TO BE; 14

588 92 6
                                    

14; Pengalaman Aneh nan Menakjubkan

•chapter fourteen; start•

"Jangan lakuin hal ini lagi, bang. Gue, takut..."

Perasaan aneh itu menyebar begitu cepat ke seluruh tubuh Junkyu seolah ada cairan hangat yang menjalar disana. Pelukan ini, suara berat ini, Junkyu merasa nyaman akannya.

Bisa kalian jelaskan ada apa dengan Kim Junkyu?

"B-bang, g-gue takut..."

Mendengar suara Jeongwoo yang mulai terisak, Junkyu membawa kepala yang lebih muda untuk tenggelam di dalam ceruk lehernya. Tanpa sadar, ia ikut mengeratkan pelukannya pada pinggang Jeongwoo.

Junkyu berbisik pelan,

"Tutup mata Lo."

Samar Junkyu merasakan gelengan di ceruk lehernya, "Nggak, bang. Gue nggak boleh ngalihin p-perhatian gue kalo gue udah eye contact s-sama hiks dia."

Suara Jeongwoo semakin bergetar karena tangis, Junkyu juga merasakan suatu remasan di bagian punggungnya. Yang Junkyu ketahui saat ini adalah Jeongwoo sedang merasa sangat ketakutan.

Junkyu memutar otaknya berpikir keras apa yang harus ia lakukan sekarang. Namun semua itu kembali terasa buyar di saat suara tangisan Jeongwoo semakin jelas di telinganya. Bahunya juga terasa basah karena air mata yang Jeongwoo keluarkan.

"Sshh... Jangan nangis, gue ada disini." lirih Junkyu mencoba menenangkan Jeongwoo di pelukannya.

"B-bang, janji sama gue hiks kalo ini yang terakhir kali." balas Jeongwoo yang begitu terlihat jika pemuda itu benar-benar ketakutan.

"Jeongwoo?"

Panggilan itu hanya dijawab oleh dehaman disusul isakan-isakan tangis yang tentu dari pemuda di pelukan Kim Junkyu ini. Sejenak Junkyu kehilangan kendali hanya karena sisi menggemaskan Jeongwoo yang sebenarnya terkadang muncul itu.

Namun segera ia tepis kala menyadari jika keadaan mereka jauh dari kata aman.

"Tahan sebentar. Sebentar..." ujar Junkyu seraya melepaskan pelukan itu perlahan meski sempat Jeongwoo tolak.

"Tenang... Gue ada disini... Percaya sama gue." ujar Junkyu menyakinkan dan mulai berjalan mundur hingga langkahnya memasuki ruangan dimana sesosok itu berada.

"B-bang..." panggil Jeongwoo masih dalam kondisi menangis. Kedua matanya sudah basah oleh air mata, hidung yang merah membuat hati Junkyu tercubit akannya.

Junkyu tersenyum tipis, "Tahan sebentar..."

Dan,

Pintu itu tertutup kencang yang membuat Jeongwoo tumbang seketika. Kakinya mendadak seperti jelly hingga kini ia sudah jatuh terduduk dengan tatapan yang begitu kosong. Seakan setengah nyawanya sudah pergi dari tubuhnya.

Tadi itu, benar-benar menyeramkan.

"B-bang... Junkyu..." lirih Jeongwoo seraya menatap lamat pintu di hadapannya yang sudah tertutup.

Di sini Junkyu berada, di dalam ruangan yang sama dimana sesosok makhluk tadi berada. Jujur saja, degup jantung Junkyu berdetak sangat cepat dan memberikan kesan menyesakkan di dada.

Baru kali ini ia merasakan ketakutan yang teramat. Sebelumnya ia sama sekali tak pernah merasa takut akan hantu, namun mungkin kini ia tak boleh menyepelekan kehadiran makhluk halus ini. Bisa dibilang seperti itu 'kan?

"S-sorry gue ngganggu Lo. S-serius, gue nggak sengaja. Gue boleh pergi sekarang?" ujar Junkyu basa-basi dengan tubuh yang memunggungi sesosok tadi. Benar-benar menempelkan seluruh tubuh bagian depannya pada pintu.

TO BETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang