KERIBUTAN DI PESTA MALAM HALLOWEEN

4 1 0
                                    

Hari Selasa pagi, jam 01.00 dini hari, aku telah tiba di Jakarta. Bundo dijemput oleh sopir pribadinya begitu pun denganku. Kami berdua berpisah saat di perjalanan pulang. Aku membawa sertifikat dan memberikan piagam kepada Bundo untuk arsip sekolah. Bundo berpesan padaku untuk tidak sekolah karena harus beristirahat di rumah. Namun, aku tahu diriku yang selalu masuk sekolah kecuali terlambat sekali setiap masuk sekolah baru dan banyak dispend karena adanya perlombaan.

Di perjalanan pulang, aku masih memikirkan diriku yang kejam ini. Aku sangat impulsif dan manipulatif, aku sadar dengan perbuatanku. Apa yang kulakukan ini adalah salah, aku ingin mengubah hidupku menjadi lebih positif, tidak menghancurkan hidup orang lain dan hidupku sendiri. Aku rasa, aku akan mendapat sebuah hadiah, hadiah buruk yang setimpal dengan perbuatanku suatu saat nanti.

Aku sampai di rumah dengan badan yang terkulai lemas dan mata yang kantuk. Aku membuka pintu dan segera naik ke tangga kemudian berjalan cepat menuju kamarku. Aku membaringkan badanku di atas kasur tanpa mencuci wajah terlebih dahulu.

Tak lama kemudian, ada seorang yang membangunkanku. Suara terompet membuat telingaku pengar. Saat aku membalikan badanku dalam posisi tengkurap. Ternyata, suara tersebut adalah Margaret. Ia memakai kostum Ariel Mermaid.

"Apa sih Mar, masih pagi udah ganggu aja lu." Ucapku kemudian melempar bantal padanya.

"Gila ya nih orang, lu gak liat sekarang udah maghrib. Lu gak mau ke sekolahan?" Tanya Margaret.

"Ha? Serius lu? Astaga gua tidur berapa jam." Gua kira masih pagi.

"Mending lu bangun, abis itu lu make up jadi Flynn Rider karena tema halloween kita itu Disney. Jadi ini perayaan kostum bukan perayaan halloween yg serem-serem. Nih gua abis beli kostum lu di toko online." Ucap Margaret kemudian meletakkan kostum tersebut di atas kasurku.

Setelah dibangunkan Margaret, aku bergegas mandi cepat kemudian merias diriku menjadi Flynn Rider salah satu tokoh Disney di Film Tangled. Pertama aku mengenakan kemeja putih kemudian memakai rompi berwarna biru. Aku juga mengenakan celana berwarna coklat dan sepatu boots berwarna hitam kemudian aku mengikat pinggangku dengan sabuk kulit berwarna coklat.

"Fer, keknya rambut lu gak bisa deh dibikin kek Flyyn Rider." Ucap Margaret.

"Ya lu liat sendiri kan rambut gua pendek, sisir biasa aja lah dan gk usah di make up nanti malah aneh muka gua." Ucapku kepada Margaret.

"Iya bawel." Ucap margaret kemudian menyisirku dengan kasar.

Setelah merias rambutku, Margaret mengajakku membuat InstaStory dengannya. Kami berpose di depan kaca, lalu membuat boomerang. Kami berdua segera turun ke bawah dan pergi ke sekolah. Aku dan Margaret pamit dengan omaku, lalu kami berdua menuju parkiran.

Saat di garasi, aku menyalakan motorku begitu dengan Margaret. Aku memanaskan motorku selama kurang lebih lima menit lalu melaju menuju sekolah. Aku dan Margaret balapan menuju sekolah, saat aku sedang putar balik, aku melihat Riska dan Yuni sedang berdiri di pinggir jalan.

"Margaret, Mar sini dulu." Teriakku kencang ke Margaret.

"Lu berdua ngapain di sini?" Tanyaku kepada Riska dan Yuni.

"Gua di turunin sama sopir angkot gegara kite bedua kaga bawa duit, Per, Mar." Ucap Riska yamg tampak kesal.

Aku tertawa melihat tingkah kocak mereka berdua. Saat ini mereka memakai kostum Adat Betawi, aku bilang kostum malam ini adalah Disney. Namun, mereka bersikeras karena tidak punya kostum Disney. Akhirnya, aku membonceng Yuni, sedangkan Margaret membonceng Riska. Kami berempat menuju sekolah karena di jam tanganku sudah menunjukkan pukul 19.25 menit.

Beberapa menit kemudian, kami sampai di depan gerbang dan langsung masuk menuju Parkiran. Suasana di sekolah cukup luar biasa dan sedikit menakutkan. Aku sangat bersemangat sekali karena ini adalah pertama kalinya aku mengikuti malam halloween dalam konsep pesta kostum. Aku sempat bertanya pada Margaret mengapa mayoritas muslim boleh mengikuti malam halloween. Ia bilang malam halloween untuk minoritas non muslim, sedangkan mayoritas muslim hanya memgikuti pesta kostum sebagai bentuk toleransi. Semua murid diperkenankan memakai kostum Disney. Namun, dari sekian banyaknya murid hanya Riska dan Yuni yang memakai pakaian adat. Di beberapa tempat banyak sekali hiasan buah labuh yang di dalamnya di taruh lilin. Aku dan yang lain berjalan menuju lapangan, semua lampu di kelas di matikan hanya ada lampu sorot yang berada di lantai empat yang mengarah ke lapangan. Kami semua berkumpul di lapangan.

Sang MultitalentaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang