Setibanya Huda dan Abella di rumah sakit mereka langsung mendapatkan penanganan dari dokter yang memang sedang bertugas pagi itu.
Huda terus menggenggam tangan Abella dengan erat. Abella sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya.
Setibanya di depan ruangan penanganan, Huda sempat di larang masuk oleh satu suster yang juga ikut mendorong brankar yang di tiduri Abella.
" Maaf mas, bisa tunggu di luar."
Ucap suster itu yang mencegah Huda masuk ke dalam ruangan.
" Tapi sus_"
Belum selesai Huda menyelesaikan kalimatnya, suster itu buru-buru menutup pintu dan meninggalkan Huda di depan ruangan.
Huda terlihat sangat cemas dengan keadaan Abella. Ia terus mondar-mandir di depan ruangan sambil menunggu dokter itu keluar.
Selan beberapa menit Huda di kejutkan dengan kehadiran satu siswa berseragam sekolah persis dengan seseorang yang menabrak Abella tadi.
Di sisi lain, Satria yang melihat ada satu siswa beralmet yang sama seperti sekolah Abella pun ia segera menghampiri orang itu.
Satria berjalan dengan cepat dan terlihat sangat cemas. Setelah sampai di depan ruangan satria pun segera mendekati Huda.
" Lo temennya Abella?"
Dengan suara panik satria bertanya kepada siswa itu.
" Iya gw Huda temennya Abella."
Jawab Huda juga dengan ekspresi cemasnya.
" Sekarang gimana keadaan Abella?"
" Abella lagi di tanganin dokter."
Satria mengusap wajahnya dengan kasar.
" Siapa yang nabrak?"
Tanya Satria dengan nada sedikit meninggi.
" Ngga tau, tapi dia pakai almet yang sama kaya Lo. Almet itu bertuliskan SMA Cakrawala." Jawab Huda menjelaskan.
" Ya terus orang nya di mana?!" Tanya Satria semakin terpancing emosi.
" Tadi gw suruh pergi. Soalnya tadi situasi di sana udah ngga kondusif. Dia hampir aja berkelahi dengan kedua teman gw. Teman gw ngga terima dengan kejadian ini." Jawab Huda menjelaskan.
" Arghh bodoh!. Harusnya tadi Lo minta nomer WA nya. Gw ngga terima ya kalau dia ngga tanggung jawab." Ucap satria yang sudah terpancing emosi.
" Gw ngga kepikiran sampai situ. Yang gw pikirin saat itu hanyalah keselamatan Abella!." Huda menjawab dengan nada yang meninggi juga.
Tiba-tiba terdengar suara pintu ruangan yang terbuka dan menampakkan dokter yang keluar dari dalam ruangan di ikuti oleh perawat lainnya.
" Dok Giman keadaan Abella?" Tanya satria dengan cemas.
" Kalian temannya atau keluarga nya?" Tanya dokter itu kepada keduanya.
" Saya sepupunya dok." Jawab satria
" Saya teman nya dok." Jawab Huda.
" Iya baik jadi untuk saat ini Abella sedang berada di pengaruh obat bius. Biarkan dia istirahat terlebih dahulu. Tadi saya sudah merontgen kaki Abella. Dan saya akan kembali dengan hasilnya nanti. Silahkan sudah bisa di jenguk tapi jangan mengganggu istirahatnya. Dan jangan lupa hubungi keluarga nya juga." Ucap dokter itu menjelaskan.
" Iya baik dok terimakasih." Ucap Huda.
" Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap dokter itu dan bergegas pergi meninggalkan ruangan Abella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Ketiga Yang Tak Tergapai
عاطفيةCinta tidak bisa menjamin untuk bisa bersama Sayang tidak bisa menjamin untuk bahagia Dan Setia tidak bisa menjamin untuk selalu ada Mengharapkan Titik ke tiga antara Aku Kamu dan Tuhan adalah takdir. Jika memang di takdirkan untuk selalu bersama l...