Membingungkan

5K 269 0
                                    

Gavin merebahkan dirinya ditempat tidur, hari ini dia sudah menuntaskan rasa rindu nya. Dia sudah bertekad untuk mendekati Gabby tanpa embel-embel pekerjaan lagi, dia juga akan memberitahu pelan-pelan pada Gabby tentang mereka sewaktu kecil dan tentang perasaannya.

Dia tersenyum tipis, rasanya menyenangkan berada dekat dengan orang yang Gavin sukai. Setelah merasa puas memikirkan Gabby, dia membenahi dirinya untuk beristirahat.

***

Berbeda dengan Gavin yang sudah terlelap tidur disana, di sisi lain Gabby malah terduduk di atas tempat tidurnya dengan pandangan kosong. Dia tidak bisa tidur.

Setelah aksi nya berteriak dan mencoba untuk tidur, dia tidak juga kunjung tertidur. Badannya ini sangat tidak nyaman, juga pikirannya yang tidak kunjung tenang memikirkan segala hal aneh tentang Gavin.

Kini waktu sudah menunjukan pukul dua belas malam. Sudah memasuki waktu dini hari, namun Gabby tidak kunjung mengantuk.

Gabby menghela nafasnya, mengambil ponsel di atas nakas, lalu mulai mencari nomor Melia untuk dia telpon.

Telepon nya tidak juga kunjung di angkat, Gabby berdecak lalu kembali mendial nomor Melia.

"Haloo siapa, jangan ganggu!" Ujar suara di ujung telpon sana dengan suara serak menandakan sang empu terbangun dari tidurnya.

"Gue malaikat pencabut nyawa"

"HEH!"

"Bangun dulu, gue mau cerita. Gue gabisaa tidur Mel" Gabby memberenggut kesal.

"Apaan!"

"Ada misteri di kantor gue" Bisik Gabby pelan.

Melia langsung beranjak dari tidurnya, terduduk diatas tempat tidur. "Oh ya apaan?" Serunya melupakan rasa kantuknya beberapa detik lalu.

"Atasan gue keknya kerasukan jin deh" Ucap Gabby masih dengan suara pelan.

"Hah?"

"Gini loh, masa iya baru ketemu beberapa minggu suka bilang hal hal yang ambigu"

"—terus juga, tadi yang bikin gue makin ga ngerti arah pikiran pak Gavin. Dia ajak gue pulang bareng terus pegang tangan gue, apa ngga aneh kalo gitu"

"OMGGG SERIUS LO?"

"Lo kira gue suka halu kaya lo!"

"Ettdah— terus terus respon lo gimana"

"Ya bingung dan canggung lah, cobain aja lo gitu sama si pak bos kumiss disana"

"Idih ogah, itu mah atasannya atas banget. Umurnya." Melia bergidik ngeri. Gabby lantas tertawa mendengar ucapan Melia.

"—emang lo ngga misuh misuh kaya biasa nya kalo ada cowo seenaknya ke lo?" Lanjut Melia.

"Pengen, tapi gabisa. Pak Gavin kan atasan gue, kalo gue berlaku ga sopan apa ngga di pecat?"

"Tapi atasan lo juga ngga sopan Gab, kalo emang iya kalian ngga saling kenal dekat, atasan lo kaya gitu ke lo. Mana masih di lingkungan kerja kan?"

"Iya juga ya, gue ngga kepikiran. Terus gue harus gimana?"

"Coba lo tanyain aja kalo misal atasan lo kaya gitu lagi, kalo makin ngelunjak dan bikin lo ngga nyaman maki aja. Anyway yang kata lo ucapan ambigu itu emang atasan lo bilang apa?"

"Ituuuu, yang gue inget. Katanya gini 'kamu akan jadi milik saya dalam waktu dekat' teruss pas tadi pulang kerja gini 'kamu kan pacar saya' gituu"

"Anjir anjir itumah kayanya naksir sama lo Gab" Seru Melia heboh.

Gabby mengerutkan keningnya bingung, "masa sih. Kalo iyapun aneh aja kalo suka padahal belum kenal lama, gue sama atasan gue kenal sebagai atasan dan bawahan aja"

"Ck ini nih kalo ga pernah pacaran dari orok"

"—bisa aja atasan lo itu kenal lo dari lama Gabby" Lanjut Melia.

"Iyakah? Tapi gue ga pernah ngerasa punya temen yang mukanya mirip pak Gavin dan tingkahnya yang kaku mirip pak Gavin itu deh"

"Coba lo pikir-pikir dulu, dari pada lo hah heh hoh waktu atasan lo ngode ke lo"

"Anjing lo"

"Buset your mouth, lu lebih nyeremin dari tingkah atasan lo itu Gab serius"

"Ck udah ah, makasih saran yang tidak berguna nya. Gue matiin bye!"

Gabby memutuskan sambungan telpon secara sepihak, dia menyimpan ponselnya asal lalu merebahkan diri.

Dia menatap langit langit kamar, memikirkan ucapan Melia. 'Apakah iya Gavin sudah kenal lama dengan nya? Apa mending dia tanyakan saja seperti yang Melia katakan?' Gabby bertanya tanya dalam pikirannya.

Gabby berdecak. Memutuskan berhenti memikirkan hal-hal itu, lebih baik dia tidur karna besok dia masih harus bekerja.

Gabby membenahi dirinya di atas tempat tidur, memejamkan matanya dengan paksa untuk bisa tertidur.

To Be Continue
Chapter 32✧

<09.14 — 16 juni 2023>

Anti Romantic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang