Gavin berjalan menuju ruangannya, setelah kemarin dia bertemu dengan temannya. Hari ini gavin berencana memperbaiki sikap dia pada Gabby.
Saat melewati meja sekertaris nya dia belum menemukan Gabby. Dia berpikir apakah Gabby telat lagi? Namun Gavin tetap melanjutkan langkahnya menuju ruangannya, di dalam ruangannya dia menatap tablet kantor yang sering digunakan sekertaris nya untuk mencatat.
"Kenapa ada disini?" Gumam Gavin pelan.
Mengambil tablet itu dia melihat note dibelakang tab, lalu membaca note tersebut.
Hallo pak—
saya sudah menyelesaikan tugas saya sebagai sekertaris sementata bapak, dan saya kembalikan tablet ini pada bapak karna tugas saya sudah selesai.
Terimakasih—pertanda Gabby reyasya.Hati gavin mencelos, saking sibuknya dia dengan perasaannya sendiri. Dia melupakan bahwa kemarin adalah hari terakhir Gabby sebagai sekertaris sementaranya.
Dia sudah tidak memiliki kesempatan untuk berdekatan dengan Gabby beralasan pekerjaan, apa mungkin ini waktunya untuk dia mengungkapkan perasaannya pada Gabby tanpa embel embel pekerjaan?
Gavin mendudukkan dirinya pada sofa yang berada diruangannya, masih menatap notes itu dengan pandangan kosong. Dia sedikit merasa bersalah pada Gabby.
Gavin menghela nafasnya, beranjak dari sofa dan melangkah menuju mejanya, lalu menyimpan notes itu dibawah mejanya.
***
Saat memasuki waktu makan siang, untuk pertama kalinya Gavin menginjakkan kakinya di area cafetaria untuk makan siang. Karna biasanya dia pasti makan siang diluar kantor.
Tapi berbeda kali ini, demi bisa melihat Gabby dia rela makan siang di cafetaria kantor.
Saat duduk di kursi cafetaria, dia melihat Gabby bersama 3 karyawan lainnya melangkah melewati dirinya, 3 karyawan yang melihatnya agak terkejut melihat Gavin berada di cafetaria. Tapi Gavin tidak menghiraukan hal itu, fokusnya hanya pada Gabby yang menunduk dengan sopan melewatinya.
Entah perasaannya saja atau memang begitu kenyataan nya, dia merasa Gabby menghindar darinya dan lebih sungkan dari sebelum sebelumnya. Gavin menghela nafas, lalu mulai memakan makan siangnya.
***
Gavin berjalan keluar kantor, saat langkahnya hendak menuju parkiran, dia melihat Gabby disebrang kantor sedang duduk dengan gorengan dipangkuannya, dan ponsel juga gorengan dikedua tangannya.
Gabby sangat fokus dengan dunianya, tidak menyadari Gavin memperhatikan Gabby dengan seksama.
Lalu Gavin memutuskan kearah parkiran, mengendarai mobilnya kearah tempat tukang gorengan dimana Gabby berada.
Dia membuka jendela mobilnya lalu mengklakson kearah Gabby, Gabby terperanjat kaget dan tersadar ada mobil didepannya langsung berdiri sampai gorengan yang berada dipangkuannya terjatuh.
Gabby menatap kaget saat melihat Gavin atasannya berada didepannya. "Eh pak maaf ada keperluan apa?"
"Kamu sedang apa disini" Gavin malah bertanya balik.
"Pulang?"
"Kenapa pulang ke tukang gorengan, hm?"
"Saya lagi nunggu ojek pak"
"Mana ojeknya?"
"Itu anu—belum dapet pak" Jawab Gabby meringis, dia sudah berada ditempat gorengan ini selama 15 menit. Dan selama itu pula dia belum mendapatkan ojek. Jadi dia hanya terdiam ditukang gorengan.
"Ikut saya, saya anter pulang"
"Tapi pak—"
Gabby tidak melanjutkan ucapannya karna melihat Gavin yang menatap dia dengan tatapan tajamnya. Karna takut dan sungkan Gabby mengangguk.
"Saya numpang ya pak" Ucap Gabby pelan sembari memasuki mobil Gavin.
Dan mobil Gavin mulai berjalan menjauhi tukang gorengan, menuju rumah Gabby.
To Be Continue
Yuww! Chapter 20 update 🧚♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
RomanceGabby adalah perempuan yang anti dengan namanya sebuah hubungan percintaan, bermesraan menjalin hubungan bertahun tahun tanpa adanya kepastian. Selama bertahun-tahun hidupnya tenang tanpa adanya hal itu, bahkan sampai sekarang Gabby tidak pernah me...