9 - Next Step

9 4 1
                                    

"Aku beruntung bisa bertemu dengannya, kalau tidak mungkin aku sudah mati," kata Nafisa sambil kembali menaruh tumbukan daun untuk obat di kakinya yang kadang masih suka nyeri.

Ia jadi terkenang pertemuannya dengan Statham, cowok hutan yang menolongnya dari jebakan flytrap raksasa. Meskipun setelah itu dia pingsan dan baru tersadar keesokan paginya. Untung saja, Statham termasuk cowok gentle yang benar-benar tulus merawatnya. Kalau tidak, mungkin dirinya sudah ...

Nafisa menggeleng-gelengkan kepala, berusaha mengusir bayangan buruk dan mengerikan dari otaknya. "Stop, Naf!"

Andaikan Statham ada di dunia nyata dan jadi murid di sekolahnya, pasti dia akan langsung jadi idola semua cewek. Namun, jika itu terjadi tentunya cowok itu tidak akan menulis surat yang menurut Nafisa cukup romantis kepadanya. Bahkan cowok itu mungkin tidak akan melirik dirinya.

Namun, Nafisa tidak menampik jika ia memang benar-benar merasa beruntung. Berkat ketulusan cowok itu, ia bisa melewati dunia merah muda dengan mudah. Setelah ia membaca surat yang diberikan oleh Statham tanpa sepengerahuannya itu, tahu-tahu ia bisa melompati beberapa level dan langsung menuju area tengah papan permainan.

Mungkin bila ia sudah menyelesaikan permainan ini dan boleh meminta permintaan selain pulang ke dunianya, ia akan meminta cowok itu ikut bersamanya.

"Sudahlah, Naf, fokus saja pada tantangan di dimensi ini supaya cepat selesai misimu!" ujar Nafisa pada dirinya sendiri sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya. Ia sadar sudah terlalu banyak melantur akibat memikirkan cowok ganteng itu.

Kali ini tugas Nafisa adalah membuat buket bunga berisi tujuh bunga mawar yang berlainan warna dan tumbuh di antara semak belukar.

Remaja perempuan itu memandang padang rumput di hadapannya, di sanalah tempat mawar itu berada. Dia memutar otak untuk mulai memetiknya, jangan sampai salah perhitungan dan membuatnya terluka lagi. Satu hal lagi yang terpenting, mawar-mawar ini harus tetap segar saat ditata nantinya.

Dia ingat almarhumah Nenek pernah mengajarinya memetik bunga mawar. "Kalau mau memetik bunga mawar harus dimulai pagi hari, karena suhunya masih  sejuk. Potong batang dengan benar,  pastikan bahwa kamu memotongnya secara menyamping dengan membentuk sudut kira-kira 45°. Tujuannya adalah agar air yang diserap lebih banyak. Gunakan alat potong yang tajam dan tidak berkarat agar tanaman terhindar dari bakteri."

Nafisa mulai menyiapkan mental dan strategi, dia mematahkan beberapa batang lidi dan menukarnya dengan perlengkapan yang dibutuhkan. Sepatu bot, gunting tanaman, vas, air, juga larutan gula dan cuka apel untuk menjaga bunganya tetap segar dalam waktu cukup lama. Tak lupa ia membalurkan obat ramuan yang diberikan oleh Statham untuk menghindari dirinya dari racun, duri semak-semak, atau gigitan serangga yang mungkin merintangi misinya.

Besok, ia akan mulai menjelajah semak belukar itu pagi-pagi sekali. Akan tetapi, ia lupa bahwa raksasa penguasa ilalang juga bangun di pagi hari.

Tema day-9: Awali cerita hari ini dengan kalimat "Aku beruntung bisa bertemu dengannya”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tema day-9:
Awali cerita hari ini dengan kalimat "Aku beruntung bisa bertemu dengannya”.

Beruntung kali ini masih bisa nyambung sama bab sebelumnya 😁

LET'S PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang