Dadu yang terlempar memberi angka dua, artinya Nisa dan Nafisa hanya berpindah sejauh dua langkah saja. Namun, dua langkah di sini tentu saja sangat berbeda dengan dua langkah di dunia mereka. Begitu kaki mereka berhenti di kotak tempatnya harus singgah, kotak itu pun terbuka dan menyajikan panorama alam lain.
Nafisa terdampar di sebuah tempat yang baginya amat menakjubkan. Sebagai anggota pecinta alam, hutan yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi dan rimbun, suara air terjun di kejauhan, tanaman-tanaman anggrek, serta aneka suplir, rotan, dan aneka satwa liar tentu seperti surga.
Pandangan Nafisa menyapu 360° area hutan yang dapat dilihatnya, tetapi ia tak bisa menemukan adiknya, Nisa. Sesaat hatinya dirundung kecemasan, khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk pada anak itu. Namun, logikanya berbisik menenangkan kegundahannya. Nisa mungkin berada di dunia lain, bukankah dalam permainan ini setiap pemain memang bermain bergiliran. Wajar jika ia mendapat giliran pertama, dialah yang keras kepala membuka kotak permainan berukir itu. Lagi pula, meskipun sedikit lemah secara fisik darinya, Nisa bukan anak yang cengeng dan anak itu selalu bisa mengandalkan kemampuannya sendiri.
Setelah hatinya merasa tenang, Nafisa kembali melanjutkan perjalanan. Tak jelas apa yang dicarinya, ia hanya diperintah untuk memenangkan semua ujian. Bahkan ujian seperti apa yang menantinya, is sendiri tidak tahu.
****Seekor monyet yang bergelantungan di pohon, tiba-tiba menarik tas ranselnya. Beruntung, tasnya masih bisa ia pertahankan. Nafisa mematahkan sebatang lidi dari sapu lidi yang dibawanya lalu melempar ke arah monyet itu. Ajaib, lidi itu menjadi pisang.
Monyet itu tampak gembira menerimanya, lantas memanggil kawanannya untuk menikmati pisang itu bersama-sama. Sayangnya, monyet yang datang ternyata jauh lebih banyak dari jumlah pisangnya. Merasa tak kebagian, makhluk primata itu pun mengejar-ngejar dirinya.
Beruntung tadi Nafisa sempat mengambil kamera Polaroid dari dalam tasnya dan langsung memotret seekor monyet yang tersenyum lebar saat memakan pisang sendirian. Gerakan tangannya yang telah terasah di klub fotografi, membuat Nafisa mampu mengabadikan momen-momen indah secara cepat.
Nafisa hanya bisa berlari menghindari kejaran monyet-monyet itu. Ia tidak mau dikeroyok hewan primata yang tampak buas itu. Sayangnya akibat berlari cepat-cepat, foto yang tadi ia ambil terjatuh di hadapan kawanan monyet itu.
'Sial!' batin Nafisa. Ia kehilangan satu gambar terbaik.
Namun, anehnya, setelah melihat foto itu monyet-monyet tadi pun tahu-tahu menghilang.
Nafisa pun kembali bernapas lega. Beruntung sekali kameranya tidak hilang saat ia masuk ke dimensi permainan ini. Ia pun jadi tahu bagaimana cara menghadapi bahaya di zona ini.
Remaja perempuan yang sedikit tomboy itu mulai melambatkan langkah. Akan tetapi, baru saja ia terlepas dari jeratan monyet-monyet hutan, kakinya terantuk sesuatu.
Sebuah tumbuhan seperti flytrap besar siap mengatupkan dua bilah lobus dengan pinggirannya yang bergerigi tajam. Sebelah kaki Nafisa berada di tengah-tengah rongga tanaman itu. Pikirannya berhitung cepat, agaknya ia tidak bisa lolos dengan menggerakkan kakinya. Namun, kilatan blitz dari kameranya mampu menangkap gerakan sepersekian detik saat gigi tumbuhan itu mulai mencengkeram kakinya.
Tema day 5: Masuk ke website https://random-ize.com/random-website/ lalu klik tombol "Next Website" satu kali. Buat cerita dengan tema sesuai website yang muncul. Sertakan hasil gacha di akhir cerita.
Sebagai tambahan, karena judul generatornya adalah random web, interpretasi dibebaskan pada masing-masing peserta. Silakan usahakan interpretasi seakurat mungkin.
Makin bikin pusing, Gaes, temanya. Wkwkwkkkwk... Doakan kubertahan sampai 25 hari ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S PLAY
General FictionNafisa dan Nisa tak pernah menyangka bahwa papan permainan yang mereka temukan di gudang rumah nenek mereka akan membawa mereka pada segudang petualangan. Kedua kakak beradik yang kerap terlibat sibling rivalry itu harus berjuang bersama agar bisa m...