TO BE; 06

662 92 0
                                    

06; Keanehan yang Mulai Junkyu Rasakan

•chapter six; start•

"Lagi ngapain, bang?"

Junkyu mengacuhkan pertanyaan Jeongwoo yang entah mengapa tiba-tiba muncul di pintu kelasnya.

Ini waktunya istirahat, Junkyu yang memang pada dasarnya seorang pria pemalas stadium akhir pun lebih memilih untuk berdiam diri di kelasnya. Namun tiba-tiba saja siswa kelas 11 itu datang dan dengan sembrononya masuk menduduki salah satu bangku disana.

Untung saja kelas Junkyu tidak ada orang selain dirinya, bukankah akan menjadi masalah jika seorang adik kelas memasuki kawasan kakak kelasnya tanpa izin seperti ini? Dan lagi, Junkyu tak akan peduli jika Jeongwoo benar-benar terkena masalah.

"Nih buat Lo." ujar Jeongwoo seraya meletakkan satu bungkus roti coklat dan juga sebotol susu rasa vanilla. Melihat hal itu Junkyu tentu langsung menatap Jeongwoo tak suka.

"Lo nggak beneran mau macarin gue 'kan?" tanya Junkyu menatap jijik ke arah Jeongwoo. Yang ditatap seperti itu justru kini hanya menyengir menyebalkan.

"Jangan negative thinking mulu. Gue ngasih ini soalnya gue tau, Lo laper tapi mager ke kantin." jelas Jeongwoo.

Junkyu menatap tak minat sebungkus roti coklat dan juga sekotak susu di atas meja. Pemuda ini serius memberinya makanan bocah seperti ini?

Junkyu tersenyum miring seolah mencemooh Jeongwoo, "Mending Lo beliin gue rokok deh, cil. Mulut gue pait banget serius."

Jeongwoo memutar bola matanya malas mendengar permintaan pria Kim ini, "Gue tau Lo dah legal buat ngerokok, tapi peraturan itu tetep peraturan. Nggak usah minta aneh-aneh."

Junkyu menulikan pendengarannya dan lebih memilih membuka bungkus roti di hadapannya. Pria ini sedikit senang sebenarnya mendapatkan makanan gratis seperti ini. Setidaknya Jeongwoo sedikit berguna meski pemuda itu tetap tak ingin menjawab segala pertanyaannya mengenai sekolah aneh ini.

Jeongwoo meletakkan dagunya di atas tumpukan tangan. Menatap lamat wajah datar galak milik Junkyu yang sedang sibuk mengunyah roti pemberiannya. Senyuman samar terlihat di wajah tampan Jeongwoo.

"Bang, ayo bertahan sama gue disini, seenggaknya sampe Lo lulus..." ujar Jeongwoo tiba-tiba yang berhasil membuat kerutan samar di dahi Junkyu.

Junkyu kembali memasang wajah datarnya, meletakkan rotinya di atas plastik dan sedikit memajukan tubuhnya menempel meja agar ia bisa melihat Jeongwoo lebih dekat,

"Lo sadar nggak sih sama apa yang baru aja Lo omongin?"

Jeongwoo mengangguk, terlihat seperti bocah 5 tahun di mata Junkyu. Membuat pria Kim ini menggigit pipi bagian dalamnya karena gemas.

"Emang kenapa kalo gue mau keluar dari sekolah ini?" tanya Junkyu setelah mendapat kewarasannya kembali.

"Karena... Lo temen kamar pertama gue."

"Nggak ada alasan logis lainnya?"

Dan dijawab gelengan pelan dari pemuda Park dihadapannya.

Junkyu tertawa lebar, pemuda berusia 17 tahun itu sangat lucu sampai ingin rasanya Junkyu mencubit kedua ginjal Jeongwoo sekeras-kerasnya.

"Gini ya, cil. Gue itu punya rencana buat keluar dari sekolah ini, maksimal 2 bulan." jelas Junkyu seraya mengangkat dua jarinya.

"Mungkin sekarang gue nggak akan ngelanggar aturan biar dikeluarin karena cerita goblok yang Lo sendiri nggak mau ngejelasin hal itu ke gue... Tapi, gue bakal berusaha sebisa mungkin biar gue berhasil keluar dari sini." lanjut Junkyu yakin dengan tatapan tajamnya yang justru membuat Jeongwoo betah melihatnya lama.

TO BETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang