Nafisa tidak ingat bagaimana mereka bercerita dan meminta tolong, pada akhirnya Doraemon mau meminjamkan alat canggih dari kantong ajaibnya kepada mereka.
Nisa dan Nafisa sudah terhubung dengan komputer dan kabel yang melilit di kepala. Mereka memasukkan gambar peta yang sempat difoto secara sembunyi-sembunyi oleh Nisa.
Wusss. Pusaran waktu membawa mereka ke zaman sebuah kerajaan tempat harta karun itu tersembunyi.
Seorang Raja yang cukup bijak, tetapi lemah secara fisik, banyak dibohongi oleh para menteri dan bawahannya. Ia sebenarnya menyadari posisinya yang lemah, akan tetapi tidak mampu bertindak untuk mengamankan tahtanya. Bahkan permaisurinya yang sedang mengandung putra mahkotanya difitnah dan dibuang ke sebuah negeri asing.
Raja itu diam-diam mengamankan sebagian hartanya bagi putranya kelak dengan menggali lubang di dalam gua di tengah hutan yang tak terjamah dan membuat sebuah peta. Namun, harta itu tidak akan bisa dibuka kecuali oleh setetes darah dari pewarisnya.
Nafisa tanpa sadar menggumamkan nama Statham dan air matanya merembes saat mengetahui putra mahkota yang dimaksud adalah Statham.
Dia menarik paksa kabel yang menghubungkan dirinya dengan komputer hingga menyebabkan alat itu berhenti.
"Naf, apa-apaan, sih!" protes Nisa.
"Sorry," katanya penuh sesal.
Kemudian ia pun menceritakan pengalamannya selama di dimensi permainan kepada adiknya dan Doraemon.
***
Setelah mengetahui harta karun yang dicari oleh Luffy ternyata milik Statham. Nafisa dan Nisa menjadi galau. Haruskah mereka membantu Luffy? Atau seharusnya mereka menemui Statham dan memberitahu semua ini?"Sebaiknya kalian kembali ke pulau itu dan menyelesaikan misi kalian. Aku akan membantu kalian dengan mesin waktu juga mengirim pewaris itu," kata Doraemon.
Nisa dan Nafisa akhirnya menurut. Mereka berpamitan, lalu dengan mesin waktu kembali ke tempat rombongan Kapal One Piece. Tak hanya mereka, tiba-tiba seorang cowok yang tampak cuek memukul kepala Nafisa.
"Hei, kenapa kamu kembali lagi kemari, Ceroboh?!" serunya sambil cengengesan saat melihat Nafisa.
"Eh, hmmm, sembarangan. Ini karena misi Nisa, adikku belum sepenuhnya selesai," ujar Nafisa seraya menarik Nisa ke sampingnya. "Dan ini berhubungan denganmu."
"Aku?" tanyanya bingung.
Nafisa dan Nisa mengangguk bersamaan.
"Kami akan ceritakan semuanya, tapi kamu harus janji untuk bantuin kami. Oke?"
Statham menatap kedua gadis itu bergantian. Wajah mereka tampak amat serius sekaligus memohon.
"Hmmm, semua tergantung cerita kalian. Jadi ceritain sekarang!"
Day 24:
Buat cerita di mana tokoh utama hari ke-9 bertemu dengan tokoh utama hari ke-21.
Buat yang bikin cerita bersambung dan Main Lead-nya sama, silakan diakalin. Misalnya pake second lead di kedua hari tsb.
Makin pusing, Gaes ,🙈😭
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S PLAY
Ficción GeneralNafisa dan Nisa tak pernah menyangka bahwa papan permainan yang mereka temukan di gudang rumah nenek mereka akan membawa mereka pada segudang petualangan. Kedua kakak beradik yang kerap terlibat sibling rivalry itu harus berjuang bersama agar bisa m...