"Hari sialmu akan datang di hari Jumat Kliwon."
Ingatan Nisa tiba-tiba melayang pada sosok seorang teman neneknya yang ditemuinya saat sedang liburan. Sebenarnya ia sama sekali tidak percaya akan mitos itu. Namun, belakangan ini mengapa kejadian-kejadian yang menimpanya justru terasa membenarkan omongan itu.
Dia pernah dikejar-kejar anjing hingga sampai naik ke atas pohon dan tak bisa turun saat hari Jumat yang ternyata Jumat Kliwon. Dia pernah mendapat hukuman lari keliling sekolah di hari Jumat Kliwon. Dia putus dari Arman di hari Jumat Kliwon. Dia sering bertengkar dengan Nafisa sampai-sampai dihukum oleh Bunda pada Jumat Kliwon. Dia juga terjebak dalam permainan terkutuk ini pada hari Jumat Kliwon.
Bahkan sekarang dalam dunia permainan ini masih saja hari Jumat Kliwon membuatnya tertimpa kesialan. Dia terhempas turun level dan kini sekujur kakinya terasa sakit akibat disengat ubur-ubur. Ternyata hari ini juga hari Jumat Kliwon.
Tak cukup sampai di situ, tiba-tiba saja dirinya tadi dikencingi oleh kucing yang berkeliaran di pantai ini saat duduk selonjoran di bawah pohon kelapa.
"Astaga, apa aku harus melakukan ruwatan khusus untuk memutus kutukan kesialan di hari Jumat Kliwon?!" keluh Nisa bersungut-sungut.
Gadis itu segera mengguyur air seni kucing dengan air mineral, tetapi malah membuat luka di kakinya semakin nyeri. Akhirnya ia menyerah, pasrah saja menahan sakit sambil mengoleskan alkohol di atas luka-luka kakinya agar tidak infeksi.
Sambil meniup-niup lukanya, ia terus mengoleskan alkohol pelan-pelan. Ia pikir percuma juga mengeluh, rasa sakitnya tidak akan berkurang, malah tambah capai hati.
"Apa kamu terluka?"
Tiba-tiba seorang laki-laki dengan penampilan seperti lifeguard menghampiri Nisa dan menanyakan keadaannya.
Nisa tak menyangka ada orang lain di tempat ini, ia pun sejujurnya takjub dengan makhluk tampan yang ada di hadapannya. Begitu sadar, gadis itu segera menutup mulutnya dengan tangan.
"Eh, hmmm, i-iya. A-aku tersengat ubur-ubur," jawab Nisa tergagap.
"Oh, di sini memang sedang banyak ubur-ubur di musim seperti ini. Mungkin kamu nggak baca peringatan itu sebelumnya," katanya sambil menunjuk sebuah papan di pantai.
Nisa mengangguk malu.
"It's ok, biar aku bantu."
Dia pun mengeluarkan sebuah kotak P3K lalu memberikan salep kepada Nisa untuk mengurangi rasa perih dan gatal yang dirasakannya.
Setelah cukup lama berbincang-bincang, akhirnya Nisa memberanikan diri untuk menanyakan nama dewa penolongnya itu.
"Oh, namaku Jumat Kliwon. Orang-orang di sini memanggilku Kliwon," katanya sambil menunjukkan senyum lebar yang amat manis.
Mata Nisa seketika melebar. "Jum-Jumat Kliwon?!"
Kini Nisa tak tahu apa ini sebuah kesialan atau keberuntungan baru baginya.
Tema day-14:
Buat cerita tentang Jumat Kliwon. Dilarang bergenre horor.Kemaren nyeletuk di group, mau bikin Jumat Kliwon komedi. Kira-kira ini udah Lucy, belum? 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S PLAY
General FictionNafisa dan Nisa tak pernah menyangka bahwa papan permainan yang mereka temukan di gudang rumah nenek mereka akan membawa mereka pada segudang petualangan. Kedua kakak beradik yang kerap terlibat sibling rivalry itu harus berjuang bersama agar bisa m...