Pasca demo besar-besaran di sekolah kemarin, sekolahku viral di sosial media. Aksi tersebut membuat SMAN Internasional Jakarta menjadi malu karena adanya kasus besar dan pihak kepala sekolah yang tidak bertanggung jawab. Tentunya aku dan yang lain senang akan hal tersebut. Jika bisa diganti, aku ingin sekali melakukan aksi demo lagi untuk menggantikan Pak Bonar dari jabatannya.
Di lain sisi, setelah tiga hari pencarian ayahnya Robby, ia berhasil ketahuan sedang mencabuli anak SMA lainnya di dalam hotel dekat klab milik Rahmat. Aku mendapat kabar tersebut dari abangnya Margaret yang ikut ambil peran untuk membantuku menyelediki Rahmat. Untuk beberapa tersangka yang sudah dipastikan akan mendapatkan denda dan juga hukuman penjara adalah Batara, ayahnya Robby dan Rahmat anak dari pemilik club. Sedangkan, untuk Bimo dan Robby hanya akan mendapat denda yang kemungkinan besar, mereka berdua tidak akan di penjara karena masih berstatus pelajar dan di bawah 18 tahun.
Aku dan teman-temanku bangga setelah melihat mereka semua mendapatkan hukuman yang setimpal. Masa laluku juga sudah terkubur karena Rahmat akan di penjara untuk waktu yang begitu lama. Aku hanya takut jika kasus di Surabaya menimpa diriku suatu saat nanti. Aku harap kasus itu sudah selesai dan tidak menanti diriku untuk ketahuan. Fokusku saat ini adalah belajar dan mengejar prestasi agar aku bisa kuliah di luar negeri karena pintar saja belum cukup untuk kuliah di sana.
Tepat tanggal 12 April 2022, aku dan beberapa temanku menghadiri sidang ayahnya Robby dan juga Rahmat. Kasus ini juga di hadiri beberapa media TV karena kasus ini telah menyebarluas di sosial media Aku menyaksikan keputusan hakim tepat di sore hari
"Baiklah, hakim telah memutuskan bahwa hasil sidang untuk kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh saudara Batara terhadap korban di bawah umur bernama Miya dan untuk keputusan hasil saudara Rahmat yang melakukan aksi jual beli perdagangan manusia sekaligus pemakaian narkoba. Masing-masing tersangka akan dipenjara selama 15 tahun dan denda sebesar lima miliar. Hasil keputusan hakim mutlak, sidang resmi ditutup." Ucap seorang hakim.
"Alhamdulillaj ya Allah." Ucap kami semua dan berteriak bahagia.
Kami semua memeluk Miya yang duduk dikursi depan. Suasana persidangannya menjadi haru dan penuh tangisan.
"Miya, kita berhasil." Ucapku terharu.
"Akhirnya, setelah berbulan-bulan kita ungkap kasus ini. Lu dapet kadilan Miya." Ucap Margaret kemudian memeluk Miya lagi.
Untuk hasil keputusan Bimo tidak dikenakan sanksi melainkan mendapat terapi psikologi untuk memulihkan mentalnya, sedangkan Rizal tidak masuk penjara . Namun, mendapatkan denda senilai Rp.500.000.000 dan diturunkan menjadi kelas sebelas oleh semua guru. Rizal hanya bisa memilih opsi, pertama dikeluarkan dari sekolah atau kedua, turun kelas menjadi kelas sebelas lagi.
Sepulang dari pengadilan, aku dan yang lainnya pulang ke rumah masing-masing, aku berencana ingin membeli barang-barang untuk perayaan ulang tahunku yang ke-17. Aku akan mengundang beberapa teman yang kukenal saja, aku mengendarai motorku kemudian menuju Mall terbesar di Jakarta Utara. Saat aku sampai di sana aku melihat Venita sedang di rangkul dengan seorang laki-laki sekitar 25 tahunan. Namun, hatiku berkata kalu itu bukan Venita. Aku melanjutkan niatku ke toko perlatan, aku masuk ke dalam melalui pintu kaca otomatis terbuka dan tertutup sendiri. Suasana di dalam ramai, aku naik eskalator menuju lantai tiga kemudian aku membeli beberapa alat dekorasi berwarna-warni, beberapa balon dan juga lampu.
Aku sudah menyiapkan konsep ulang tahunku ini bertema Summer atau Musim panas karena sebentar lagi aku akan memasuki ajaran tahun kedua di bulan Juni nanti. Aku sudah mempersiapkan diriku untuk mengikuti kompetisi FLS2N, OSN dan juga lomba lainnya yang kemungkinan akan bersaing di tingkat internasional. Devi sudah menyerah melawan anaknya Bu Camille untuk menjadi penyanyi terbaik di paduan suara. Ia tidak direkrut untuk ikut kompetisi bernyanyi. Namun, ia akan mengambil langkah lebih besar setelah senior lulus tahun ini.
Beberapa masalah temanku juga sudah selesai, seperti hubungan toxic Betty dan Irfan yang semakin membaik walaupun mereka seamin tapi tidak seiman. Alvaro dan Sahrul masih tetap menghisap ganja, Margaret sudah berdamai dengan Venita, Sasha dan Nandita. Riska dan Yuni sudah pulih seratus persen, luka-luka mereka juga sudah membaik dari sebelumnya. Namun, aku masih ada masalah yang belum kuselesaikan seperti sepupu toxicku dan keluarga mereka yang rakus akan harta. Belum lagi mereka berdua akan pindah di sekolahku, itu akan menjadi beban masalahku lagi.
Aku tahu informasi tersebut dari pesan sepupuku, Karen. Aku dan dia sudah berbaikan dan ia berjanji akan membelaku jika hal buruk terjadi padaku lagi. Untuk temanku lainnya tidak ada kabar apa pun dari mereka. Hanya itu yang kutahu. Saat ini, aku sudah membeli perlengkapan, aku membeli banyak sekali dekorasi ulang tahun. Aku menghabiskan uanng sebesar Rp. 3.200.500 ribu dari hasil tabungan lombaku.
"Mba nanti di kirim ke rumah saya ya, ini alamatnya." Ucapku pada seorang kasir.
"Baik kak." Balasnya ramah.
Aku kembali ke rumah dan ingin sekali merebahkan badanku yang sudah pegal ini. Aku rasa perjalananku belum berakhir sampai di sini karena aku harus mencari tahu apa yang terjadi dengan Venita. Mengapa ia tidak hadir di pengadilan pacarnya, Robby? Dan siapakah pria itu? Sepertinya kasus pertama yang kutahu ini akan menjadi awal perjalananku untuk memulai tahun kedua, sekaligus mencari banyak prestasi dan melihat sisi gelapnya dari anak baru nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Multitalenta
Teen FictionDISCLAIMER!!! NOVEL INI PENUH DENGAN ADEGAN 18+ KEKERASAN, KATA-KATA KASAR, PEMBULIAN, BUNUH DIRI DAN KEHIDUPAN SEKS SERTA PENYAKIT SEKSUAL. "Di balik otak yang cerdas, terdapat jiwa yang kotor." Bagitulah isi novel Sang Multitalenta : Tahun pertama...