Selanjutnya ada babak ketiga dari ekskul Peraturan Baris-Berbaris dan Kesehatan, yaitu ada Paskibra, Pramuka, KIR, dan PMR. Ekskul dimulai dari Paskibra, mereka datang dari sebelah kananku mengenakan seragam putih kemudian mereka semua jalan di tempat dengan serentak, lalu berjalan ke depan dan melakukan formasi yang begitu epik. Aku dan Margaret membicarakan formasi mereka yang cukup keren dan elegan. Setelah Paskibra selesai, ada ekskul Pramuka yang melakukan baris-berbaris menggunakan semafor dan menyanyikan sebuah yel-yel yang senada. Pakaian PDL mereka sangat rapi dan terlihat masih baru, seperti halnya seragam paskibra. Aku sangat menyukai pertunjukkan Pramuka SMANI saat di bagian semafor daripada gerakan lainnya. Mereka melakukan gerakan semafor secara bergantian dan berteriak berbagai macam huruf kemudian disusun secara horizontal. Aku tahu betul tentang semafor, mereka memberikan nama ambalan Pramuka SMANI, yaitu Ir. Soekarno Hatta dan Cut Nyak Dhien.
Setelah ekskul pramuka selesai, ada ekskul KIR atau Karya Ilmiah Remaja. Mereka menampilkan sebuah eksperimen Gunung Merapi yang pasif. Aku terus memperhatikan mereka melakukan eksperimen tersebut. Tak lama kemudian, gunung tersebut meletus mengeluarkan semacam busa berwarna kuning, ledakan pertama tidak sebanding dengan ledakan kedua yang mengeluarkan busa hingga memuncrat ke lapangan kemudian kami semua bertepuk tangan. Eksperimen mereka berhasil mengembalikan Gunung Merapi yang pasif. Ekskul KIR menampilkan lima orang yang mengenakan seragam lab berwarna putih, dipojok sebelah kiri bertuliskan KIR SMANI.
Setelah KIR selesai, ada ekskul PMR. Mereka mengenakan seragam berwarna kuning dan celana berwarna hitam. Mereka melakukan aksi drama yang lucu, yaitu seseorang yang ditabrak mobil kemudian beberapa dari regu PMR atau Palang Merah Remaja datang dari sebelah kanan dan membuat sebuah tandu, lalu mengangkat korban. Mereka juga melakukan sebuah pengobatan kecil dengan kotak P3K. Aku sempat tertawa bersama dengan yang lainnya, saat adegan drama tersebut dimulai.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.30 siang, kami dipersilakan untuk istirahat dan menunggu ekskul terakhir, yaitu Teater SMANI yang akan dilaksanakan di gedung atau ruang teater lantai empat. Kami diberitahu oleh Robby, beberapa ekskul yang tidak ditampilkan yaitu, Ekskul Voli, Badminton, Renang, English Club, Japan Club, Rohani Islam, Rohani Kristen, Sinematografi, dan Klub Matematika. Aku pergi menuju ke kantin untuk makan siang, suasana kantin mulai ramai. Namun, tidak seramai saat hari pembelajaran. Kami berenam duduk di tempat biasa dan mulai mengobrol bersama tentang peminatan ekskul. Sebagai seorang juara, aku dan Margaret mentraktir Andin, Regita, Bimo, dan Betty sebagai bentuk solidaritas pertemanan. Mereka berempat tampak senang ketika aku dan Margaret yang akan mentraktir makanan dan minuman mereka.
"Jadi kalian pada pilih ekskul apa." Tanyaku.
"Gua English Club, Fer." Ucap Andin.
"Gua keknya Japan Club, deh." Ucap Bimo sambil mengangkat alisnya.
Dua temanku sudah memutuskan memilih ekskul yang masing-masing dari mereka sudah memiliki kemampuan dasar. Aku dan yang lainnya sudah tidak memiliki minat dengan Ekskul Pramuka. Untuk Ekskul Karate, aku sudah sabuk hitam, sedangkan untuk Ekskul Musik, aku sudah pernah ikut paduan suara saat di SMP dan tentunya membuatku bosan. Sekarang ini aku sedang memikirkan ekskul yang sedikit tidak menantang. Namun, membuatku merasa nyaman tanpa adanya tekanan.
"Kalo lu apa, Fer?" Tanya Margaret di saat aku sedang memikirkan ekskul.
"Gua, hmm gak tau lah Mar. Nanti aja deh. Gua mau liat ekskul teater dulu, siapa tau gua minat." Ucapku.
Setelah melakukan perbincangan dengan Andin, Regita, Margaret, Betty, dan Bimo. Makanan kami datang bersamaan deng es teh manis. Saat kami sedang asyik makan, Riska dan Yuni datang ke meja kami. Aku meminta Riska dan Yuni untuk duduk di bangku yang biasa di duduki oleh Regina dan Miya. Saat aku membuka ponsel, aku mendapat sebuah pesan dari grup Smart Genius, bahwa hari ini Devi izin tidak masuk karena sedang tidak enak badan, Regina izin karena ada acara keluarga, dan Miya masih sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Multitalenta
Teen FictionDISCLAIMER!!! NOVEL INI PENUH DENGAN ADEGAN 18+ KEKERASAN, KATA-KATA KASAR, PEMBULIAN, BUNUH DIRI DAN KEHIDUPAN SEKS SERTA PENYAKIT SEKSUAL. "Di balik otak yang cerdas, terdapat jiwa yang kotor." Bagitulah isi novel Sang Multitalenta : Tahun pertama...