Jealous

5.3K 241 1
                                    

HAPPY READING

***

Jika Raffan dan Gabby asik
berbincang berdua dirumah Gabby, berbeda dengan Gavin yang diam melamun dengan jari yang diketuk-ketuk pada meja kerjanya.

Penyebab Gavin diam melamun tidak lain dan tidak bukan karna Gabby, karna Gabby tidak masuk membuat Gavin merindukannya juga merasa bosan.

Dia juga memikirkan tentang kejadian kemarin, Gavin masih menerka-nerka siapa pelaku sebenarnya. Orang suruhannya pun belum mengabari nya tentang hal itu. Gavin juga percaya jika itu bukan ulah Arsila, dia sudah kenal Arsila sejak lama. Jadi Gavin tau jika Arsila berbohong atau tidak.

Gavin menghela nafas, dia mengambil ponselnya memutuskan menelpon Gabby. Namun teleponnya tidak juga di angkat, sudah 4 kali dia menelpon tetap saja tidak ada jawaban diujung sana.

Dia mulai gusar, apakah Gabby baik baik saja? Bukannya dia semakin tenang, yang ada dia malah semakin tidak karuan. Rasanya ingin cepat pulang, tapi tidak profesional jika Gavin pergi begitu saja.

Dia menghela nafas kembali, menenangkan dirinya. Mencoba fokus lalu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

***

Saat sudah waktunya pulang, Gavin dengan segera pergi dan melajukan mobilnya menuju rumah Gabby.

Saat sampai ditujuan, Gavin menatap motor sport hitam yang terparkir dirumah Gabby. Dia bertanya-tanya, apakah ada saudara Gabby ataukah ada pria lain di dalam sana?

Gavin menajamkan matanya, dengan langkah lebar dia berjalan menuju pintu rumah Gabby. Dia mengetuk pintunya sedikit lebih keras.

Menunggu beberapa saat, pintu terbuka dan disanalah dia melihat Gabby dengan wajah pucat nya, menatap Gavin dengan kerutan bingung.

"Bapak ngapain disini?" Tanya nya.

"Dengan siapa kamu dirumah?" Tidak menjawab pertanyaan Gabby, Gavin malah balik ternyata.

"Sama temen pak"

"Cowok atau cewek?"

"Enghh cowok?" Ucap Gabby ragu saat menatap mata Gavin yang menatapnya tajam.

Gavin dengan rahang yang mengeras, dia berjalan masuk menggeser badan Gabby dengan pelan. Dia melangkah tegas, saat memasuki ruang TV, Gavin melihat seorang pria lain menatap Gavin dengan raut bertanya-tanya.

Gabby berjalan tertatih menuju Gavin. "Pak, bapak ngapain kesini?"

"Kamu juga ngapain berduaan dengan cowo di dalam rumah!?"

"Dia temen kuliah saya pak, gapapa dong"

"Tidak di dalam rumah! Kenapa ngga di depan rumah kamu aja. Hm?"

"—kamu juga tidak mengangkat panggilan saya" Lanjut Gavin marah, mencoba menahan emosinya dengan cara mengintrogasi Gabby.

"Bapak nelpon? Saya gatau, HP nya di silent pak"

"Kenapa di silent? Karna tidak mau diganggu berduaan dengan pria itu"

Gabby mengerutkan alisnya bingung dengan segala ucapan Gavin. "Apaan sih pak gajelas"

"Kamu selingkuh dari saya!?" Sentak Gavin dengan suara yang meninggi.

"Hah?" Bukannya marah dia malah semakin bingung.

"Jangan bicara kasar dengan Gabby!" Saut Raffan sembari berdiri berjalan ke arah Gabby dan Gavin.

Raffan berdiri di depan Gabby seakan akan menjaganya. Gavin dengan emosi yang memuncak tanpa menahan lagi dia langsung meraih kerah baju Raffan lalu memukulnya dengan keras.

"EH PAK!" Teriak Gabby terkejut.

Gavin kembali memukul Raffan dengan kuat, dia menatap mata Raffan tajam. "Jangan dekat-dekat dengan milik saya!" Tekan Gavin.

Raffan mendengus, dia balik memukul Gavin. Mulai tersulut emosi karna Gavin asal mengklaim Gabby seenaknya.

Gabby dengan panik menarik narik kemeja Gavin, dia dengan gusar menatap sekeliling. Dirumahnya tidak ada siapa siapa, semua sibuk dengan urusannya.

Gabby dengan penuh keberanian, saat Gavin hendak kembali memukul Raffan, Gabby langsung berdiri dihadapan kedua pria itu. Dan tanpa bisa dicegah, Gavin malah memukul Gabby.

Gabby langsung ambruk terjatuh ke lantai, memegang pipinya yang dipukul Gavin. Dia menatap Gavin tajam begitupun pada Raffan. Sedangkan Raffan dan Gavin menatap Gabby terkejut, apalagi Gavin.

Dengan raut panik mereka berdua lantas hendak menghampiri nya. Menahan rasa sakit Gabby berdiri, menatap Gavin dan Raffan tajam.

"KELUAR KALIAN BERDUA, DASAR PENGGANGGU!" Teriak Gabby menggelegar.

"Pergii, kalian ganggu waktu istirahat gue. Pergi pergi!" Usir Gabby dengan cara melempari Gavin dan Raffan dengan cemilan yang dia ambil.

Gavin dan Raffan lantas mundur, sampai keluar dari rumah Gabby. Gabby menatap mereka marah juga kesal. "Sialan!" Sentak Gabby lalu menutup pintunya dengan keras.

Gavin dan Raffan menatap pintu yang tertutup dalam diam. Raffan lantas menatap Gavin lalu mendengus dan pergi dari sana.

Sedangkan Gavin dia menatap pintu itu lamat lamat, merasa bersalah karna membuat keributan juga memukul Gabby walau tidak disengaja. Gavin menghela nafas, dengan lesu dia berjalan pergi dari rumah Gabby.

Dia akan meminta maaf besok, saat amarah Gabby sudah tenang.

To Be Continue
Chapter 39✧

<18.36 — 18 juni 2023>

Anti Romantic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang