TO BE; 18

550 86 0
                                    

18; Rencana Awal yang Hancur Tak Tersisa

•chapter eighteen; start•

"Kamu mau minta apa lagi sampe nemuin Ayah kayak gini?"

"Ayo kita bikin perjanjian, Yah." jawab Jeongwoo penuh keyakinan meski getaran pada tangannya tak bisa dihentikan.

"Janji?"

Jeongwoo mengangguk.

Di ruangan ini, dimana begitu banyak benda-benda bersimbol kemewahan yang tentu milik dari seorang Park dihadapan Jeongwoo ini. Entah itu sebuah patung naga emas berukuran tak sampai 1 meter yang berharga mencapai puluhan miliyar, hingga berbagai lukisan yang Jeongwoo yakini berharga setinggi langit.

"Kim Junkyu lagi?" tanya Tuan Park dengan ujung bibir yang ia naikkan.

Dengan samar Jeongwoo mengangguk, "Iya, Kim Junkyu."

"Wah~ Seberpengaruh apa sih anak itu buat kamu? Ayah yakin, dia nyuruh kamu terjun dari lantai 10 pun pasti kamu lakuin... Sini ngomong sama Ayah, Junkyu itu siapa?" ujar Tuan Park dengan nada yang begitu meremehkan.

Siapa? Dia menanyakan siapa? Apakah Jeongwoo tak salah mendengar pertanyaan itu?

"Walau Jeongwoo nggak cerita pun, Ayah pasti tau banyak tentang dia melebihi Jeongwoo sendiri." jawab Jeongwoo.

Tuan Park bertepuk tangan bersama tawa kerasnya yang menggelegar. Ditatapnya sang bungsu dengan senyuman teduh, "Itu kamu tau, nak... Jeongwoo, semua yang terjadi di seluruh kawasan YG itu nggak pernah luput dari penglihatan Ayah."

"Termasuk janji palsu yang kalian buat demi mendapatkan kepercayaannya. Dengan mengiming-imingi rahasia yang sebenarnya bukanlah rahasia, Kim Junkyu tidak sebodoh itu untuk dibohongi." lanjut Tuan Park yang berhasil membuat seluruh tubuh Jeongwoo menegang.

"Tanpa diberitahu orang lain pun Junkyu bisa menemukan semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya..." ujar Tuan Park.

"Kamu ngerasa Dejavu kan sama ini? Ayah sebenernya kecewa, seorang alumni aja masih bisa berhianat. Apalagi yang masih jadi siswa, kalian mau jadi pahlawan kesiangan?" tanya Tuan Park yang menusuk hingga ke relung hatinya.

"Choi Hyunsuk, salah satu bagian keamanan yang ternyata pengen terlibat sama masalah ini. Denger-denger dia sepupunya Kim Junkyu 'kan? Orang yang sama dengan siswa peristiwa tahun lalu..."

"Jangan kamu pikir Ayah nggak tau. Bahkan sampai informasi terkecil pun Ayah pasti tau, nak..."

"Owh, atau So Junghwan? Anak wakil kepala sekolah yang terang-terangan mau bantu kamu dan rencana konyol kamu itu?"

"Kamu harus hati-hati sama Ayah, nak..."

Tuan Park berjalan mendekat hingga menyisakan jarak 2 meter dari putra bungsunya. Dimasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana yang membuat kesan begitu angkuh. Wajah yang mulai berkeriput itu tersenyum,

"Lupakan janji-janji itu... Ayah kasih kesempatan untuk kalian, berhenti atau Ayah hitung ini jadi salah satu tindak penghianatan. Kamu tau 'kan apa hukuman yang akan kalian dapat atas penghianatan?"

"Jeongwoo nggak akan biarin Bang Junkyu tau semuanya, Yah..." lirihnya dengan nada yang sedikit bergetar.

"Kamu mau ngorbanin anak-anak itu demi Junkyu?" tanya Tuan Park.

"Jeongwoo cuma mau Bang Junkyu nggak tau apapun. Bukan mau ngorbanin mereka. Jeongwoo bisa ngehentiin mereka biar nggak terlibat sama masalah ini, Ayah..."

Tuan Park menaikkan kedua alisnya, ia mendengus tak percaya, "Kenapa? Kenapa kamu nggak mau ngebiarin dia tau semuanya? Kamu... Takut? Kamu takut Junkyu punya nasib yang sama kayak Jihoon?"

TO BETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang