Suara berisik terdengar dari dalam lemari, getaran hebat pun turut mengguncang lemari pakaian di kamar Nafisa.
"Gempa!" seru Nafisa sambil berlindung di bawah meja.
Namun, anehnya ia sama sekali tidak merasakan dunianya berguncang. Bahkan meja yang dipakai sebagai tempat perlindungan tidak bergoyang sedikit pun.
"Nisa...! Nis, ke sini cepat!"
Anak itu akhirnya hanya terpikir memanggil adiknya yang kamarnya bersebelahan dengannya.
****
Nisa dan Nafisa kini berada di sebuah kapal besar yang mulai merapat ke dermaga.Mereka berdua saling pandang, lalu berpegangan tangan dengan erat.
Nafisa tidak tahu dirinya kini ada di mana, sepertinya ia kenal tempat ini. Dari sorot mata adiknya, ia tahu mereka telah kembali ke dunia permainan. Rupanya jam tangan aneh itu memang pertanda waktu mereka di dunia nyata yang hanya sementara. Mereka harus menyelesaikan segala misi yang diberikan di dunia ini baru benar-benar bisa kembali ke dunia mereka.
"Ini kapal Luffy, One Piece. Anime kesukaan lo. Waktu itu Luffy menahan gue, meminta gue buat menemukan misteri lokasi harta karun. Gue bingung lah, tapi mudah-mudahan dengan lo di sini kita bisa segera menyelesaikan tugas ini," papar Nisa.
Nafisa mengangguk-angguk. Dia mencoba mengingat pada series ke berapa pencarian harta karun One Piece. Siapa tahu itu bisa membantu mereka.
****
Singkat cerita mereka pun turun dari kapal menuju lokasi yang ditunjukkan oleh peta. Nisa dan Nafisa mencoba memecahkan simbol-simbol yang tertulis di sana hingga akhirnya mereka tiba di sebuah pulau terpencil.
Rombongan anak buah Luffy tampak berusaha menyatu dengan penduduk setempat. Terutama mereka mencari makanan enak yang tidak pernah mereka temukan selama berlayar.
Mereka memasuki sebuah warung makan yang sangat ramai. Menu yang disajikan beragam, kebanyakan adalah ayam, bebek, dan daging rusa.
Usai puas dan kenyang, Sang Kapten menemui pemiliknya untuk membayar.
"Berapa semuanya, Bu?"
"Sepuluh daun jati, lima daun keladi, dan delapan daun crimson."
"Ap-apaaaa? Berapa, Bu?" Luffy tampak bingung tak mengerti.
Ibu itu mengulang ucapannya lalu menunjukkan daun-daun yang ada di dalam tempat penyimpanan.
Rupanya di pulau ini daun-daun menjadi alat pembayaran.
Buat cerita dengan tema: daun adalah alat yang digunakan untuk bertransaksi pengganti uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S PLAY
General FictionNafisa dan Nisa tak pernah menyangka bahwa papan permainan yang mereka temukan di gudang rumah nenek mereka akan membawa mereka pada segudang petualangan. Kedua kakak beradik yang kerap terlibat sibling rivalry itu harus berjuang bersama agar bisa m...