Ulang Tahun

4 1 0
                                    

Nisa dan Nafisa semakin terdesak. Mereka mengunci diri di dalam mobil kuning pengamen yang baru saja bergabung dengan bapak pemain biola. Awalnya mereka berharap bisa kabur dengan naik mobil. Namun, kenyataannya mereka malah mudah ditangkap karena mobil yang mereka naiki tidak ada kuncinya.

"Lusa, hari ulang tahunmu kan?" tanya Nisa memastikan bahwa ingatannya akan hari kelahiran kakaknya adalah benar.

Nafisa mengangguk. Diam-diam ia terharu karena di tengah situasi genting yang menghimpit mereka ternyata Nisa masih mengingat hari ulang tahunnya.

"Mudah-mudahan akan ada keajaiban lagi supaya kita bisa kembali ke dunia asal kita. Dulu pas gue ulang tahun kejadian tuh harapan gue untuk pulang terkabul," jelas Nisa saat melihat ekspresi di wajah saudaranya.

Walaupun dalam hati Nafisa mengucap amin. Akan tetapi, kondisi mereka yang sudah di ujung tanduk membuatnya pesimis.

"Tapi lusa tuh masih lama, Nis! Kondisi kita sekarang udah terdesak. Itu nenek-nenek tinggal selangkah lagi dari kita. Bisa-bisa gue meninggoy duluan sebelum ulang tahun ke-18. Mana ini mobil nggak ada kuncinya!" ucap Nafisa sambil mencibir.

"Justru lo mestinya semangat dong, Sis! Bukannya lo suka lihat Papa otak-atik mobil."

Nafisa berusaha mengabaikan kata-kata Nisa  dan juga nenek yang masih berusaha membuka paksa pintu mobil tempat mereka melarikan diri.

"Udah, sekarang gue harus konsen supaya ni mobil bisa jalan," Nafisa memberi isyarat kepada adiknya untuk diam. "Gue coba usahain buka kotak setir. Tolong lo cari siapa tahu ada kunci cadangannya di sini!" sambungnya.

Nisa mengangguk, sementara Nafisa mencoba membuka kotak setir dengan peralatan seadanya yang tersimpan di mobil. Baru saja kotaknya terbuka, Nafisa sudah pusing melihat banyaknya kabel dan soket yang ada.

Di tengah keputus-asaan harus mengambil pilihan kabel mana yang bisa dipakai untuk menyalakan pengapian mobil. Tiba-tiba Nisa menjerit senang.

"Naf, ketemu! Gue nemuin kunci cadangannya!" Nisa menggoyang-goyangkan anak kunci di jari telunjuknya.

Keduanya tersenyum. Nafisa pun menyambar kunci lalu menyalakan mesin mobil. Ia berjanji akan mengembalikan mobil ini nanti kalau si nenek gadungan sudah berhenti mengejar mereka.

Namun, Nafisa urung  menginjak pedal gas karena tiba-tiba si bapak pemain biola sudah berada tepat di depan mobil sambil menarik lengan wanita yang sejak tadi berniat mendobrak pintu mobilnya.

Namun, Nafisa urung  menginjak pedal gas karena tiba-tiba si bapak pemain biola sudah berada tepat di depan mobil sambil menarik lengan wanita yang sejak tadi berniat mendobrak pintu mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Challenge day-10: ambil buku fiksi buka halaman 6, lalu buat cerita yang terinspirasi dari dua kata pertamanya.

Mohon maaf bukunya fiksi anak, karena adanya itu yang paling dekat.

Judul: Little Abid: Aku Tahu Nama Hari dan Bulan

Judul: Little Abid: Aku Tahu Nama Hari dan Bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


LET'S PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang