02; Malam Dingin di Balkon
•chapter two; start•
Malam yang begitu dingin tak menyurutkan niat Junkyu untuk menghabiskan waktunya di balkon kamarnya. Ditemani seputung rokok juga kopi hitam dengan asap mengepul yang menandakan bahwa kopi itu masih panas.
Junkyu tetaplah Junkyu, meski Jeongwoo beberapa kali melarangnya untuk tidak berdiam diri di balkon malam-malam, maka pria itu akan memiliki 1001 alasan untuk lolos dari amukan suami mudanya ini. Lihatlah, sifat seenaknya juga tingkah sembrono seorang Kim Junkyu tak akan pernah hilang meski sudah menikah selama 2 tahun terakhir.
"Masuk, sayang. Kamu nggak kedinginan?" tanya Junkyu kala merasakan kehadiran Jeongwoo di sekitarnya.
Ya, Jeongwoo tengah bersandar pada dinding dengan tangan yang terlipat di depan dada. Jika ia tak ingat bahwa pria berusia 33 tahun itu adalah suaminya, bisa dipastikan bahwa Junkyu pasti sudah ambruk dengan luka-luka pukulan darinya.
Habis sudah kesabarannya menghadapi seorang Kim Junkyu.
"Mau sampe jam berapa, hm?" tanya Jeongwoo tetap di tempatnya.
Junkyu terkekeh, "Pake dulu jaketnya, temenin aku disini."
Meski Jeongwoo merotasikan matanya malas, tetapi pria itu tetap berbalik badan untuk mengambil jaket yang tergantung di dalam kamarnya. Setelah memasangkan jaket yang tak terlalu tebal itu, Jeongwoo menyusul suaminya yang berada di balkon.
Pria itu menarik kursi yang berseberangan dengan Junkyu, hanya ada meja kecil yang memisahkan keduanya. Kemudian terdiam, menikmati langit malam yang mendung dalam kesunyian.
"Biasanya kalo lagi gini tuh, banyak hal yang tiba-tiba menuhin kepala. Salah satu alasan kenapa aku bakal diem dalam jangka waktu yang lama sendirian..." ujar Junkyu kemudian menghisap asap nikotin yang sudah menjadi candunya itu.
Merasa sedikit tertarik akan pembicaraan ini, Jeongwoo menatap wajah yang lebih tua dengan tatapan penuh atensi, "Contohnya?"
"Mama papa." ungkap Junkyu singkat.
Tangan Jeongwoo bergerak meraih kotak rokok yang berada di atas meja. Mengambil seputung di antaranya, menyalakannya, dan mengambil hisapan pertamanya malam ini. Dengan seperti ini, mungkin rasa tak mengenakan yang bersarang di hatinya akan sedikit terobati.
Entahlah, Jeongwoo akan merasakan suatu ketidaknyamanan kala Junkyu mulai berbicara dengan nada serius seperti ini. Pada dasarnya, pria Kim itu bukanlah pria yang akan bertindak serius di berbagai kesempatan.
"Mikirin mama papa setiap malem?" tanya Jeongwoo dengan senyum tipisnya, terlihat seperti menyeringai.
Junkyu terkekeh mendengarnya, "Enggak juga, lagian nggak setiap hari kan aku di balkon kayak gini?"
Jeongwoo mengangguk mengiyakan, "Nggak setiap hari, tapi biasanya iya."
Junkyu menatap suami mudanya ini dengan tatapan redup, "Ada persediaan alkohol?"
"Ada, nggak banyak sih. Mau aku ambilin?"
"Boleh, sebotol aja buat malem ini." jawab Junkyu yang segera dituruti oleh yang lebih muda.
Pernikahan mereka sudah berjalan selama 2 tahun terakhir, dan selama itu juga mereka hidup bersama sebagai sepasang kekasih sah. Bagi mereka, ternyata hidup di dalam hubungan sakral itu tak semudah apa yang mereka bayangkan sebelumnya.
Tak jarang mereka akan bertengkar karena beberapa masalah yang sebenarnya tak perlu dipeributkan, namun dengan segera mereka akan saling meminta maaf mencoba berpikir dewasa. Selalu seperti itu, ini kali pertama mereka hidup berdampingan sebagai pasangan sah, maka mereka tentu akan banyak belajar dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TO BE
Fiksi PenggemarJunkyu ingin tahu semuanya... Tapi, mengapa mereka bungkam? *** Junkyu adalah seorang siswa SMA berusia 21 tahun yang merupakan siswa baru di YG High School. Dari awal, ia sudah merasakan ada yang tidak beres dengan sekolah ini. Dan semua opini itu...