TO BE; 07

636 91 10
                                    

07; Peringatan Kecil yang Diabaikan

chapter seven; start

"Jeongwoo. Mau sampe kapan Lo diem, hah?"

Junkyu merasa marah bercampur kesal dengan pemuda di hadapannya ini yang masih setia menundukkan kepala. Decakan terdengar keras di dalam kamar mereka yang tentu saja berasal dari Junkyu.

Kalian tahu apa yang sedang terjadi?

Dengan telinganya sendiri Junkyu mendengar kabar salah satu siswa disana menghilang tanpa jejak. Dan kalian tahu hal gila apa yang Junkyu dapatkan? Ya, siswa itu menghilang setelah tertangkap basah melanggar aturan.

Lagi, kalian tahu apa yang sekolah ini lakukan?

Setelah menghilangnya siswa itu, semua orang kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa. Seolah hilangnya siswa itu bukanlah suatu hal besar bagi mereka.

Apa ini? Junkyu benar-benar tak habis pikir!

"Jeongwoo! B*su lo?! Jawab, anj*ng!" teriak Junkyu hingga urat di lehernya tercetak jelas menambah kesan menyeramkan pada dirinya.

"Jangan ngumpat, bang. Lo boleh marah, tapi setidaknya jangan sampe ngomong kotor." balas Jeongwoo lirih, jujur saja nyalinya kini sedang menciut melihat kemarahan teman sekamarnya itu.

Junkyu mendesah kecewa mendengarnya, "Lo tinggal ngejelasin tentang cerita itu ke gue! Apa susahnya, hah?! Terus sekarang Lo malah sok-sok an mau ngatur gue?! Gue lebih tua dari Lo ya, bangs*t!"

"Karena gue peduli sama Lo, bang!"

"Lo nggak usah meduliin gua! Gue nggak butuh kepedulian Lo!" balas Junkyu.

"Ini demi kebaikan Lo, bang! Percaya sama gue!"

"Tai! Gue bakal ngelakuin apapun yang terpenting gue bakal dikeluarin dari sekolah ini!"

Jeongwoo memberanikan untuk mendongak, "Bang, jangan ngelanggar aturan."

"Gobl*k-lah!" bentak Junkyu seraya berjalan cepat keluar kamar dan membanting pintu sekuat tenaga.

Meninggalkan keheningan yang teramat sunyi di sebuah ruangan dimana Jeongwoo berada seorang diri.

Seketika tubuh Jeongwoo terasa lemah, kakinya terasa lemas hingga terombang-ambing di atas lantai. Bahkan kini sebelah tangannya mencengkram lengan kursi sebagai penyangga tubuhnya. Semenyeramkan itu seorang Kim Junkyu ketika amarah menguasainya.

"G-gue harus gimana?" lirih Jeongwoo menatap pintu yang sudah tertutup rapat.

Jeongwoo menelan ludahnya susah payah, mengapa ia begitu takut akan kehilangan pria Kim tadi? Ia menggeleng kacau,

"Nggak, Jeongwoo. Lo harus sebisa mungkin ngelindungin dia! Bang Junkyu nggak boleh kenapa-napa!" monolog Jeongwoo dengan tatapan yakinnya.

Sedangkan disisi lain kini Junkyu berjalan cepat dengan langkah tegasnya menuju perpustakaan. Orang-orang segera menyingkir memberikan akses jalan untuknya kala merasakan aura sangat tak bersahabat dari pria Kim ini. Benar-benar menyeramkan.

Langkahnya ia bawa memasuki pintu berlengan dua yang menjuntai tinggi di hadapannya. Tatapan tajamnya mengedar, ia sedang mencari seseorang disini. Hingga tatapannya terkunci oleh netra sayu tak jauh disana.

Junkyu berjalan cepat untuk menghampiri pria itu, "Jangan disini. Bakal jadi masalah kalo mereka liat siswa ngobrol sama alumni secara bebas."

Pria itu mengangguk dan segera mengikuti langkah Junkyu yang membawanya ke salah satu taman sepi di area sekolah YG High School. Tempat yang pernah Junkyu temukan di hari ketiga ia berada disini.

TO BETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang