Senin yang cerah tepat pada tanggal 7 Agustus 2017. Aku sampai di sekolah pukul 06.29 pagi yang menandakan satu menit gerbang sekolah akan ditutup. Aku memakirkan motorku di tempat biasa atau lebih tepatnya di samping motor Margaret. Aku segera berjalan cepat menuju kelasku. Saat aku sampai di koridor, aku melihat segerombolan murid menatap sesuatu yang ada di mading. Aku segera berlari dan menghampiri mereka.
"Misi, misi." Ucapku sambil menengok apa yang ada di mading.
Aku membaca tulisan tersebut secara perlahan-lahan dan ternyata hal itu membicarakan sebuah rahasia yang selama ini ditutupi oleh Regina dan Miya. Bahwa ternyata Miya tertular oleh HIV.
"Miya is a virus." Bunyi tulisan tersebut.
"Miya cewe murahan makanya kena HIV." Bunyi tulisan tersebut.
Aku segera berjalan cepat menuju ke kelas melalui tangga dengan perasaan tergesa-gesa kemudian aku berlari secepat mungkin. Saat aku sampai di kelas, aku melihat Miya sedang menangis, ditemani Margaret, Andin dan beberapa teman sekelasku.
"Mar?" Tanyaku.
"Katanya ceritanya panjang, Fer." Ucap Margaret.
Aku mengambi kursi guruku kemudian aku mulai bertanya pada Miya secara perlahan-lahan. Wajahnya penuh dengan tangisan air mata dan bibirnya ikut gemetar diikuti suara isak yang keluar dari mulutnya. Regina mengusap-ngusap rambut Miya kemudian memeluknya dari samping.
"Miya, lu kenapa?" Tanyaku untuk kedua kalinya.
"Regina, ceritain ke Ferdian." Ucap Miya tersedu-sedu.
Aku mendengar cerita Regina, Namun, ia menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan. Aku bisa melihat wajah Regina memerah yang menandakan cerita Miya cukup menyedihkan. Regina mulai menceritakan kepada kami soal kejadian hari ini. Ia menceritakan semua kejadian yang dialami oleh Miya kurang lebih dua tahun yang lalu. Jadi pada tahun 2015 sekitar bulan November akhir, Miya sempat berpacaran dengan Rizal yang merupakan kakak kelasku saat ini, sekaligus musuh bebuyutanku dan Margaret. Sebelum Rizal mengenal Venita, Rizal sudah mengenal Miya sejak SMP kelas dua. Namun, Rizal mengungkapkan perasaanya kepada Miya saat ia kelas tiga SMP dan Miya kelas dua SMP. Miya dan Rizal saat itu berpacaran dalam satu sekolah yang sama. Menurut Regina, ini memang salah Miya karena selama ini Miya telah berselingkuh dengan cowo sekolah lain. Akhirnya, Rizal meninggalkan Miya dan beberapa minggu kemudian Rizal menjadi anak yang nakal dan liar. Miya bilang, Rizal sudah memiliki hobi di dunia motor sejak meninggalkan Miya. Tahun 2016 awal, Miya semakin menjadi-jadi, ia sering berpacaran dengan cowo lain. Namun, dalam batas wajar. Ia tidak pernah melakukan hubungan badan dengan siapapun. Bulan Maret 2017, Miya didagnosa dokter bahwa ia terkena HIV atau Human Immunodeficiency Virus, yaitu sebuah virus yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh. Miya merasa tidak pernah berhubungan badan dengan siapapun, ia sudah bersumpah di atas Quran bahwa selama ini ia tetap menjadi anak kesayangan orangtuanya, berprestasi di seni lukis, dan selalu mempertahankan nilai di bidang akademik. Menurutnya, ia memang nakal. Namun, masih dalam batas wajar.
Akhirnya, setelah ia memikirkan sepanjang malam. Ia mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya. Ia mengingat kejadian di malam bulan Februari 2016. Saat itu, ia diajak oleh pacar barunya ke sebuah club malam, ia diizinkan masuk karena pacarnya anak dari seorang pemilik club yang terkenal di daerah Jakarta Selatan kemudian ia meneguk banyak minuman alkohol yang diberikan oleh pacarnya. Setelah beberapa saat kemudian, ia mulai merasa pusing dan mual. Lalu, ia tersadar sudah berada di atas kasur. Miya menceritakan semuanya kepada kami saat ia berada di kasur, ia tidak mengingat apa-apa kecuali ada sebuah cairan putih yang sangat bau busuk yang berada di vaginanya. Ia pergi ke kamar mandi dan mulai membersihkannya kemudian banyak darah mengalir dari vaginanya. Miya merasa bahwa ia sedang haid. Di hari minggu itu, ia memikirkan mengapa ia bisa berada di atas kasur. Hanya itu yang menjadi pertanyaanya hingga saat ini.
Saat Miya sedang menggali ceritanya lebih dalam tiba-tiba kami mendengar suara laki-laki, saat kulihat, ternyata ia adalah Rizal.
"Gua yang nganterin lu Miya." Ucap Rizal mengagetkan kami semua.
Rizal menyatukan sebuah puzzle yang selama ini Miya cari. Rizal menceritakan alasan mengapa Miya bisa berada dikasurnya. Kami mendengar Rizal sembari meminta maaf kepada Miya dengan perasaan tulus. Jadi pada malam itu, Rizal sempat mengikuti Miya karena Rizal mendengar kabar bahwa pacar barunya seorang anak dari pemilik club malam. Rizal mengikuti Miya dari jam 21.00 malam. Saat itu hari minggu dan jalanan pun sedikit ramai sehingga membuat Rizal ketinggalan jejak Miya. Namun, setelah tiga jam mencari keberadaan Miya. Rizal melihat Miya sedang tergeletak di dekat tempat sampah yang tidak jauh dari sebuah hotel di sana. Rizal merangkul Miya dengan tertatih-tatih malam itu. Gaun yang dikenakannya sedikit melar dan rambutnya terlihat acak-acakan. Miya naik motor Rizal kemudian memeluknya erat. Rizal mengantar Miya sampai di depan pintu rumahnya. Rizal menceritakan kepada orangtua Miya bahwa ia pingsan di jalan. Rizal sempat berbohong kepada mereka, padahal ia tahu bahwa selam ini Miya telah diperkosa. Tetapi, Rizal harus bisa bersikap profesional dan tidak ingin membuat orangtuanya pingsan atau jantungan. Dari minggu pertama, pacarnya Miya mengilang tanpa ada jejak dan semua akun sosial media, dan nomor telepon diblokir. Untuk Minggu kedua Miya mengalami kejadian aneh seperti mual, pusing, demam tinggi, kelelahan, dan kalenjar getah bening. Maka dengan cepat ia periksa ke dokter bahwa ia selama ini mengidap HIV. Orangtua Miya mendatangi orangtua dari pemilik club tersebut. Lalu, Miya menyebutkan nama mantan pacarnya tersebut yang bernama Rahmat. Seketika aku dan Margaret terkejut.
"Anjingggg." Ucap Margaret menggebrak meja.
"Mar?" Ucapku sembari memberik kode.
Aku dan Margaret harus bersikap santai dan tidak ada yang boleh tahu jati diriku yang dulu.
"Lu kenapa Mar?" Tanya Betty serius.
"Gak, Bet. Gua cuma kaget banget, ngedenger ada orang yang tega kek dia." Ucap Margaret.
Miya melanjutkan lagi ceritanya bahwa ternyata, pacarnya menjual Miya kepada pria dewasa yang sudah tekena HIV. Rahmat menanti momen dimana Miya harus sedang haid agar saat Miya sedang berhubungan badan, ia tidak akan hamil. Lalu, malam itu juga. Ayahnya, Rahmat memukulnya dan meminta pihak sekolah untuk memberhentikan anaknya dari sekolah dan menjadi seorang bartender muda. Setelah kejadian itu, Miya menampar Rahmat dan meludahi wajahnya.
"Dasar brengsek, najis gua kenal sama lu lewat sosmed." Ucap Miya.
Setelah Miya melanjutkan hidup bersama virus yang hidup di dalam tubuhnya. Ia meminum Anti Retrioval atau ARV yang merupakan obat untuk mengurangi jumlah virus dalam waktu yang cukup lama. Pagi ini, Miya dan Rizal saling meminta maaf karena telah menyembunyikan sebuah rahasia yang saling ditutupi. Rizal pergi meninggalkan kelas kemudian datang Mam Lela yang merupakan wali kelasku. Ia memanggil Miya dan mengantarnya ke Ruang Kepala Sekolah untuk menjelaskan kasus pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Multitalenta
JugendliteraturDISCLAIMER!!! NOVEL INI PENUH DENGAN ADEGAN 18+ KEKERASAN, KATA-KATA KASAR, PEMBULIAN, BUNUH DIRI DAN KEHIDUPAN SEKS SERTA PENYAKIT SEKSUAL. "Di balik otak yang cerdas, terdapat jiwa yang kotor." Bagitulah isi novel Sang Multitalenta : Tahun pertama...