12; Permintaan Atas Dasar Keresahan
•chapter twelve; start•
Hubungan Junkyu dan Jeongwoo yang pada awalnya belum dekat, kini justru kian merenggang. Junkyu terus memperlakukan teman sekamarnya itu seperti orang asing, yang tentu membuat pemuda bermarga Park itu merasa sangat tak nyaman dengan keadaan ini.
Jeongwoo hanya bisa menatap penuh harap ke arah punggung yang sedang berbaring memunggunginya di ranjang seberang. Bergelung selimut, Junkyu sudah terlelap meninggalkan Jeongwoo yang masih sibuk memikirkan berbagai hal.
Termasuk pembicaraannya bersama Junghwan beberapa hari lalu.
Jeongwoo mendesah pelan, "Gue takut kalo ucapan Junghwan bener adanya... Gue, nggak mau Lo kenapa-kenapa, bang."
"Setidaknya kalo gue nggak bisa ngelindungin fisik Lo, gue harus berusaha ngelindungin mental Lo..." lanjutnya.
Jujur saja, terlahir di dalam lingkungan ini membuat Jeongwoo mau tak mau harus mengetahui segala seluk beluk mengenai YG High School. Entah dari hal besar hingga hal sekecil apapun, Jeongwoo tentu mengetahuinya tanpa ada seseorang yang akan repot-repot memberikannya penjelasan.
Jeongwoo telah mengetahui semuanya, dengan mata kepalanya sendiri.
Dan satu hal yang Jeongwoo sadari, tak seharusnya ia mengetahui semua itu dengan usia belianya.
Jeongwoo beranjak dari ranjangnya, berjalan pelan ke arah Junkyu tanpa mengeluarkan suara. Menatap lamat wajah tenang yang biasanya terlihat menyeramkan itu. Senyuman tipis terlihat di wajah Jeongwoo, pria berusia 21 tahun di hadapannya ini masih memiliki sisi lembut ternyata.
Jeongwoo mendudukkan pantatnya perlahan pada tepi ranjang milik Junkyu. Menyeka beberapa helai rambut Junkyu yang menutupi wajah sang empu dengan gerakan sehalus sutra. Jeongwoo tak pernah menatap wajah itu sedekat ini.
Wajah yang indah. Alis tebal, sepasang mata yang selalu menatap orang lain dengan tatapan tajam nan malas, hidung mancung, dan jangan lupakan bibir khas seorang pria dewasa yang merupakan pecandu rokok. Junkyu tampan, dan Jeongwoo mengakuinya.
Dikecupnya pucuk kepala Junkyu dengan lembut, kedua netra serigala itu sempat memejam kala aroma black musk menguar memasuki indra penciumannya. Junkyu adalah pria dewasa yang begitu keras kepala.
Belum genap satu bulan sejak pertemuan pertama mereka. Namun, perasaan nyaman itu sudah Jeongwoo rasakan kala ia bersama dengan teman sekamarnya ini. Suatu perasaan hangat yang tak pernah ia temukan seumur hidupnya. Baginya, Junkyu itu berbeda dan istimewa.
"Jangan keras kepala. Gue nggak mau Lo kenapa-kenapa... Tetep stay sama gue ya, bang? Gue, nggak mau kehilangan Lo." lirih Jeongwoo.
Hingga, sebuah ketukan pintu terdengar. Jeongwoo mengerutkan keningnya sejenak, siapa yang berani mengetuk pintunya di atas jam 9 malam?
Helaan nafas terdengar sebelum Jeongwoo beranjak untuk membuka pintu. Disana, seorang So Junghwan sedang berdiri dengan wajah datarnya, seolah apa yang ia lakukan ini adalah hal biasa. Dijawab dengusan kecil dari Jeongwoo yang menyuruh Junghwan untuk menunggu sejenak.
Jeongwoo mengambil mantel hitam yang memang tergantung di dinding. Melirik sejenak ke arah Junkyu memastikan pria itu masih terlelap dalam tidurnya. Kemudian kembali melangkahkan kakinya menghampiri Junghwan yang sudah menunggu di depan.
Pintu itu tertutup pelan, bersamaan dengan kedua netra milik Junkyu yang secara tiba-tiba terbuka. Seringaian dan juga dengusan lirih terdengar dari bibir Junkyu,
KAMU SEDANG MEMBACA
TO BE
FanfictionJunkyu ingin tahu semuanya... Tapi, mengapa mereka bungkam? *** Junkyu adalah seorang siswa SMA berusia 21 tahun yang merupakan siswa baru di YG High School. Dari awal, ia sudah merasakan ada yang tidak beres dengan sekolah ini. Dan semua opini itu...