Meutia memandang Agam sinis. Mudah sekali memang orang menasihati untuk ikhlas apalagi tanpa mengerti apa perkara yang sebenarnya.
"Apa yang kamu ketahui tentang aku dan keluargaku?" tantang Meutia.
Lelaki yang menenteng biola itu menatap wajah ayu Meutia. Ada kerinduan yang terpancar di matanya.
"Kamu wanita tangguh yang kehilangan arah setelah keluargamu wafat ketika tsunami menerjang Aceh," jawab Agam.
Meutia menggeleng sambil berdecak. Jelas sekali kalau wanita itu tak senang dengan ucapan Agam barusan.
"Ternyata hanya segitu yang kamu tahu. Kalau begitu percuma saja selama ini kamu mencari dan mengikutiku. Jadi apa yang kamu bilang melindungiku? Melindungi dari apa? Jika sebenarnya kamu tak tahu apa-apa tentangku."
"Kalau begitu beritahu aku. Apa yang perlu kuketahui lagi tentangmu?" Agam menantang balik.
Meutia memandang langit malam. Matahari masih berada di batas horizon. Di sebagian langit yang mulai menggelap, tampak satu bintang terlihat cukup terang. Meutia menunjuk ke arah bintang itu.
"Lihat, itu! Namanya bintang Sirius. Sebuah bintang dari gugusan bintang canis major. Dari sanalah aku dan keluargaku berasal. Saat tsunami terjadi, sebenarnya Bapak, Mamak, dan adikku baru akan pulang. Namun, nahas, UFO yang membawa mereka tergulung tsunami. Hanya aku yang selamat, karena aku tidak berada di dalam sana," papar Meutia sambil menerawang. Cairan bening tampak menggenang di pelupuk matanya.
Kedua mata Agam membeliak, mendengar cerita tadi ia ingin tertawa. Namun, buru-buru ditahannya. Tentu saja ia tidak percaya, tetapi dia tidak mungkin menertawakan cerita Meutia. Apalagi wanita itu terlihat sangat serius dan berduka saat menceritakannya.
"Sudahlah, Tia. Aku harap kamu bisa mengikhlaskan kedua orang tua dan adikmu. Sebaiknya kita doakan saja mereka," ujar Agam berusaha menghibur.
Meutia lagi-lagi menggeleng. "Sudah kuduga, kamu pasti nggak akan percaya. Kamu akan terkejut jika tahu bagaimana wujud asliku."
Wanita itu menarik napas panjang, lalu mengembuskannya. Perlahan-lahan ia membuka tudung yang menutupi rambutnya, ada semacam antena berwarna hijau di sana. Hanya itu yang ia perlihatkan, karena mungkin bisa membahayakan membuka sedikit rok panjangnya, lalu memperlihatkan kaki palsu yang menopang tubuhnya.
"Asal kamu tahu, aku berusaha mengembangkan serum untuk menumbuhkan kembali kakiku yang diamputasi saat terluka parah waktu tsunami. Jika kakiku bisa kembali, aku akan bisa segera kembali ke rumahku. Rumah yang damai di Sirius," kata Meutia sambil menatap bintang Sirius tanpa berkedip.
Challenge day-15: Buat cerita di mana tokoh utama dan keluarganya adalah alien dari galaksi lain.
Entahlah, ini temanya udah makin aneh-aneh... (HELP!) Aku sendiri nggak kebayang bagaimana alien, cuma tau dari film-film.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S PLAY
General FictionNafisa dan Nisa tak pernah menyangka bahwa papan permainan yang mereka temukan di gudang rumah nenek mereka akan membawa mereka pada segudang petualangan. Kedua kakak beradik yang kerap terlibat sibling rivalry itu harus berjuang bersama agar bisa m...