Beraksi-

7.3K 383 0
                                    

Gavin kini sudah berada diruangannya, tidak biasanya Gabby belum berada ditempatnya. Mungkin saja dia berada ditoilet, jadi Gavin tak memikirkannya.

Tapi baru saja Gavin hendak memulai pekerjaannya, sebuah ketukan di depan ruangannya terdengar, Gavin menyimpan bolpoinnya lalu menunggu siapa yang datang.

"Selamat pagi pak"

"Ya, ada apa Gabby"

"Sebelumnya saya minta maaf pak, saya baru tiba di kantor karna terkena macet dijalan. Maaf saya telat"

Gavin hanya diam dengan tangan terlipat diatas meja kerjanya. Dia meneliti keadaan Gabby. Rambut yang sedikit berantakan, dan tas tidak tersampir sempurna dibahu.

"Rapikan penampilan kamu, jika sudah langsung saja bekerja. Untuk kali ini saya maafkan, jangan sampai terulang lagi" Ujar Gavin dengan nada so tegas.

Sebenarnya Gavin tidak tega. Melihat penampilan Gabby yang sedikit berantakan, dan ditambah dengan Gavin yang harus berbicara tegas dengan Gabby. Tapi ini masih didalam pekerjaan dan dia harus profesional.

Gabby mengangguk dan keluar dari ruangannya. Dan Gavin kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda setelah menatap beberapa menit kearah pintu yang tertutup.

***

Waktu terus bergulir sampai tidak terasa sekarang waktunya pulang.

Gavin sudah menyelesaikan pekerjaannya, dia membereskan yang berada diatas mejanya lalu beranjak keluar ruangan.

Gavin menatap kearah meja sekertaris, yaitu meja sementata Gabby. Dia melihat Gabby masih mengerjakan beberapa laporan, dan saat Gavin mulai melewatinya  Gabby langsung berdiri lalu membungkuk hormat.

"Selamat sore pak"

"Sore, kamu belum selesai?" Ucap Gavin basa basi.

"Belum pak, ada beberapa laporan yang harus saya siapkan untuk besok."

"Begitu"

"Iya pak" Gabby tersenyum sopan.

"Kalo gitu saya duluan"

"Silahkan pak, hati hati dijalan"

Gavin melangkah menjauhi meja sekertaris. Saat sudah berada di dalam lift Gavin mulai berpikir, apa lebih baik dia ajak Gabby pulang bersama? Dia juga mulai memikirkan kata teman-temannya waktu itu, dia bisa memanfaatkan situasi. Seperti sekarang misalnya iyakan? Gavin tersenyum tipis lalu melangkah kearah lobi untuk menunggu Gabby.

Selang 20 menit, dia melihat Gabby berjalan dari lift keluar gedung perusahaan.

Gavin ikut beranjak dari sofa lalu berjalan disebelah Gabby. "Sudah selesai Gabby?"

"Eh pak, saya pikir bapak sudah pulang"

"Saya ada urusan tadi disini, diluar jam kantor" Ucap Gavin beralasan.

"Ah begitu ya pak, kalo gitu saya pamit pulang pak"

"Kamu pulang dengan siapa?"

"Saya pulang— menggunakan ojek online pak"

"Tidak dengan kaka mu?"

"Tadi pagi saya dengan kaka saya pak, hanya saja beliau ada urusan makanya saya ditinggal" Gabby tersenyum canggung.

"Kalo gitu kamu bareng saya saja, sekalian"

"Bapak ada urusan yang lewatin jalan perumahan saya lagi?" Gabby bertanya polos.

"Tidak, hanya sekalian saja"

"Oh gitu, yaudah gaperlu pak. Malah ngerepotin"

"Saya suka direpotin kamu" Gumam gavin pelan, sangat pelan.

"Apa pak?"

"Engga, yakin kamu gamau? Ini gratis hemat ongkos kamu"

Gabby mulai memikirkan ucapan Gavin, dia memang belum order ojolnya karna tadi dia mau beli gorengan dulu disebrang kantor, sembari menunggu ojol pesanannya. Tapi kalo ada rezeki ditawari tumpangan sepertinya harus dimanfaatkan.

"Nghh emang boleh pak?" Tanya Gabby ragu.

"Boleh"

"Serius??"

"Hm"

"Kalo gitu saya mau pak, terimakasih banyak loh pak. Saya jadi malu" Gabby berujar senang.

"Ya sama sama"

Gavin berjalan kearah kendaraan nya, dan Gabby mengikuti.

Hari ini mereka pulang bersama untuk ketiga kalinya, mungkin?

To Be Continue
Ayye! Chapter 16 update🧚‍♀️

Anti Romantic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang