Setelah mengantar Gabby ke rumah sakit untuk mengobati lukanya, Gavin langsung membawa Gabby pulang untuk beristirahat. Gabby sebenarnya protes, hanya saja protesan Gabby tidak dihiraukan oleh Gavin.
Dan sesaat setelah mengantar Gabby pulang, Gavin langsung pergi ke suatu tempat yang berkemungkinan bahwa orang itulah yang mencelakai Gabby.
Kenapa Gavin bisa sepercaya itu? Karna Gavin baru ingat bahwa orang itu pernah mengancamnya waktu itu.
Sesampainya di depan rumah orang itu, tanpa permisi Gavin dengan langkah tegas langsung melenggang masuk. Gavin berjalan ke arah kamar tujuannya lalu mengetuknya dengan keras.
Sang empu nya kamar langsung keluar, dia menatap Gavin dengan pandangan berbinar dan kebingungan secara bersamaan.
"Gavin! Kamu ngapain disini?"
"Berhenti ganggu kehidupan saya!"
"Maksud kamu apa?"
"Jawab jujur Arsila! kamu kan yang membuat Gabby hampir tertabrak?"
"Hah, kamu jauh jauh kesini hanya untuk menanyakan hal itu? Yang benar saja, itu bukan aku!" Arsila mendengus.
"Jika bukan kamu lalu siapa? Karna seingat saya, kamu lah orang yang mengancam saya Arsila!"
"Ya! Tapi aku bahkan belum melakukan apapun, jadi itu bukan aku"
"Jadi kamu memang berniat mencelakakan Gabby? Lalu siapa jika itu bukan kamu!"
"Mana aku tau! Jika benar perempuan itu hampir tertabrak ya syukur, tanpa aku kasih pelajaran pun dia udah kena batu nya kan" Ucap Arsila meremehkan.
Gavin menajamkan matanya, dia marah mendengar ucapan Arsila terhadap Gabby. "Jangan sampai kamu melukai milik saya Arsila! Jika kamu benar benar melakukannya kamu tau akibat perbuatan kamu" Ancam Gavin.
"Ha! Yang benar saja. Kamu membela perempuan yang baru kamu temui, dari pada membela ku yang sudah kenal dekat sedari kecil?"
"Asal kamu tau Arsila, sebelum saya kenal kamu. Saya lebih dulu kenal dia!" Ucap Gavin tegas.
"Kamu bener-bener keterlaluan Gavin! Kamu lebih milih dia dari pada aku, kamu tau aku cuma punya kamu di hidup aku. Tapi kamu malah pergi seenaknya" Ucap Arsila dengan mata berkaca kaca.
"Kamu masih punya orang tua Arsila, jangan seolah-olah kamu yang paling tersakiti disini" Tekan Gavin.
"Kamu yang paling tau kehidupan aku Gavin! Aku kesepian, cuma kamu yang jadi sandaran aku! Tapi kamu malah pergi dari sisiku saat menemukan perempuan itu!" Teriak Arsila.
Gavin menatap tajam arsila, dia lantas berbalik badan pergi dari hadapan Arsila dan tidak hiraukan ucapan Arsila.
Bukan salahnya jika dia memilih Gabby dari pada Arsila, karna sejak awal hubungannya dengan Arsila hanyalah sebuah keterpaksaan. Jika merujuk ke kesalahan, salahkan orang tua mereka yang mengambil tindakan tanpa persetujuan nya.
Dari awal dia menjalin hubungan dengan Arsila, Gavin pernah berkata bahwa dia tidak memiliki perasaan terhadap Arsila. Tapi Arsila tetap kukuh ingin menjadi pacarnya, dan ditambah tuntutan dari orangtuanya yang menyuruh dia untuk mengikuti segala keinginan Arsila.
Arsila menatap kepergian Gavin, dia terduduk di lantai lalu menangis sejadi-jadinya. Arsila memukul-mukul dada nya yang sesak, rasanya menyakitkan dicampakkan oleh orang yang membuat kita ketergantungan akan hadirnya.
"Arrgh kalo tau ujungnya gue tetep dituduh sebagai pelaku, harusnya gue suruh tuh orang buat kasih pelajaran sama perempuan itu secepatnya!" Teriak Arsila marah.
To Be Continue
Chapter 35✧<22.19 —17 juni 2023>
Jadi siapa yang salah disini?
Gavin?
Arsila??
Gabby???
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
RomanceGabby adalah perempuan yang anti dengan namanya sebuah hubungan percintaan, bermesraan menjalin hubungan bertahun tahun tanpa adanya kepastian. Selama bertahun-tahun hidupnya tenang tanpa adanya hal itu, bahkan sampai sekarang Gabby tidak pernah me...