Hari yang ditunggu telah tiba, lebih tepatnya yang ditunggu Gavin.
Hari dimana Gavin dan Gabby mengikat hubungan. Ikatan ini lebih ke Gavin yang secara resmi mengklaim Gabby, bahwa Gabby adalah miliknya seorang. Dan yang merekomendasikan pertunangan ini, tentu saja Gavin sendiri. Agar orang-orang tau bahwa Gabby milik Gavin.
Mereka memulai acara pertunangan dirumah Gabby, sebenarnya pertunangan mereka hendak diselenggaran digedung yang menghadiri orang terdekat, karyawan kantor dan juga keluarga. Hanya saja Gabby menginginkan pertunangan yang dihadiri orang terdekat saja, maka disinilah mereka berada didalam rumah Gabby.
Walaupun mengadakan acaranya tetap dirumah, mereka tetap merasakan suasana yang berbeda. Bedanya acara ini dihadiri orang terdekat dan keluarga, juga mereka hendak merayakan pesta kecil setelah pertunangan membuat suasana lebih meriah. Acara pun sudah dimulai, dan kini Gabby dan Gavin sudah saling berhadapan untuk saling memasangkan cincin.
Setelah pemasangan cincin selesai, Gavin memegang tangan Gabby dan mengecupnya lembut. "Kamu sudah benar-benar jadi milik saya." Bisik Gavin.
"Belum pak"
"Kenapa belum?"
"Nikah aja belum, berarti belum jadi milik bapak lah"
"Yang penting kamu sudah terikat dengan saya. Untuk nikah, saya usahakan secepatnya nya"
"Heh!? Kaka saya aja belum nikah pak"
"Setelah kaka kamu itu, kita akan langsung menggelar pernikahan!"
"Ya–ya–ya" Ucap Gabby dengan nada mengejek, Gavin lalu mencubit pipi Gabby gemas.
Lalu acara mulai berjalan dengan santai, ada yang saling bercengkrama. Mendengarkan musik dan makan-makanan yang tersedia. Di dalam rumah itu suasana sangat meriah mengadakan pesta kecil, merayakan kebahagiaan pertunangan Gabby dan Gavin.
***
Dan di luar, disebrang rumah Gabby ada seorang perempuan menatap rumah itu dengan pandangan kosong.
Dia adalah Arsila artiva, dia mengetahui Gavin dan Gabby bertunangan dari kedua orangtuanya. Saat mengetahui nya, Arsila tidak bereaksi apapun. Dia sudah tidak merencakan hal apapun lagi, karna rasanya sia sia. Tanpa dia bertindakpun, orangtuanya sudah lebih dulu bertindak dan mengacaukan segalanya.
Kini Arsila hanya bisa menerima bahwa Gavin bukanlah kebahagiaan nya. Dan ternyata walau dia tidak bahagia, Gavin tetap akan bahagia.
Orangtua Arsila selalu berada dirumah, tapi bukan untuk membuat keluarga mereka hangat. Yang ada keluarga mereka semakin berjarak, karna kedua orangtua nya selalu bertengkar tentang perusahaan yang bermasalah. Dan Arsila sudah tidak peduli akan hal itu. Arsila menghela nafas pelan, dia sudah malas berurusan dengan siapapun termasuk kedua orangtuanya.
Dia tersenyum tipis menatap rumah yang tertutup seakan tidak ada orang, namun banyaknya kendaraan diluar dan suara yang terdengar sampai keluar walau samar-samar. Menandakan di dalam sana sedang mengadakan acara membahagiakan.
Kembali menghela nafas, Arsila membalikan badannya dan melangkah pelan menjauhi rumah itu.
To Be Continue
Chapter 43✧

KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
RomanceGabby adalah perempuan yang anti dengan namanya sebuah hubungan percintaan, bermesraan menjalin hubungan bertahun tahun tanpa adanya kepastian. Selama bertahun-tahun hidupnya tenang tanpa adanya hal itu, bahkan sampai sekarang Gabby tidak pernah me...