PERTEMUAN ANTAR SEPUPU DAN DENDAM MASA LALU

7 2 0
                                    

"Karen, Alam! What are you doing here? I'm miss u so much." Kataku.

"Oh, Ferdian. I miss you too. Long time no see." Balas Karen dan Alam kemudian mereka memelukku.

Aku terkejut mereka pulang ke rumah omaku dengan tampilan yang sedikit berbeda, aku melihat Karen terlihat lebih anggun, cantik, dan lebih dewasa. Karen memiliki paras seperti Om Dylan, wajahnya bule, hidungnya mancung dan tingginya beda sedikit dariku. Berbeda dengan Alam, ia memiliki wajah seperti ibunya, alisnya tebal, kulitnya sawo matang, dan ia memiliki wajah yang cukup manis. Setelah hari kelulusan SMP, aku dan mereka sudah jarang bertemu. Ketika kami masih SD, kami selalu berkumpul dan menghabiskan waktu liburan pertengahan dan akhir semester di rumah oma untuk bersantai dan berenang bersama. Namun, saat mereka pindah dari Jakarta Selatan ke Bekasi kami sudah jarang bertemu.

"Ngomong-ngomong kenapa seragam lu kotor dan dekil banget, Fer?" Tanya Alam.

Saat Alam sedang bertanya, dua anak manusia yang tidak tahu diri datang menyambar pembicaraanku.

"Biasalah, Lam. Dia kan dari dulu hidupnya jorok. Kecil aja udah ngurusin peliharaanya, kek ayam, bebek, gak sekalian lu pelihara babi, Fer?" Ucap Andri dengan wajah ketololannya yang luar biasa.

"Andri, stop it." Balas Karen.

"Tapi setidaknya gua gak ngurusin hidup orang. By the way, dua manusia toxic ini ngapain sih diajak?" Tanyaku dengan nada sinis.

"Suka-suka kita dong, ini kan rumah-rumah kita juga. Jadi lu gak ada hak buat ngusir kita berdua!" Ucap Erlin sambil mengibaskan rambutnya.

"Gua? Ha? Gua gak bilang mau ngusir lu berdua. Oh iya gimana harta kedua orangtua gua? Enak? Udah beli apa aja? Ohhhh udah abis ya? Jangan-jangan kalian sekeluarga kemari karena mau jadi penjilat di rumah ini ya? Wow, minggir!" Ucapku sambil menabrak bahu mereka berdua.

Aku masuk ke dalam rumah yang dimana pintu masuk sudah terbuka, aku berjalan ke dalam kemudian melepas sepatuku dan kuletakkan di rak sepatu dekat pintu, saat di meja makan, ada omaku, Om Dylan, Tante Gina, Tante Mei, dan Om Budi. Aku melihat Tante Mei dengan wajah yang sok cantik dan sok manis yang jika di perhatikan ada beberapa wajah yang bersembunyi di balik wajahnya. Aku selalu menyebutnya "Si muka dua, muka tembok dan ular berkepala dua kadang ular berbisa."

Aku memandangnya dengan wajah yang muak, sinis, dan penuh dengan dendam pada masa laluku. Di saat itu juga, oma tidak mengubrisku begitu pun dengan mereka. Aku yang sudah tidak mood langsung berjalan cepat ke lantai atas dan menuju kamarku. Di dalam kamar, aku langsung merebahkan diriku di atas kasur yang empuk dan membalikan badanku tengkurap. Aku mencari remot AC karena jam sudah menunjukkan pukul 13.15 siang di tambah hawa panas yang menyengat datang tiba-tiba.

Aku menyalakan ponselku dan membuka Instagram kemudian aku melihat pengikutku bertambah lima puluh orang hari ini. Total pengikut per 10 Juli 2017 yaitu 5051 pengikut. Kuakui pengikutku di Instagram kebanyakan dari luar negeri dan aku sering mengunggah video dan foto bersama Margaret, teman-teman SMPku, teman di luar negeri, dan saat perlombaan atau seminar. Aku juga sering menggungah foto badanku yang sixpack kadang banyak netizen yang berkomentar bahwa aku "Seksi dan nakal."

Total foto dan videoku saat ini 1.890 unggahan dan aku mengikuti 1.000 orang termasuk Presiden Indonesia, Presiden Amerika, Kementrian Indonesia dan beberapa artis Indonesia dan luar negeri. Satu hal yang membuatku takjub adalah aku diikuti oleh bapak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tentu hal ini membuatku bangga karena aku telah memberikan prestasi yang terbaik untuk mengharumkan nama Indonesia. Mungkin sebagian orang mengenalku hanya lewat berita TV lokal karena generasi millenial dan generasi sebelumnya lebih tertarik pada acara TV daripada media sosial. Maka dari itu di sekolahku jarang ada yang tahu siapa diriku sebenarnya.

Sang MultitalentaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang