Gavin berjalan santai di area kantor menuju ruangannya, hari nya lebih tenang karna tidak direcoki oleh Arsila lagi. Karna selama Arsila sering ke kantor, dia jadi kurang fokus akan pekerjaannya dan pusing mendengar segala ocehan Arsila.
Gavin tersenyum dan mengangguk saat ada karyawan yang menyapanya, para karyawan pun sedikit merasa aneh karna tingkah Gavin yang tidak biasa. Karna biasanya jika ada karyawan yang menyapa sopan padanya, Gavin hanya mengangguk tanpa senyuman. Dan hari ini adalah pertama kalinya Gavin tersenyum pada karyawan lain.
Dia memasuki ruangannya dengan tenang. Membuka ponselnya, dia menatap layar ponselnya sebentar lalu memulai pekerjaannya.
***
Tidak terasa sekarang sudah waktu nya pulang, Gavin dengan sedikit terburu buru membenahi meja dan penampilannya lalu keluar dari ruangannya.
"Saya duluan" Ucap Gavin saat melihat sekertarisnya berdiri dimejanya menunduk hormat pada Gavin.
"Hati hati pak"
Gavin hanya mengangguk lalu berjalan menuju lift. Saat memasuki lift, bukannya dia menekan tombol lantai dasar, dia malah menekan tombol lantai dimana ruangan Gabby berada. Gavin mengetuk-ngetuk sepatu nya tidak sabar.
Lift berdenting menandakan sudah berada di lantai tujuannya, dia berjalan santai menuju kubikel Gabby. Karna para petinggi jarang sekali berada disana, ada beberapa karyawan menatap Gavin dengan pandangan terkejut dan sungkan.
Gavin sendiri hanya fokus dengan tujuannya menuju kubikel Gabby. Sesampainya di depan kubikel nya Gavin mengetuk pelan sekat yang berada di sebelah meja Gabby. Dia menatap Gabby dengan senyuman kecilnya.
"Loh pak" Gabby menatap Gavin terkejut, dia mengedarkan pandangan, ada beberapa karyawan yang menatap mereka diam-diam.
Gabby kembali menatap Gavin lalu beranjak dari kursinya, berdiri menunduk sopan pada Gavin.
"Maaf pak, ada keperluan apa?" Tanya Gabby sopan sembari bertanya tanya, ada apa gerangan atasannya ini ada disini.
"Kamu belum selesai?" Bukannya menjawab Gavin malah balik bertanya.
"Belum pak" Jawab Gabby ragu.
"Kamu pulang dengan saya, saya tunggu"
"Ehh!?"
"-ada apa ya pak, apa ada pekerjaan yang genting?"
"Tidak, saya tunggu di kursi depan"
"Eh pak t-tapi-"
Gavin melenggang tidak mendengarkan seruan Gabby, Gabby hanya bisa menggaruk belakang kupingnya bingung. Dia juga menatap ke sekitar, ada beberapa karyawan yang menatap dia, termasik Jina. Jina menatap Gabby menggoda. Dan Gabby hanya mengerutkan alisnya.
Gabby kembali menatap kearah Gavin yang memang sudah menunggu dia di kursi yang Gavin bilang tadi, dia dengan terburu-buru kembali mengerjakan pekerjaan nya agar Gavin tidak lama menunggunya.
Selama Gavin berada di lantai ruangan Gabby, beberapa karyawan yang berlalu lalang jadi sedikit canggung dan kaku karna atasannya berada di sini.
Hampir 30 menit akhirnya Gabby selesai, dia mengambil tasnya lalu melangkah menuju Gavin.
"Pak?"
"Sudah selesai?"
"Sudah pak"
"Yasudah ayo pulang"
"Eh tapi pak maaf ini ada apa ya?"
"Gaada apa apa, kamu pulang sama saya hari ini"
"Terus pacar bapak gimana?"
"Kamu kan pacar saya"
"Hah!?"
"Ayo pulang, sebelum semakin malam"
Tanpa di duga Gavin mengambil lengan Gabby dan memegangnya lembut, Gabby yang terkejut hanya bisa melongo. Dia menatap sekitar, bukan dia saja yang terkejut tapi juga karyawan lain yang melihatnya.
Gabby dengan gusar mencoba menarik lengannya, tapi Gavin tidak melepaskan lengan Gabby. Yang ada dia semakin mengeratkan genggamannya. Jadi Gabby hanya bisa menunduk malu juga bingung dengan tingkah Gavin.
Selama berjalan di dalam area kantor banyak sekali karyawan menatap mereka terkejut dan heran, bahkan ada beberapa orang yang berbisik membicarakan mereka.
Namun Gavin tidak menghiraukan hal itu, tetap berjalan tenang dengan tangan Gabby yang dia genggam.
Gavin menoleh pada Gabby yang masih menunduk, dia mengedarkan pandangan menatap karyawan yang menatap mereka. Gavin menatap tajam karyawan yang melihat kearah mereka, lalu kembali menatap Gabby. Dia mendekatkan bibirnya pada telinga Gabby.
"Jangan nunduk" Ucap Gavin pelan sembari memegang lembut dagu Gabby agar mendongak.
Pipi Gabby langsung mengeluarkan semburat merah, malu. Tapi bukan malu dalam artian salah tingkah.
Gabby hanya tersenyum sopan lalu kembali berjalan, yang otomatis Gavin mengikuti jalannya karna tautan tangan mereka masih terhubung.
Selama diperjalanpun Gabby hanya diam kaku, tangan nya pun tidak lepas dari genggaman Gavin. Dia menoleh pada Gavin, sembari menarik lengannya.
Gavin menoleh pada Gabby "kenapa?"
"Tolong lepas pak hehehe" Ucap Gabby sopan.
Namun bukannya melepaskan nya, Gavin malah mengeratkan genggamannya. Gabby yang tidak kunjung bisa melepaskan diri pun hanya bisa menghela nafas, dia menoleh pada jendela mobil menatap malas kendaraan yang berlalu.
"Sial ini bapak satu kenapa anjir, kalo bukan atasan dah gue maki dari tadi" Gumam Gabby pelan, sangat pelan.
"Kamu bilang apa Gabby?"
"Ah tidak pak, tidak ada" Gabby hanya tersenyum paksa.
Sesampainya di depan rumah Gabby, dengan tidak biasanya Gavin turun dari mobil. Dan saat Gavin hendak mengusap puncak kepala Gabby, Gabby reflek menjauh dari Gavin.
Gavin hanya tersenyum kecil melihat tingkah Gabby yang menurutnya menggemaskan. "Selamat beristirahat"
"E-eh i-iya pak, hati hati di jalan pak" Gabby tersenyum kaku, lalu melambaikan tangan pada Gavin.
Setelah mobil Gavin menghilang dari pandangannya dia langsung lari terbirit-birit ke dalam rumahnya.
"Astaga-gue kenapa, itu atasan gue kenapaaa. Siaaal" Gabby menggerutu sembari berlari menuju kamarnya. Orang rumah hanya menatap Gabby heran.
Gabby menutup pintu kamarnya kencang, naik ke atas tempat tidurnya dan menutup seluruh badannya dengan selimut.
"SHIBALLL!" Teriak Gabby.
"Kalo tuh si Gavin bukan atasan gue, udah gue cekik." Gumam Gabby pelan.
Gabby menghela nafas mencoba tenang, dia membenahi dirinya sendiri. Mencoba untuk tertidur.
To Be Continue
Chapter 31✧<22.00 - 15 juni 2023>
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
RomansaGabby adalah perempuan yang anti dengan namanya sebuah hubungan percintaan, bermesraan menjalin hubungan bertahun tahun tanpa adanya kepastian. Selama bertahun-tahun hidupnya tenang tanpa adanya hal itu, bahkan sampai sekarang Gabby tidak pernah me...