Cinta Bukan Sekadar Kata

3 1 0
                                    

POV: Agam, pemain biola di pasar malam.

****

Bagi Agam, Meutia bukanlah wanita biasa. Pemuda yang merupakan anak seorang tokoh masyarakat adat sekaligus konglomerat di kota itu tertarik dengan gadis

Meski tergolong anak yang cerdas, ternyata Meutia berasal dari keluarga kurang mampu. Agam yang sejak awal menaruh hati kepada gadis hitam manis itu, banyak membantu Meutia demi memenangkan hatinya.

"Tia, ini aku punya dua buku latihan soal seleksi masuk PTN. Kamu bisa pinjam satu untuk belajar, nanti kita bisa belajar bareng, bahas soal jawabannya atau tukaran buku lagi," tawarku suatu ketika.

"Maaf, Gam. Aku nggak bisa, kalau kubawa pulang khawatir nanti malah rusak dimainin adikku. Mungkin kita bisa belajar sama-sama sepulang sekolah," jawabnya sambil tersenyum.

Kadang kala, tak jarang pula Agam mengajaknya pulang bersama karena pemuda itu membawa motor ke sekolah. Sayangnya gadis pujaan hatinya itu tak pernah mau.

"Rumahku jauh, Gam. Lagi pula arahnya berlawanan arah dengan rumahmu."

Begitu kira-kira alasan yang Meutia katakan.

Pernah pula Agam sengaja sekolah lebih pagi demi mencegat Meutia di tempat ia biasa menunggu angkot. Tentu saja, lelaki itu berharap ia tidak lagi menolak karena tujuan mereka sama. Toh Meutia jadi bisa sampai ke sekolah lebih cepat dan tak perlu berdesak-desakkan.

"Maaf, Agam, sebaiknya kamu berangkat duluan saja. Aku harus membantu ibu jualan dulu, biasanya pagi hari di angkot banyak yang membeli sarapan," katanya beralasan.

****
Kini bertahun-tahun setelah Agam dan Meutia berpisah jalan, mereka kembali dipertemukan oleh takdir.

"Tia, kamu tahu, aku nggak pernah meninggalkanmu. Aku selalu menunggu kamu. Aku nggak pernah mengucapkan kata-kata cinta karena bagiku cinta bukanlah sekadar kata-kata. Kamu bisa melihat cintaku dari semua tindakanku, dari pandangan mataku yang tak pernah lepas darimu." Agam menarik napas sejenak, memberi ruang berpikir bagi Meutia.

"Bahkan di tengah semua perbuatan salah yang kamu lakukan, aku selalu yakin kamu punya alasan kuat di baliknya. Aku juga yakin kamu akan bertaubat dan menghentikan semua percobaan fantastis yang kamu buat untuk melawan takdir Tuhan," lanjut lelaki paruh baya itu dengan suara yang lembut, tetapi tegas.

"Apa pedulimu?! Jangan-jangan kamu yang selama ini selalu menggagalkan percobaan serum yang kubuat?!" ujar Meutia kesal.

Agam tersenyum getir. "Aku melakukannya untuk melindungimu. Aku nggak ingin kamu melewati sisa hidup dalam penyesalan dan kesepian. Cukup, sudahi semua proyek serum keabadian itu. Hidup abadi itu tidak akan mampu mengembalikan semua keluargamu yang telah hilang, uang yang akan kamu dapat dari serum itu juga tidak bisa membeli kebahagiaan. Terima takdir Tuhan, ikhlas, itu yang bisa membuat hati kita tenang dan bahagia."

Challenge day-14: buat tokoh cerita kalian sedang pdkt dengan menggunakan love language kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Challenge day-14: buat tokoh cerita kalian sedang pdkt dengan menggunakan love language kalian.

Challenge day-14: buat tokoh cerita kalian sedang pdkt dengan menggunakan love language kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LET'S PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang