BABAK BARU MENUJU TIM INTI PRAMUKA

3 1 0
                                    

Setengah murid di lapangan telah terleminasi, hanya ada delapan laki-laki dan delapan perempuan yang akan direkrut kemudian dibentuk menjadi dua sangga. Dari kelasku hanya ada dua puluh delapan murid yang lolos sebagian murid yang sudah tereliminasi dipindahkan ke depan dan dipersilakan duduk sembari menunggu pertandingan selesai. Untuk babak kedua cukup berbeda dari babak pertama. Namun, semua murid diwajibkan untuk mengangkat tangan kanan yang menandakan benar, sedangkan tangan kiri menandakan salah.

Aku sangat beruntung terlahir mengikuti pramuka dengan giat, aku tahu betul mengenai sejarah Boden Powell dari ia lahir sampai menjelang kematiannya, belum lagi pramuka di Indonesia yang menurutku murid di Indonesia harus belajar mengenai sejarah pramuka di Indonesia dan dunia. Aku belajar banyak hal tentang pramuka dari sebuah buku yang diberikan oleh pembina pramuka di SMPku bernama Kak Bian. Jadi di dalam pramuka itu untuk pramuka SMA, ada yang namanya Pemimpin Sangga, Ketua Pramuka, dan Pembina Pramuka.

"Baik adik-adik dengar sekali lagi! Untuk pertanyaan ke-17, silakan jawab menggunakan tangan kanan benar dan tangan kiri salah. Untuk waktu menjawab hanya dalam hitungan tiga detik." Ucap kak Nazar.

Aku cukup deg-degan untuk pertanyaan ini karena jawaban dari kami bisa dilihat langsung oleh Kak Nazar. Semua kertas yang tadi digunakan untuk menjawab pertanyaan, wajib dikumpulkan di ketua OSIS yang berdiri di dekat podium. Aku melihat Regina sedang duduk di samping Bimo, ia sudah terleminasi di pertanyaan ke-10 dan Bimo terleminasi di pertanyaan ke-13.

"Pertanyaan selanjutnya, Pramuka diperingati pada 18 Agustus." Ucap Kak Nazar.

Seketika aku terdiam, aku mengingat beberapa tanggal di bulan Agustus. Aku tahu bahwa 17 Agustus merupakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang menjadi patokan bahwa ulang tahun pramuka adalah sebelum hari kemerdekaan yang berarti jawabannya adalah tangan kiri atau salah. Aku mengangkat tangan kiriku dan beberapa sebagian kelas MIPA dan IPS mengangkat tangan kanan, sedangkan untuk kelas bahasa, mayoritas mengangkat tangan kiri. Sahrul dan Alvaro selalu menjawab dengan seksama, dari awal mereka selalu menjawab jawaban yang sama dan kini giliran mereka terleminasi karena mereka berdua mengangkat tangan kanan.

"Baik, semuanya tidak boleh ada yang mengganti atau menukar posisi tangan. Jika ketahuan mengganti, kakak akan masukan kalian ke barisan yang salah. Untuk jawaban pertanyaan ke-17 adalah...." Ucapnya kemudian menghela napas.

"Pasti kiri." Kataku dalam hati.

"Tangan kiri atau salah." Ucapnya.

Jawabanku benar dan beberapa murid telah terleminasi termasuk Sahrul dan Alvaro. Pertanyaan terus berlanjut hingga sampai pada pertanyaan ke-29, hanya tinggal kurang lebih 56 peserta yang masih lolos ke tahap selanjutnya. Kali ini peraturannya sedikit berbeda kami di bentuk satu sangga berisi delapan orang dan harus di campur. Hal ini di lakukan sebagai bentuk kesetaraan gender tapi sangga yang dibuat, saat pertandingan hanya sebagai kompetisi semata. Pertanyaan pun segera dilontarkan, setiap peserta harus menjawab secepat mungkin dalam hitungan lima detik. Setiap sangga harus memiliki jawaban masing-masing di setiap pertanyaan yang berbeda, jika tidak menjawab maka dinyatakan gugur atau tereliminasi.

Sangga pertama sampai keempat berasal dari kelas MIPA, sangga kelima sampai ketujuh berasal dari campuran anak IPS dan Bahasa. Aku berada satu sangga bersama Margaret, Riska, Andin, Lydia, Renaldi, Towi, dan Betty.

"Pokoknya sangga kita harus menang ya." Ucap Margaret.

"Ini kita mau kasih nama sangga apa?" Tanya Lydia.

"Gimana kalo gagak." Ucap Towi.

"Kok gagak sih, itu mah buat penggalang kali, sayyy." Ucap Betty.

"Gimana kalo Hiu." Ucap Andin.

"Ngapa jadi hewan-hewanan dah, kita kan udah penegak, gimana kalo Sangga Pendobrak?" Ucapku.

"Ya, Fer, gua setuju." Ucap Betty.

"Deal ya." Ucapku.

"Deal." Ucap mereka semua.

Sang MultitalentaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang