"Makasih pak, hati hati dijalan"
"Hm"
Sudah hampir 1 minggu Gabby berangkat dan pulang bersama atasannya itu, waktu hari ke 2 saat Gavin kembali menjemputnya, Gabby sudah menolak dengan segala alasan. Tapi Gavin juga memiliki seribu alasan untuk memenangkan perdebatan, yang akhirnya selalu disetujui oleh Gabby untuk berangkat bersama.
Lalu hari hari berikutnya Gabby sudah tidak banyak bicara, mengiyakan ajakan Gavin dengan sopan. Dia sudah malas berdebat untuk menolak ajakan atasannya itu, dan sebenarnya Gabby heran dengan tingkah atasannya yang semakin hari semakin aneh saja.
Tapi Gabby malas memikirkan hal itu, selagi segalanya aman aman saja dia bodo amat. Dikantorpun saat pertama kali Gavin dan Gabby keluar dari kendaraan yang sama karyawan lain tidak ada yang terkejut, mungkin karna Gabby yang merangkap menjadi sekertaris sementaranya.
Namun setelah beberapa hari bukannya para karyawan yang melihat semakin biasa saja, yang ada malah sebaliknya, mereka menatap heran Gavin dan Gabby yang selalu berangkat dan pulang bersama.
Jika Gabby ditanyapun dia hanya garuk-garuk lehernya yang tidak gatal karna bingung harus menjawab apa. Oh tentu saja! Gabby hanya numpang saat Gavin menawarkan tumpangan gratis padanya, jadi Gabby kebingungan saat karyawan lain bertanya tentang mereka. Yang pasti Gabby selalu menjawab, mungkin Gavin menawarkan tumpangan padanya karna rasa ke karyawanan yang adil dan beradab? Entahlah yang penting Gabby hemat ongkos, dan bukan dia yang memaksa Gavin.
Tapi karna itu juga membuat Gabby tidak merasa canggung seperti saat diawal-awal pertemuan.
"Eleh eleh yang punya supir gratis" Ejek Jessica yang berada di area ruang TV.
"Hah? Emang ada supir gratis" Gabby menjawab sembari duduk di dekat Jessica.
"Ada tuh pak Gavin"
"Anjir lo, laknat lo ke atasan sendiri"
"Yeyeye— tapi emang lo ngga aneh Gab?"
"Aneh apa?"
"Pak Gavin yang rela anter jemput lo seminggu ini"
"Biasa aja, mungkin karna rasa kemanusiaan pada sekertaris sementaranya kali"
"Gini nih kalo dari orok sampe sekarang ngga pernah pacaran, bego nya to the bone" Ejek Jessica.
"Apasih lo Kajess"
"Ya lo masa bener-bener ngga ngerti arti pak Gavin mau anter jemput lo–"
"—karna seinget gue, pak Gavin ngga sedermawan itu untuk anter jemput karyawan nya sendiri. Bahkan sekertaris aslinya sekalipun"
"Iya kah?" Gabby bertanya bingung.
"Astaga lord, lo anying banget ya"
Gabby menggaruk kepalanya yang tak gatal "Ya terus gimana? Gue harus tanya pak Gavin gitu kenapa jemput gue setiap hari"
"Jangan nambah-nambahin kebegoan lo deh"
"Eh tapi Jes"
"Ape lo Jas jes jas jes" Sewot Jessica
"Hehehe sorry, tapi inimah kayanya gue pernah deh nanya kenapa pak Gavin harus anter jemput gue"
"Anjing, yang bener lo!"
"Hehe iya deh kayanya, cuma ya pak Gavin ada aja jawabannya. Karna nanti telat terus kena hukuman lah, terus biar irit ongkos lah. Jadi ya gue mau mau aja"
"Tau ah o'on banget punya adek" Lalu Jessica beranjak dari duduknya dan berjalan kearah kamarnya sambil misuh misuh.
"Lah" Gumam Gabby, lalu Gabby pun ikutan beranjak menuju kamarnya untuk beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
RomanceGabby adalah perempuan yang anti dengan namanya sebuah hubungan percintaan, bermesraan menjalin hubungan bertahun tahun tanpa adanya kepastian. Selama bertahun-tahun hidupnya tenang tanpa adanya hal itu, bahkan sampai sekarang Gabby tidak pernah me...