TO BE;16

595 90 3
                                    

16; Suasana Hati Junkyu yang Berubah

•chapter sixteen; start•

Setelah kurang lebih satu pekan Junkyu dalam masa pemulihan, kini pria Kim ini sedang merapikan seragamnya meski beberapa plester luka masih tertempel apik di tubuhnya. Junkyu sudah siap untuk kembali melanjutkan kisahnya yang akan terasa jauh lebih menyenangkan ini.

Sibuk mengancingkan bajunya yang terasa sulit, Junkyu tak menyadari dimana seorang Park Jeongwoo tengah menatapnya dengan senyuman yang lebih terlihat seperti sebuah cengiran lebar di tepi ranjang.

Mendengus sejenak, Jeongwoo segera menghampiri Junkyu yang berdiri di depan cermin, "Butuh bantuan?"

"Nggak usah. Ini bentar lagi beres." jawab Junkyu sedikit kesal karena kancing bajunya yang tidak ingin menuruti perintahnya.

Jeongwoo terkekeh mendengarnya. Dengan pelan ia menarik pundak lebar pria itu hingga berhadapan dengannya. Tanpa meminta izin sang pemilik, Jeongwoo segera mengancingkan satu persatu kancing baju Junkyu yang memang terasa sedikit keras itu.

"Sorry gue jadi ngerepotin Lo. Jari gue masih rada perih soalnya." jelas Junkyu memperlihatkan beberapa jarinya yang masih terdapat plester luka bergambar animasi serigala milik Jeongwoo.

Anggukan pemuda Park itu berikan. Namun ia tak segera pergi dari hadapan Junkyu meski pria Kim itu sudah sibuk dengan acara bersiap-siapnya. Sepertinya hobi Jeongwoo bertambah sekarang, yakni memandangi setiap gerak-gerik teman sekamarnya.

Junkyu yang menyadari keberadaan Jeongwoo disana pun menatap yang lebih muda dengan sebelah alis terangkat. Kekehan kecil terdengar, "Ngapain Lo? Cacingan?"

"Gue liat-liat Lo cakep juga, bang." ujar Jungwoo masih sibuk menatap setiap detail keindahan ciptaan tuhan dihadapannya ini.

"Homo Lo, nj*r!" balas Junkyu seraya mendorong kepala yang lebih muda, bercanda.

Satu jari Jeongwoo mendarat tepat di depan bibir Junkyu dengan begitu lembut. Ia berbisik, "Jangan ngomong kasar dulu, bang. Belum selesai soalnya."

Junkyu segera menepis jari pemuda Park itu disusul dengan dengusan. Ditatapnya Jeongwoo seolah menantang,

"Owh iya? Sayangnya gua nggak peduli. Gue nggak takut soalnya backingan gue anak kepala sekolah. Senggol dong!"

"Yaelah si kutu babi ini begitu congkak ternyata..." balas Jeongwoo seraya menaik-naikkan alis seolah sedang membuktikan jika dirinya juga bisa berbicara kata-kata kotor.

Dengan geli Junkyu mengusap wajah pemuda di hadapannya kasar, "Lo nggak cocok banget ngomong kotor. Udah cocok Lo jadi anak baik-baik... Mana sabuk Lo?"

"Tuh disana." jawab Jeongwoo seraya menunjuk ke arah kursi dimana sabuknya berada dengan menggunakan dagunya.

Junkyu mendecak, "Buruan dipake. Gue udah mau siap nih tinggal pake almamater."

"Pakein."

"Ha? Lo sadar nggak sih habis ngomong apa? Serius dikit bisa?" balas Junkyu yang hanya dibalas cengiran oleh yang lebih muda.

"Buru sana pake." ujar Junkyu sekali lagi seraya merapikan dasinya.

Jeongwoo menggeleng, "Gue mau dipakein, bang... Gue.mau.dipakein.titik!"

"Dih kek cewek lu." decih Junkyu berjalan mengambil sabuk milik pemuda Park yang kini sedang mencak-mencak senang karena permintaannya dituruti.

"Sini gue pakein." ujar Junkyu seraya mendudukkan dirinya di kursi.

TO BETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang