TO BE; 23

507 82 0
                                    

23; Mata-Mata ada Dimana-Mana

•chapter twenty three; start•

"Bang Junkyu, Jihoon mana? Dia belum dateng?"

Junkyu menatap ke arah bangku yang berada tepat di sampingnya, teman sebangkunya itu sampai sekarang belum menampakkan batang hidungnya. Padahal bel masuk akan segera berbunyi, dan itu sedikit membuatnya resah.

Junkyu menggeleng pelan menatap Yoshi yang baru saja meletakkan tasnya di bangkunya,

"Belum dateng orangnya."

"Loh? Iya kah? Perasaan tadi gue ketemu di lorong kimia. Jihoon beneran belom dateng?" tanya Yoshi tak percaya.

Junkyu memutar bola matanya malas, "Lo liat kan bangku di sebelah gue masih kosong. Berarti tuh anak emang belum dateng."

"Bentar lagi udah bel padahal. Tumbenan Jihoon telat, biasanya nggak begini." gumam Yoshi kembali duduk di bangkunya.

Meninggalkan Junkyu yang terdiam merenung seketika. Ditatapnya bangku yang belum diisi oleh penghuninya itu, kenapa hatinya merasa resah akannya? Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Seolah, Junkyu berpikir bahwa Jihoon tidak dalam keadaan yang baik.

Tidak, 'kan?

"Yoshi, ntar istirahat anterin gue ke kamarnya Jihoon. Lo bisa 'kan?" ujar Junkyu kepada Yoshi yang memang duduk di depan bangkunya.

"Owh? Okay." balas Yoshi.

Kenapa ini? Kenapa ia tiba-tiba merasa peduli dengan keadaan Jihoon? Apakah suatu hal sedang terjadi perubahan padanya? Bisa kalian beri tahu mengapa Junkyu seperti ini?

Atau kalian juga sama halnya seperti Junkyu yang tak mengetahui apapun? Mengapa mereka begitu menyukai permainan tebak-tebakan seperti ini?

Ini menyusahkan, bukan? Junkyu tidak menyukainya.

Seperti yang ingin Junkyu lakukan, ketika bel istirahat berbunyi ia segera menggandeng Yoshi menuju kamar Jihoon dengan tanda tanya besar di kepalanya karena pria Park itu benar-benar tidak masuk kelas. Bisa saja Jihoon hanya sakit, tapi kenapa Junkyu merasa sangat resah?

"Bang, Lo kenapa sebegitunya mau nengokin Jihoon?" tanya Yoshi di tengah jalan.

Junkyu terdiam sejenak, jujur saja ia juga tidak tahu, "Gue... Cuma ngerasa nggak enak aja."

"Nggak enak gimana?"

Junkyu menghentikan langkahnya yang tentu diikuti oleh Yoshi yang menatapnya penuh tanya. Ditatapnya mata harimau milik Yoshi dengan serius,

"Bilang sama gue kalo banyak mata dimana-mana itu cuma mitos dan nggak nyata... Bilang sama gue, Yoshi. Itu nggak nyata, 'kan?"

"Bang? Lo tau darimana?"

justru pertanyaan yang Junkyu dapat.

"Jawab gue, itu bukan hal nyata 'kan?"

"Bang, kali ini Lo harus tau. Kalimat mata dimana-mana itu emang nyata, dan itu ada. Nggak ada kata pengecualian tempat disini, semua mata tak terlihat itu selalu mantau di setiap pergerakan kita." jelas Yoshi berbisik.

"Sial, kita harus ke Jihoon sekarang!" ujar Junkyu terlihat sangat panik.

"Bang! Kenapa?!" teriak Yoshi ikut berlari ketika Junkyu tiba-tiba meninggalkannya.

Seketika otak Junkyu hanya dipenuhi oleh satu nama yang berhasil membuatnya begitu panik seperti ini, tentu saja tak lain adalah pemuda bernama Park Jihoon ini. Ia berlari begitu kencang menuju salah satu pintu yang sudah ia hafal di luar kepala. Diikuti Yoshi yang juga berlari mengejar Junkyu di belakangnya.

TO BETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang