Kepala Nisa tiba-tiba terasa pusing. Perlahan-lahan di tangannya muncul sebuah tanda yang kian lama kian jelas. Sebuah lingkaran di tengah dengan lengan-lengan yang menjulur.
"Naf, tangan gue!" katanya sembari menunjukkan gambar di tangannya.
Nafisa mengangkat tangan adiknya untuk melihat lebih jelas gambar yang ada di sana. Kemudian ia mencoba menghapus gambar itu dengan menggosok-gosokkan jarinya. Namun, gambar itu seperti tato yang timbul di kulit.
"Ini simbol Ra, dewa matahari Mesir Kuno. Tapi kenapa bisa ada di sini?" Nisa masih tak habis pikir.
Kepala Nisa makin terasa berdentam-dentam, yang diingatnya ia segera bersandar di bahu kakaknya. Kemudian semuanya terasa gelap.
***
Nisa terbangun di sebuah ruang yang amat dikenalnya. Gudang rumah nenek. Sebuah lemari kayu berukir yang engselnya mulai rusak tampak terbuka.
Hal yang diingat Nisa, terakhir kali ia bersama Nafisa di sini adalah membuka kotak permainan yang mereka temukan di dalam lemari tersebut. Kemudian semuanya berguncang dan mereka berada di dalam permainan yang harus mereka tuntaskan.
"Naf ..., Nafisa!" panggil Nisa, saat ia tak menemukan sosok kakaknya di sana.
Sepi. Tak ada jawaban. Bahkan tak terdengar suara siapa-siapa lagi di sini, kecuali suaranya sendiri.
Nisa pun mengedarkan pandang dengan cepat, tetapi ia benar-benar sendirian kali ini.
Gadis itu mencoba mengingat dan mengulang apa yang pernah sebelumnya ia lakukan. Maka dia pun membuka lemari kayu berukir lalu mengambil kotak permainan yang membuatnya terjebak. Kali ini ia membolak-balik kotak itu dan memperhatikan baik-baik sebelum membukanya.
Sebuah simbol lingkaran persis seperti yang muncul di tangannya terlihat di atas papan itu. Bersinar, menyinari seluruh kotak-kotak permukaan papan itu. Sementara simbol-simbol lainnya yang tergambar di sana seolah menunduk memberi penghormatan pada dewa mereka.
****
"Nisaaaa!!! Bangun, Nis!" seru Nafisa tersedu sambil menepuk-nepuk pipi adiknya.
Challenge day-25: Buat cerita dengan genre new weird.
Oh, please, aku pusing beneran ini. Bukan cuma Nisa yang pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S PLAY
General FictionNafisa dan Nisa tak pernah menyangka bahwa papan permainan yang mereka temukan di gudang rumah nenek mereka akan membawa mereka pada segudang petualangan. Kedua kakak beradik yang kerap terlibat sibling rivalry itu harus berjuang bersama agar bisa m...