Sabtu ini adalah hari terpenting di sekolahku karena ada acara tahunan untuk murid-murid baru yang akan memilih ekskul sebagai wadah kegiatan organisasi di sekolah. Aku sampai di sekolahku pukul 06.30 pagi. Semua murid diperintahkan langsung oleh kepala sekolah untuk menonton Demo Ekskul atau acara pertunjukkan dari masing-masing ekskul. Acara tersebut ditujukkan sebagai promosi dan peminatan bagi murid kelas sepuluh yang bingung akan passion mereka. Acara dimulai pukul 07.00 pagi, aku dan Margaret pergi ke kantin untuk membeli roti bakar dan minum secangkir kopi Good Day. Penjual di kantin sepi, hanya beberapa pedagang yang berjualan. Aku rasa hal ini menjadi tradisi tahunan karena banyak murid yang tidak masuk. Aku duduk bersama Margaret di tempat biasa, tempat tersebut sudah kunamai, yaitu Di Pojok Kantin. Kami berdua mengobrol bersama mengenai ekskul apa saja yang akan di tampilkan. Aku dan Margaret sudah berjanji akan vakum dari ekskul pramuka dan memilih ekskul yang sedikit tidak menantang. Aku memesan dua cangkir kopi Good Day Cappucino dan dua roti bakar, rasa coklat dan keju.
Saat kami sedang asyik mengobrol, Betty datang dari jauh dengan gayanya yang mirip seperti anak indie bercampur anak jurnalis. Ia mengenakan pakaian ala reporter. Namun, mengenakan tas selempang samping bergambar matahari senja, ia juga memakai kacamata favoritnya yang berbentuk Cat Eye berwarna hitam. Hari ini aku mengenakan kaos berwarna hijau, dibalut kemeja putih, dan celana jeans berwarna biru, sedangkan Margaret mengenakan jelana jeans berwarna biru tua dan sweater berwarna hitam.
"Hai sayang-sayang aku." Ucap Betty kemudian duduk di samping Margaret.
"Hai, Bet." Ucap kami berdua.
Betty membawa paper bag berwarna coklat kemudian ia duduk di sampingku dan meminta kami berdua untuk melihat isi paper bag tersebut. Saat kulihat, ternyata dua kotak kecil untukku dan Margaret. Ia memberikan kado tersebut sebagai tanda keberhasilanku melawan Michelle. Kado tersebut dibungkus kertas kado berwarna hijau dan dililit menggunakan pita berwarna merah muda. Aku dan Margaret membuka secara bersamaan dan ternyata isinya adalah sepuluh foto polaroid. Aku melihat kenanganku bersama Betty dan Margaret. Hal ini membuatku terharu dan cukup terhibur.
"Bet, ini tuh lucu banget. Jadi inget masa-masa SMP deh. Thank you loh." Ucap Margaret.
"Makasih ya Bet, you're the best." Ucapku.
Hadiah yang kudapatkan kemarin, setengahnya sudah kusumbangkan ke sebuah Yayasan Anak Yatim Piatu yang berada di dekat rumah Margaret. Aku merasa rugi jika mendapatkan hadiah uang yang selalu kuberikan kepada Andri dan Erlin. Lebih baik aku memberikan anak yatim piatu atau fakir miskin daripada memberikan mereka berdua.
Kembali ke topik kami. Aku, Margaret, dan Betty menyantap roti bakar yang sudah matang. Betty sangat menyukai rasa keju dan coklat. Sembari makan, kami terus mengobrol hingga jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Kami bertiga menuju lapangan untuk melihat pertunjukkan dari masing-masing ekskul. Semua murid dipersilakan duduk di lapangan secara bebas. Aku duduk di tengah bersama Margaret dan Betty. Tak lama kemudian, Andin dan Regita datang dengan seragam yang kompak berwarna hitam dan abu-abu. Kami berlima duduk bersama sembari menunggu acara dimulai. Di sela pembicaraanku dan yang lain, ada Bimo yang datang dari belakang mengagetkan kami semua. Bimo memakai hoodie berwarna hitam dan celana training berwarna merah. Ia tampak keren dengan hoodienya yang bergambar Star Wars.
Suasana pagi di lapangan cukup ramai dan langit tampak berawan. Namun, tidak menandakan akan turun hujan. Pertunjukkan pertama dimulai dari ekskul seni musik. Mereka menyiapkan gitar, drum, piano, dan standing mic. Aku melihat empat murid laki-laki datang dari podium, mereka mengenakan seragam yang kompak, yaitu kaos berwarna hitam bertuliskan Seni Musik SMANI. Mereka bernyanyi di lapangan, Aku mendengar suara dari vokalis tersebut sangat bagus, suaranya sangat maskulin. Ia menyanyikan lagu dari band The Script yang berjudul Hall of Fame. Setelah pertunjukkan pertama selesai, kami semua bertepuk tangan. MC untuk hari ini dipegang langsung oleh Robby, ia mengenakan baju yang seragam dengan anggota OSIS lainnya. Kaos tersebut berwarna hijau dengan lengan panjang berwarna abu-abu dan bertuliskan OSIS SMANI. Untuk celananya, mereka mengenakan jeans dengan warna yang berbeda-beda.
Aku dan yang lainnya terus menonton sampai pukul 10.00 pagi. Babak pertama dari enam pertunjukkan telah disajikan dari ekskul Seni Musik yang menampilkan sebuah band, Paduan Suara yang menyanyikan lagu You Raise Me Up, Pemandu Sorak/ Cheerleader yang menari dengan sangat epik dibalut dengan lagu Please Don't Stop The Music kemudian dilanjutkan ekskul Tari Tradisional yang membawakan tarian adat Aceh, yaitu Tari Saman. Setelah tari tardisional, dilanjutkan ekskul Modern Dance yang membawakan tarian barat, yaitu break dance yang disatupadukan dengan robot dance. Aku melihat beberapa kostum yang dikenakan oleh kakak kelas cukup bagus dan seragam, ditambah dengan tarian, nyanyian, dan kekompakan grup yang membuat pertunjukkan demo ekskul tidak monoton. Kami semua terus berteriak, bertepuk tangan, dan standing ovation karena penampilan dari masing masing ekskul sangat luar biasa.
Pertujukkan babak pertama dari tim musik dan tari sudah selesai, kini berlanjut untuk babak kedua, yaitu tim olahraga. Pembukaan dimulai dari ekskul Silat yang berasal dari Indonesia. Aku melihat anggota mereka mengenakan baju silat berwarna hitam dengan sebuah ikat kepala berwarna hijau. Adegan silat dimulai dari adu jurus kemudian memecahkan sebuah batu panjang dan besar seperti batu kapur. Aku melihat salah satu dari mereka berteriak ketika menghancurkan batu tersebut dengan satu tangan dan kepala. Mereka membuatku takjub dengan segala esensi yang berbeda dari ekskul karate.
Setelah pertunjukkan dari ekskul silat selesai kemudian dilanjutkan ekskul olahraga lainnya, yaitu karate yang menampilkan adu jurus, teknik menendang, dan beberapa aksi lainnya. Setelah olahraga beladiri selesai, kini dilanjutkan ekskul lainnya, yaitu Bola Basket yang melakukan pertandingan singkat, adu skill, dan memutari bola menggunakan jari. Mereka mengenakan seragam berwarna ungu dan kuning. Adapun, ekskul futsal yang menampilkan gaya yang fun, mereka sangat lincah, dan kompak saat melakukan teknik mengangkat bola menggunakan kaki dan dengkul kemudian di tendang ke atas dan ditahan di atas dahi mereka. Seragam ekskul futsal sangat kompak berwarna hijau dan celana berwarna putih. Untuk ekskul olahraga lainnya seperti ekskul voli, badminton, dan renang tidak ditampilkan karena akan memakan banyak durasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Multitalenta
Teen FictionDISCLAIMER!!! NOVEL INI PENUH DENGAN ADEGAN 18+ KEKERASAN, KATA-KATA KASAR, PEMBULIAN, BUNUH DIRI DAN KEHIDUPAN SEKS SERTA PENYAKIT SEKSUAL. "Di balik otak yang cerdas, terdapat jiwa yang kotor." Bagitulah isi novel Sang Multitalenta : Tahun pertama...