Terungkap

5.4K 242 0
                                    

"Gabby—"

"Gabby, saya minta maaf"

"By—"

Gabby mendelik pada Gavin yang mengikuti langkahnya, dia kini sudah kembali bekerja seperti biasa. Setelah aksi gajelas Gavin dan Raffan dirumahnya, selama hampir satu minggu dia mengabaikan Gavin di kantor.

Dan Gavin tanpa tau malu selalu mengikuti Gabby dan memohon  maaf nya terus-menerus. Terkadang Gabby merasa malu dan sebal dengan kelakuan Gavin.

Gabby menghentikan langkahnya, membalikan badan pada Gavin. Saat Gavin hendak bersuara kembali, dengan segera Gabby menutup mulut Gavin. "Pak jangan ngomong terus, malu" Bisik Gabby.

Gavin melepas lengan Gabby dimulut nya, dan menggenggam lengan Gabby lembut. "Malu kenapa?"

"Karyawan lain pada ngeliatin pak" Ringis Gabby.

"Jangan hiraukan mereka, mereka juga sudah tau kamu milik saya"

Wajah Gabby yang awalnya meringis malu berubah menjadi meringis jijik.

"Dih"

Gabby mencoba menarik lengannya dari genggaman Gavin, namun Gavin tidak juga melepaskan nya.

"Pak lepas"

"Ngga akan, sebelum kamu maafin saya"

"Ck nanti aja pak, kerja dulu. Ruangan kita juga beda pak"

"Yaudah saya tunggu, sekalian nanti saya pindahkan ruangan kamu ke dekat ruangan saya"

Gabby menunjukan raut muka sebal pada Gavin, menghentakan lengannya sampai genggaman Gavin terlepas. Saat memiliki kesempatan, Gabby lantas berjalan dengan cepat menjauhi Gavin.

Dan Gavin hanya menatap Gabby yang pergi menjauh dari nya, dia tersenyum kecil melihat tingkah Gabby yang menurutnya menggemaskan. Untuk sekarang Gavin membiarkan Gabby lepas, namun tidak untuk nanti.

Dengan langkah santai Gavin berjalan menuju ruangannya dengan tangan dimasukan ke saku celana. Dan sesekali bibir yang tersungging senyum tipis.

***

Gavin berjalan keluar area kantor dengan muka sebal, kenapa? Karna tadi saat dia ke lantai dimana ruangan Gabby berada, ternyata Gabby sudah tidak berada ditempatnya. Saat dia bertanya pada karyawan lain, mereka bilang Gabby telah pulang lebih dulu.

Dan disinilah Gavin berada, sudah diluar area kantor hendak pulang. Namun saat Gavin hendak ke arah parkiran, dia melihat Gabby sedang berdiri terdiam dipinggir jalan.

Gavin mengerutkan keningnya, ternyata Gabby belum pulang dan malah terdiam dipinggir jalan dengan ponsel yang dia mainkan. Masih dengan raut kesal dia memutuskan melangkah menuju tempat Gabby berada.

Namun raut kesalnya berangsur-angsur hilang, tergantikan dengan raut panik. Karna, dia melihat mobil melaju kencang kearah Gabby.

Dengan cepat Gavin berlari, saat jaraknya sudah dekat dengan Gabby, Gavin langsung memegang lengan Gabby dan menariknya kencang sampai membuat mereka terjatuh dengan Gabby yang berada diatas badan Gavin.

Gavin menatap mobil itu, dan benar saja saat Gabby tidak berada disana lagi, mobil itu memanuver dan pergi menjauh. Dada Gavin berdetak kencang dengan nafas yang ngos-ngos an. Berbeda dengan Gabby yang menatap Gavin terkejut disertai kebingungan.

Gabby dengan cepat berdiri dan menatap Gavin bingung juga kesal secara bersamaan.

"Bapak apa-apaan sih asal tarik saya!" Sungut Gabby.

Gavin berdiri, menatap Gabby tajam "kamu yang apa-apaan Gabby, diam dipinggir jalan dan fokus dengan ponsel!" Sentak Gavin.

Gabby melebarkan matanya, pertama kali melihat Gavin semarah ini. "I-itu tapi ko jadi bapak yang marah sih, kan bapak yang asal tarik saya sembarangan" Gabby menjawab sedikit gugup.

Anti Romantic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang