekedar mengobrol santai.

" Dhan btw persiapan Lo buat mendaftar hafidz Qur'an gimana? " Tanya satria sambil mengambil secangkir kopinya.

" Alhamdulillah hampir 90% "

" Alhamdulillah semoga impian kamu bisa terwujud "

" Amin, terimakasih doa nya " ucap Dhani sambil tersenyum.

Mereka berdua terdiam satu dengan yang lain. Dan akhirnya Dhani membuka suara.

" Satria. Aku sadar aku sudah terlalu jauh. Aku ngga bisa kayak gini terus. Aku harus menjauhi Abella. Aku takut aku akan terjerumus ke dalam perzinaan." Ucap Dhani sambil menatap lurus ke depan.

Satria yang mendengar itu hanya diam.  ia mencoba menjadi pendengar yang baik. Betul-betul ia dengarkan setiap kalimat yang Dhani katakan. Ia tidak mau memotong perkataan Dhani sebelum Dhani menyelesaikan kalimatnya.

" Kini aku sadar, selama ini aku salah. Aku tidak mau mengecewakan ayah sama mamah."

" Mereka tidak setuju kalau Abella adalah gadis yang akan aku pilih untuk aku ajak ke jenjang yang lebih serius. " Dhani sempat menjeda perkataan nya sebelum ia lanjutkan lagi.

" Orang tua aku tidak merestui aku dan Abella. Jadi aku memutuskan akan menjauh dari Abella Sat." Ucap Dhani kepada satria.

Setelah itu satria pun mulai bersuara. Ia berusaha meyakinkan Dhani bahwa takdir tuhan itu tidak pernah salah.

" Dhani saya hargai keputusan kamu. Jika menjauh dari Abella itu adalah keputusan yang terbaik maka lakukanlah."

" Dengan kamu menjauh dari Abella maka kamu bisa lebih fokus untuk mengejar impianmu. Begitupun dengan Abella."

" Jadi tidak ada salahnya kamu menjauh dari Abella. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan takdir. Biarkan Semua Allah yang mengatur. "

Setelah itu satria menepuk bahu Dhani berniat memberi semangat kepada Dhani. Dan Dhani membalas itu dengan senyuman.

***

Sepulang sekolah Abella berjalan menuju meja belajar yang ada di kamarnya. Di ambilnya kotak berwarna emas yang Huda berikan kepadanya.

Perlahan Abella buka kotak itu dan menampakan isi nya berupa sebuah gantungan kunci bertuliskan nama Abella. Selain itu di dalam kotak itu terdapat satu boneka beruang kecil berwarna cream, serta 2 buah coklat Silverqueen, dan selembar kertas yang terlipat.

" Ini maksudnya Huda apa ya? "

Baru saja mengatakan hal itu tiba-tiba suara ketukan pintu kamar Abella berbunyi.

Abella meletakan kotak itu di atas kasur milik nya. Lalu ia berjalan menuju pintu dan membukanya.

" Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam, satria? Kamu ngapain ke sini? " Tanya Abella saat melihat keberadaan satria di depan pintu kamar nya.

" Ngga papa saya cuma mau main aja ke sini " ucap satria lalu ia mengikuti langkah Abella.

Abella mendudukan dirinya di atas kasur sedangkan Satria berjalan menuju sofa yang berada di kamar Abella. Saat ia melewati kasur Abella ia tidak sengaja melihat kotak emas yang Huda berikan kepada Abella kemarin.

" Huh ngga heran si kalau kamu dapat yang kayak gini an" ucap satria sambil berjalan dan menjatuhkan tubuhnya di sofa.

Abella hanya menanggapi nya dengan gumaman kecil.

Pintu kamar yang di biarkan terbuka lebar membuat kak Akhyar melihat kehadiran satria di rumah nya.

Kak Akhyar berjalan memasuki kamar Abella dan mendudukan dirinya di atas kasur Abella.

" Abella, Satria, kalian sudah makan? " Tanya kak Akhyar kepada mereka.

" Belum " jawab mereka serempak dengan posisi Abella yang fokus dengan hp nya dan satria yang sedang menatap langit-langit kamar Abella.

" Yaudah kakak nanya aja si, kalau laper di dapur bibi sudah masak makan nanti tinggal makan aja. Ngga usah nunggu di suruh" ucap kak Akhyar lalu bangkit dan pergi meninggalkan ke duanya.

Lantas Abella dan satria pun menatap kepergian Kakak Akhyar dengan sinis. Dan mereka melanjutkan kegiatan nya masing-masing.

" Abella, aku mau ngomong " ucap satria menggantung dan hanya di balas gumaman oleh Abella.

" Hem "

Satria sempat mengarahkan pandanganya kepada Abella. Sebelum ia melanjutkan kalimatnya.

" Orang tua Dhani_" sebelum ia menyelesaikan kalimatnya Abella sudah dulu memotongnya.

" Ngga suka sama aku, ngga suka aku dekat dengan Dhani, ilfil sama penampilan aku, dan ngga ngkrestuin aku " jawab Abella dengan jelas dan tetap fokus dengan hp nya.

Satria yang mendengar itu reflek membuang nafas nya dengan kasar. Setelah itu ia memejamkan matanya.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu kamar nya.

" Kalau kata orang Jawa  kita itu tidak boleh melawan omongan orang tua. Karena omongan orang tua itu selalu ada aja benernya "

Reflek Abella dan satria pun terkejut dan menengok ke arah sumber suara.

" Uki? Kalau masuk salam dulu kek. Udah ngga salam, nguping lagi " ucap Abella geram.

" Eh tapi bentar bell, cinta Lo kehalang restu orang tua? " Dengan ekspresi keponya uki bertanya sambil menghampiri Abella di kasurnya.

" Jangan sok tau " jawab Abella singkat padat jelas.

" Gua saranin ni ya mending Lo jauhin Dhani. Ya secara Lo kan tau kalau aku juga suka sama Dhani. Jadi kalau cinta Lo ga di restui ya Dhani buat gua aja"

Abella tidak menjawab omongan Uki dan dia kembalikan fokusnya ke hp milik nya lagi.

" Restu orang tua kok di lawan " ucap Uki sambil tertawa sinis.

Abella dan satria yang mendengar itu pun langsung menatap tajam ke arah Uki.

" Maksud kamu ngomong kaya gitu apa ki?" Tanya Abella dengan tajam.

" Eh sabar dulu, aku ngga ada maksud apa-apa kok " jawab Uki sambil memegang tangan Abella.

Satria yang risih dengan keadaan ini, ia memilih untuk bangkit dan meninggalkan mereka berdua tanpa mengatakan satu kata apapun.

Satria berjalan menuju kamar kak Akhyar yang berada di sebrang kamar Abella. Ia menyusul kak Akhyar yang berada di dalam kamarnya dan tak lupa ia langsung menutup pintu.

Pada saat itu perasaan Abella benar-benar donggol dan sangat geram.

Di dalam batin nya ia berkata

" Kenapa hidup aku ribet banget dan selalu banyak orang yang ikut campur ."

Setelah itu Abella membuang nafasnya dengan kasar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Titik Ketiga Yang Tak Tergapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang