Akhir Petualangan

18 1 0
                                    

"Kegiatanku hari ini ditutup dengan mendapatkan papan permainan di tangan," ujar Nafisa menepuk-nepuk papan yang ada di tangannya sambil tersenyum penuh arti kepada adiknya.

Nisa pun mengangguk tanda setuju disertai senyuman lebar.

Rasa lelah jelas masih terlihat di wajah Nafisa dan Nisa. Dalam waktu lima belas menit saja mereka harus mengumpulkan seratus tiket agar bisa menukarnya dengan hadiah yang mereka inginkan.

Keduanya bermain adu ketangkasan seperti dikejar setan. Beruntung pada saat wahana hampir tutup mereka mendapat jackpot, ada seseorang yang memberikan tiketnya secara cuma-cuma.

"Alhamdulillah. Untungnya pas banget kita dapat kotak ini sebelum pasar malam tutup."

Sebuah pengumuman dari pengeras suara bergema, memberitahu bahwa pasar malam akan segera tutup dan memohon agar para pengunjung segera keluar dari arena pasar malam.

"Terus sesudah ini apa? Kita harus bagaimana supaya bisa pulang?" tanya Nafisa.

Nisa terdiam sesaat, berpikir. Kemudian ia meminta papan permainan yang dipegang Nafisa. Ia melihat dengan teliti setiap sudut dan gambarnya. Namun, tidak membukanya.

Sejak awal, Nisa sudah memperingatkan Nafisa agar tidak sembrono membuka kotaknya.

Gadis itu mencari simbol pada papan permainan yang sama dengan yang ada di lengannya.

Nafisa mencoba membantu adiknya, melihat gambar dan simbol yang ada. Akhirnya mereka menemukan simbol itu pada logam pengunci papan.

Nisa menempelkan dengan presisi simbol di lengannya pada pengunci tersebut. Nafisa memegangi lengan adiknya erat-erat.

Tiba-tiba, semua simbol-simbol yang ada bergerak seperti puzzle yang tersusun menjadi sebuah gambaran utuh. Simbol piramida dengan elemen Mata Horus di puncaknya.

Bumi yang mereka pijak terasa berguncang bertepatan dengan gambar puzzle yang terbentuk. Angin berembus kencang hingga membuat pusaran tornado dan menggulung kedua gadis itu di dalamnya.

Nisa dan Nafisa saling berpegangan, tubuh dan kaki mereka membentuk garis lurus.

"Aaaa...!" suara teriakan mereka saling bersahutan.

Bum!

Saat angin berhenti, terdengar suara benda berat terjatuh. Nisa dan Nafisa jatuh bertumpuk dengan tubuh Nafisa menindih Nisa yang kurus. Secara refleks Nisa mendorong tubuh kakaknya.

"Naf, berat."

Nafisa bergeser, tetapi tubuhnya menabrak sofa tua yang berdebu.

Tiba-tiba saja, gadis tomboy itu bangkit sambil mengumpulkan kesadaran. Tak lama kemudian ia berseru senang.

"Nisa, kita udah balik! Kita di rumah Nenek!"

Nisa pun mengedarkan pandang lalu segera bangun saat menyadari kebenaran yang dikatakan Nafisa.

Nisa pun mengedarkan pandang lalu segera bangun saat menyadari kebenaran yang dikatakan Nafisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Challenge day-28: buat cerita diawali dengan kalimat "Kegiatanku hari ini ditutup dengan..."

Yeaaayyy akhirnya selesai DWC tahun ini. Endingnya pun lumayanlah buat dikatakan cerita ini selesai. Petualangan Nisa dan Nafisa di kotak permainan akhirnya berakhir.

Terima kasih untuk yang sudah membacanya sampai akhir. See yaaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LET'S PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang