We Are

4.9K 232 0
                                    

"Gabby kamu ngga papa kan?"

Gabby mengerutkan alisnya bingung, Gavin ini datang-datang ke rumahnya langsung bertanya hal itu. Membuat dirinya bingung saja.

"Tadikan udah saya jawab ditelpon pak, saya gapapa."

"Oh syukurlah" Gavin menghembuskan nafasnya lega.

"Ada apa emang pak?"

"Tidak ada, hanya memastikan saja" Gavin memutuskan tidak memberitahu hal itu pada Gabby, Gavin hanya perlu menjaga Gabby agar tetap aman.

"Tadi pas pulang kerja kan bapak udah tau keadaan saya pak"

"Ya, hanya memastikan kembali"

"Aneh si bapak"

"Demi kamu saya rela dibilang aneh"

"Dih"

Gavin tersenyum, mengusap lembut puncak kepala Gabby. "Mulai sekarang dan selamanya, kamu harus berada di samping saya"

"Hah? Kenapa?"

"Karna kamu milik saya, tentu saja kamu harus berada disamping saya"

"Sejak kapan?"

"Sejak saya kenal kamu"

"Hah? Bapak jangan ngawur deh pak"

"Saya ngga ngawur Gabby, kamu memang milik saya"

"Ck terserah"

"Terimakasih sayang"

Gabby kembali menatap Gavin dengan mata melotot shock, Gavin tersenyum menatap raut muka Gabby. "Kamu bilang terserah berarti kamu menerima saya Gabby"

"Mana ada begitu pak!"

"Ada, tanpa kamu bilang begitupun kamu tetap milik saya"

"Ah taulah, bapak pulang sana. Saya pusing"

"Mau saya antar ke rumah sakit?"

"Saya pusing denger celotehan ngga jelas bapak!" Sungut Gabby kesal.

Gavin terkekeh, dia menetralkan raut mukanya lalu menatap Gabby serius. "Saya serius Gabby"

"Serius apa pak?"

"Kamu milik saya"

"Ya terus?"

"Saya ingin kamu jadi pasangan saya, Gabby"

"Hah?"

"Kamu mau jadi istri saya?"

"HAH!?"

"Maaf jika saya tiba-tiba, tapi saya tidak tenang jika kamu belum benar-benar jadi milik saya seutuhnya."

Gabby menatap Gavin dengan mulut terbuka, shock dengan ucapan Gavin.

"Kamu mau?"

"Bapak kerasukan jin kah?"

Gavin menghembuskan nafas lelah dengan segala pikiran dalam otak Gabby. "Tentu saja tidak. Kalo kamu tidak percaya, bagaimana jika kita bertunangan dulu?"

"Pak, bapak pulang aja dulu ya. Saya pusing seriusan" Ringis Gabby.

"Maaf, sekarang istirahatlah. Jangan terlalu memikirkan ucapan saya" Gavin tersenyum dan melangkah pergi dari rumah Gabby.

Dan Gabby hanya mematung menatap kepergian Gavin. Pikirannya tertuju dengan ucapan Gavin barusan.

Gabby mengerjapkan matanya dan melangkah menuju kamarnya dengan langkah pelan.

To Be Continue
Chapter 41✧

Anti Romantic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang