Saking randomnya kehidupan Nisa belakangan ini ia sampai tak sadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-17. Ia sudah lupa hari dan tanggal. Hanya karena di dalam surat perjanjian yang dibuat oleh Luffy tertulis tanggal hari ini, barulah ia ingat.
Usia sweet seventeen yang menandakan awal kedewasaan, biasanya selalu dirayakan dalam keluarganya. Namun, saat ini satu-satunya keluarga yang terseret dalam dimensi ini pun sudah terpisah darinya. Sementara keluarganya yang lain mungkin tidak ada yang tahu jika ia dan Nafisa sudah menghilang.
Nisa sesaat memejamkan mata lalu berdoa dengan sungguh-sungguh agar ia bisa bertemu lagi dengan Nafisa, keluar dari semua lelucon permainan ini, dan kembali ke dunia mereka.
Permintaan itu tak pernah terlintas sebelumnya akan diucapkan pada hari ulang tahunnya. Bahkan ia lupa meminta permohonan yang biasa selalu ia ucapkan, seperti panjang umur, kebahagiaan, kesuksesan studi, dan cita-cita yang ingin ia capai. Rasanya semua itu hambar, sungguh kali ini apapun yang mungkin terjadi di dunia nyata akan sanggup ia hadapi asal bisa keluar dari sini.
Ajaibnya, begitu ia mengucap "Amin" dan membuka mata, dirinya sudah tidak lagi berada di dalam kapal. Ia ada di tengah hamparan padang rumput yang dipenuhi oleh semak belukar. Di sampingnya berdiri Nafisa dengan vas berisi bunga mawar aneka warna.
"Nafisa!" seru Nisa sambil memeluk erat kakaknya. "Ya Allah, doa gue terkabul. Gue ketemu lo lagi sekarang."
Nafisa sama terkejutnya, hatinya berbuncah bahagia melihat kembali adik yang selama berhari-hari terpisah darinya tanpa kabar.
"Nisa! Ya ampun, gue seneng banget kita bisa sama-sama lagi," balas Nafisa sambil memperhatikan penampilan Nisa dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Woi, segitunya lo ngeliatin gue. Emang gue hantu?!"
"Kita nggak pernah tahu apa yang terjadi di dunia antah berantah kayak gini. Gue cuma jaga-jaga," jawab Nafisa.
"Itu bunga hadiah buat gue, ya?" tanya Nisa sambil menunjuk bunga di tangan kakaknya.
"Eh, ini mah tugas gue. Masih kurang dua lagi nih. Btw busway, tumben lo ngarep hadiah dari gue. Jangan bilang ini hari ulang tahun lo."
Nisa tersenyum dan mengangguk dengan antusias.
"Wah, happy birthday, yaaa! Traktiran jangan lupa." Nafisa menyalami Nisa lalu memberi kecupan di kedua pipi saudara perempuannya.
Keduanya pun tiba-tiba merasakan tarikan yang amat kuat lalu terjerembab di gudang yang cukup berantakan seperti awal mereka menemukan papan permainan.
Nisa dan Nafisa merasa sakit di bokong mereka karena terhempas dengan keras. Namun, ketika menyadari tempat mereka berada, keduanya terperangah lalu melompat-lompat kegirangan sampai menimbulkan suara yang cukup gaduh.
"Nis, kita pulang! Kita pulang!" seru Nafisa penuh kegembiraan.
"Iya, Naf. Ya Allah, terima kasih ya Allah, Engkau mengabulkan permohonan hamba," ucap Nisa penuh syukur.
Mereka diliputi kegembiraan, tetapi mereka lupa bahwa mereka telah melanggar aturan di dunia nyata. Mereka memasuki gudang yang terlarang, dan suara berisik mereka membuat orang-orang mencari sumber suara tersebut.
Bunda, Ayah, dan keluarga lainnya akhirnya menemukan mereka di gudang itu. Tentu saja pelanggaran apapun tetap mendapat hukuman. Bunda tak pernah segan menghukum, meski apapun penjelasan dan pembelaan yang mereka katakan. Apalagi penjelasan soal papan permainan, semua terdengar tak masuk akal. Tidak akan ada yang percaya sampai mereka mengalaminya sendiri.
Nisa dan Nafisa menjalani hukuman dari Bunda dengan hati yang ringan. Rasanya tidak ada yang lebih berat dari misi-misi aneh di dalam dunia permainan. Apalagi mereka bisa melihat lagi wajah Bunda.
Menurut Bunda, Nenek melarang siapapun masuk ke gudang itu karena seluruh isinya sudah dihibahkan oleh Kakek ke museum negara. Hanya saja karena Nenek belum rela, maka proses penyerahannya dilakukan saat beliau sudah meninggal. Oleh karena itu agar tidak ada benda-benda yang rusak atau hilang, Nenek menjaganya benar-benar dan melarang siapapun masuk ke gudang.
Tema day 18 ini, silakan buat cerita dengan prompt:Tokoh cerita kalian baru saja berulang tahun yang ke-17. Tanpa ia sadari, ketika usianya menginjak 17 tahun, maka semua permintaan (hanya di hari ulang tahunnya) akan terkabul. Namun, seperti kata pepatah, with great power comes great responsibility.
Argh tauklah ini berasa aneh atau nggak ceritanya. Lagian apa sih yang nggak aneh di tema yang dilempar mimin pecut NPC 🙈
Semoga aku bisa kuat sampai tanggal 30
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S PLAY
General FictionNafisa dan Nisa tak pernah menyangka bahwa papan permainan yang mereka temukan di gudang rumah nenek mereka akan membawa mereka pada segudang petualangan. Kedua kakak beradik yang kerap terlibat sibling rivalry itu harus berjuang bersama agar bisa m...