TO BE; 04

769 96 2
                                    

04; Obrolan Singkat Teman Sekamar

•chapter four; start•

Junkyu melirik ke arah teman barunya sekilas, Park Jeongwoo namanya. Seorang pemuda berusia 17 tahun yang bagi Junkyu terlihat lebih tua dari pada usianya.

Dengan pundak yang lebar, punggung yang luas dan rahang tegasnya, apakah benar pemuda itu seorang siswa tingkat 11?

Selain nama dan tingkatnya, Junkyu tak tahu apapun lagi mengenai identitas si Park satu ini. Setahunya, teman kamarnya itu memiliki karakter yang cukup sama dengannya; mereka sama-sama acuh dengan sekitar.

Dan lagi, ternyata Jeongwoo adalah pemuda sama yang menatap dirinya dari jendela kala ia baru saja sampai di YG High School ini. Entah apa alasannya, Junkyu tidak peduli.

"Bang, Lo suka sayur?" tanya Jeongwoo setelah ia selesai memakai kaos berwarna putih polosnya.

Junkyu yang sibuk memainkan ponsel seraya bersandar pada headboard menatap Jeongwoo sekilas, "Gue omnivor kebetulan."

Si Park itu mendengus, "Dikira makhluk apaan kali ya."

"Lo... Masak?" tanya Junkyu mengerutkan kening bingung ketika melihat Jeongwoo memasang apron berwarna abu-abu di badan kekarnya.

Jeongwoo mengangguk tanpa menatap yang lebih tua, "Lo kalo mau ke kantin silahkan."

"Kapan-kapan." balas Junkyu dan kembali menyibukkan dirinya dengan ponsel.

Sedangkan Jeongwoo mulai menyiapkan bahan-bahan yang akan ia pakai untuk memasak kali ini. Sederhana saja, Jeongwoo bukan seseorang yang tergila-gila dengan banyak makanan. Baginya kekenyangan itu nomor satu.

Disisi lain kini Junkyu sedang menggulir layar ponselnya melihat berbagai postingan yang terpampang. Entah dari kalangan artis maupun beberapa kenalannya. Junkyu tak bisa membayangkan bagaimana hidupnya jika ia dijauhkan dari benda elektronik yang satu ini.

Pernah dulu, kedua orang tuanya sempat menyita ponselnya untuk beberapa hari. Dan kalian tahu apa yang dilakukan Junkyu? Pria itu mengunci dirinya sendiri selama berhari-hari hingga ditemukan tak sadarkan diri karena kekurangan asupan makanan.

Apakah ini bisa dikatakan sebuah kecanduan gadget?

Tentu saja, tapi ingat bahwa Junkyu tak akan pernah menyesal seumur hidupnya.

Junkyu menjatuhkan ponselnya di atas dada bidangnya dan menghela nafas panjang, "Kok gue malah keinget sama bokap nyokap, ya?"

Pria Kim itu segera mendudukkan diri di tepi ranjang, menolehkan kepalanya ke arah dimana ia bisa melihat punggung lebar Jeongwoo yang masih sibuk berkutat dengan alat dapur. Sebenarnya ia masih sangat tidak percaya jika pemuda itu berbeda 4 tahun lebih muda darinya.

"Lo mau nasi atau mie, bang?" tanya Jeongwoo tanpa membalikkan badannya.

Jika ini bukan Junkyu, mungkin akan merasa tersinggung dengan sikap si pemuda Park itu yang cukup tidak sopan. Tapi ayolah, Junkyu bukanlah seseorang yang begitu mengagungkan suatu gelar.

"Lo masak apapun bakal gue makan." jawab Junkyu.

Junkyu terdiam. Kalian ingin tahu apa yang sedang dipikirkan pria berusia 21 tahun ini?

Tentu saja Junkyu pasti sedang memikirkan berbagai cara yang bisa ia lakukan agar ia segera dikeluarkan dari sekolah ini seperti apa yang terjadi lalu. Tapi, perkataan bapak-bapak pembawa barang itu berhasil mengusik pikirannya.

Apa maksud dari menghilang yang diceritakan bapak itu?

Junkyu kembali menatap punggung Jeongwoo, bisakah dia menanyakan hal ini?

TO BETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang